Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Keadilan yang dibicarakan dan
dituntut oleh Al-Quran amat beragam.
Tidak hanya pada proses
penetapan hokum.
Atau terhadap pihak yang
berselisih.
Tetapi
Al-Quran juga menuntut keadilan terhadap diri sendiri.
Ketika berucap, menulis, atau
bersikap batin.
Al-Quran surah Al-An’am (surah
ke-6) ayat 152.
Memerintahkan berbuat adil.
Meskipun terhadap kerabat
sendiri.
وَلَاتَقْرَبُوامَالَالْيَتِيمِإِلَّابِالَّتِيهِيَأَحْسَنُحَتَّىٰيَبْلُغَأَشُدَّهُ
ۖ وَأَوْفُواالْكَيْلَوَالْمِيزَانَبِالْقِسْطِ ۖ لَانُكَلِّفُنَفْسًاإِلَّاوُسْعَهَا
ۖ وَإِذَاقُلْتُمْفَاعْدِلُواوَلَوْكَانَذَاقُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِاللَّهِأَوْفُوا
ۚ ذَٰلِكُمْوَصَّاكُمْبِهِلَعَلَّكُمْتَذَكَّرُونَ
Dan
janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai dia dewasa, dan sempurnakan takaran dan timbangan
dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar
kesanggupannya, dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil meskipun
dia adalah kerabat (mu), dan penuhi janji Allah, yang demikian diperintahkan
Allah kepadamu agar kamu ingat.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah
ke-2) ayat 282.’
Menerangkan hendaknya penulis melakukan tugasnya dengan adil.
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواإِذَاتَدَايَنْتُمْبِدَيْنٍإِلَىٰأَجَلٍمُسَمًّىفَاكْتُبُوهُ
ۚ وَلْيَكْتُبْبَيْنَكُمْكَاتِبٌبِالْعَدْلِ ۚ وَلَايَأْبَكَاتِبٌأَنْيَكْتُبَكَمَاعَلَّمَهُاللَّهُ
ۚ فَلْيَكْتُبْوَلْيُمْلِلِالَّذِيعَلَيْهِالْحَقُّوَلْيَتَّقِاللَّهَرَبَّهُوَلَايَبْخَسْمِنْهُشَيْئًا
ۚ فَإِنْكَانَالَّذِيعَلَيْهِالْحَقُّسَفِيهًاأَوْضَعِيفًاأَوْلَايَسْتَطِيعُأَنْيُمِلَّهُوَفَلْيُمْلِلْوَلِيُّهُبِالْعَدْلِ
ۚ وَاسْتَشْهِدُواشَهِيدَيْنِمِنْرِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْلَمْيَكُونَارَجُلَيْنِفَرَجُلٌوَامْرَأَتَانِمِمَّنْتَرْضَوْنَمِنَالشُّهَدَاءِأَنْتَضِلَّإِحْدَاهُمَافَتُذَكِّرَإِحْدَاهُمَاالْأُخْرَىٰ
ۚ وَلَايَأْبَالشُّهَدَاءُإِذَامَادُعُوا ۚ وَلَاتَسْأَمُواأَنْتَكْتُبُوهُصَغِيرًاأَوْكَبِيرًاإِلَىٰأَجَلِهِ
ۚ ذَٰلِكُمْأَقْسَطُعِنْدَاللَّهِوَأَقْوَمُلِلشَّهَادَةِوَأَدْنَىٰأَلَّاتَرْتَابُوا
ۖ إِلَّاأَنْتَكُونَتِجَارَةًحَاضِرَةًتُدِيرُونَهَابَيْنَكُمْفَلَيْسَعَلَيْكُمْجُنَاحٌأَلَّاتَكْتُبُوهَا
ۗ وَأَشْهِدُواإِذَاتَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَايُضَارَّكَاتِبٌوَلَاشَهِيدٌ ۚ وَإِنْتَفْعَلُوافَإِنَّهُفُسُوقٌبِكُمْ
ۗ وَاتَّقُوااللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُاللَّهُ ۗ وَاللَّهُبِكُلِّشَيْءٍعَلِيمٌ
Hai
orang-orang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya, dan hendaklah seorang penulis di
antaramu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah dia menulis, dan
hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah dia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi
sedikit pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka
hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikan dengan dua orang
saksi dari orang-orang lelaki di antaramu). Jika tidak ada dua orang lelaki,
maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu ridai,
supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi
enggan (memberikan keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah
muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan
di antaramu, maka tidak ada dosa bagimu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan
persaksikan apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi saling mempersulit.
Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya itu adalah suatu kefasikan
pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Al-Quran surah Al-Hadid (surah
ke-57) ayat 25.
Menjelaskan bahwa kehadiran para
Rasul untuk menegakkan sistem keadilan.
لَقَدْأَرْسَلْنَارُسُلَنَابِالْبَيِّنَاتِوَأَنْزَلْنَامَعَهُمُالْكِتَابَوَالْمِيزَانَلِيَقُومَالنَّاسُبِالْقِسْطِ
ۖ وَأَنْزَلْنَاالْحَدِيدَفِيهِبَأْسٌشَدِيدٌوَمَنَافِعُلِلنَّاسِوَلِيَعْلَمَاللَّهُمَنْيَنْصُرُهُوَرُسُلَهُبِالْغَيْبِ
ۚ إِنَّاللَّهَقَوِيٌّعَزِيزٌ
Sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)
Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuat lagi Maha Perkasa.
Menurut Al-Quran bahwa
kepemimpinan bukan sekadar kontrak social.
Tetapi juga menjadi kontrak atau
perjanjian antara Allah dan pemimpin untuk menegakkan keadilan.
Al-Quran surah Ar-Rahman (surah
ke-55) ayat 7.
Menegaskan bahwa alam semesta ini
ditegakkan berdasar keadilan.
وَالسَّمَاءَرَفَعَهَاوَوَضَعَالْمِيزَانَ
Dan
Allah telah menegakkan langit dan Dia menetapkan mizan (neraca (keseimbangan).
Kesimpulannya.
Dalam Al-Quran dapat ditemukan
pembicaraan tentang keadilan.
Mulai dari tauhid, keyakinan hari
kiamat, kenabian, kepemimpinan, individu, dan masyarakat.
Keadilan adalah syarat utama terciptanya
kesempurnaan pribadi.
Standar kesejahteraan masyarakat.
Dan jalan terdekat menuju bahagia
akhirat.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment