Friday, September 18, 2020

5433. NABI MUHAMMAD DITEGUR ALLAH

 

NABI MUHAMMAD DITEGUR ALLAH

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM

 

1.    Dari penelusuran ayat Al-Quran ditemukan para nabi sebelum Nabi Muhammad diseru Allah dengan nama mereka.

2.    Misalnya:  Ya Adam, Ya Musa, Ya Isa, dan sebagainya.

3.    Tetapi terhadap Nabi Muhammad, Allah sering memanggil dengan kemuliaan.

4.    Seperti: “Yaayyuhan Nabi, Ya ayyuhar Rasul.

5.    Atau dengan panggilan mesra.

6.    Seperti: “Ya ayyuhal muddatstsir, atau “Ya ayyuhal muzzammil” (Wahai orang berselimut).

7.    Ada ayat menyebut namanya, tetapi langsung dibarengi gelar kehormatan.

8.    Perhatikan Al-Quran surah:

1)    Ali Imran (surah ke-3) ayat 144.

2)    Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 40.

3)    Al-Fath (surah ke-48) ayat 29.

4)    Al-Shaff (surah ke-61) ayat 6.

 

9.    Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 144.

 

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

 

      Muhammad tidak lain hanya seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

 

10. Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 40.

 

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

    

       Muhammad sekali-kali bukan bapak dari seorang laki-laki di antaramu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

11. Al-Quran surah Al-Fath (surah ke-48) ayat 29.

 

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

 

      Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.

      Demikian sifat mereka dalam Taurat dan sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. 

 

12. Al-Quran surah Al-Shaff (surah ke-61) ayat 6.

 

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ

 

      Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala rasul datang kepada mereka dengan membawa bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.

 

13. Dalam konteks ini dapat dipahami Al-Quran berpesan kepada umat Islam.

14. ”Janganlah kamu menjadikan panggilan kepada Rasul di antaramu, seperti panggilan sebagian kamu kepada yang lain”.

 

15. Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 63.

 

لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

 

      Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antaramu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antaramu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

 

16. Sikap Allah kepada Nabi Muhammad dibandingkan terhadap Nabi Musa.

17. Nabi Musa mohon agar Allah memberi dada lapan dan urusan mudah.

18. Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 25-26.

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي

 

      Berkata Musa:“Ya Tuhanku, lapangkan untukku dadaku, dan mudahkan urusanku”. Sedangkan Nabi Muhammad memperoleh anugerah kelapangan dada tanpa mengajukan permohonan.

 

19. Al-Quran surah Alam Nasyrah (surah ke-94) ayat 1.

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

      Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?

 

20. Biasanya orang diberi tanpa bermohon mestinya lebih dicintai dibanding orang yang mohon.

21. Padahal permohonannya belum tentu dikabulkan.

22. Al-Quran surah Al-A’la (surah ke-87) ayat 8 Nabi Muhammad akan diberi jalan mudah.

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ

      Dan Kami akan memberimu taufik kepada jalan yang mudah.

 

 

23. Hal ini bukan berarti Nabi Muhammad dimanja oleh Allah.

24. Sehingga beliau tidak akan ditegur jika melakukan hal kurang wajar sebagai manusia pilihan.

25. Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 43 Allah menegur Nabi Muhammad ketika mengizinkan orang munafik tidak ikut perang.

 

عَفَا اللَّهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنْتَ لَهُمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ

      Semoga Allah memaafkanmu, mengapa kamu memberikan izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?

 

26. Allah mendahulukan memaafkan Nabi, baru disebut “salahnya”.

27. Teguran keras dari Allah kepada Nabi Muhammad terhadap ucapan mengesankan beliau tahu pasti orang diampuni, akan disiksa, dan ketika Nabi merasa dapat menetapkan orang yang disiksa.

 

28. Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 128.

 

لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ

     

     Tidak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka atau Allah menerima tobat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.

 

29. Allah menegur dalam surat Abasa (surah ke-80) ayat 1-2.

30. Ketika Nabi Muhammad enggan melayani orang buta yang minta belajar.

31. Pada saat Nabi melakukan pembicaraan dengan para tokoh musyrik Mekah.

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ

 

      Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya.

 

32. Teguran ini dikemukakan dalam rangkaian 10 ayat.

33. Yang diakhiri, “Sekali-kali jangan (demikian), sesungguhnya ajaran Allah adalah suatu peringatan”.

34. Al-Quran surah Abasa (surah ke-80) ayat 11.

كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ

      Sekali-kali jangan (demikian), sesungguhnya ajaran Tuhan adalah suatu peringatan.

 

35. Nabi berpaling sekadar bermuka masam ketika seseorang mengganggu  pembicaraan serius saat rapat para pejabat.

36.  Hakikatnya sudah wajar dikerjakan oleh manusia biasa.

37. Tetapi karena Nabi Muhammad manusia pilihan.

38. Maka sikap itu dinilai kurang tepat.

39. Dalam Al-Quran disebut “zanb” (dosa).

40. Uraian tentang Nabi Muhammad sangat panjang.

41. Yang bisa diperoleh tersirat dan tersurat dalam Al-Quran, serta dari sunah, riwayat, dan pandangan para pakar yang tidak mungkin dapat dijangkau seluruhnya.

42. Kesimpulannya: Nabi Muhammad adalah sebaik-baik manusia makhluk Allah dibanding seluruh makhluk Allah”.

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment