SETELAH KHATAM AL-QURAN AGAR KHATAM SIRAH NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah.
Dan menata hubungannya dengan golongan “non-Islam”.
Tujuannya mewujudkan keamanan, kesejahteraan, dan
keharmonisan masyarakat Madinah.
Pada abad ke-7 Masehi ada 3 kabilah kaum Yahudi tinggal di Madinah.
Yaitu Bani Qainuqa, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah.
Nabi setuju perjanjian “Piagam Madinah” dengan kaum
Yahudi Madinah.
Yang berisi kesepakatan perdamaian antara kaum Muslim
dengan kaum Yahudi.
Dan untuk melawan semua musuh dari luar Madinah.
Kaum Yahudi di Madinah punya dendam, iri, dan dengki terhadap kerukunan umat
Islam.
Kaum Yahudi Madinah tidak ahli berperang.
Tetapi ahli dalam tipu muslihat dan konspirasi.
Meskipun perjanjian disepakati kaum Yahudi dengan Rasulullah.
Ternyata kaum Yahudi selalu berusaha menipu dan
mengadu domba sesama umat Islam dengan segala cara.
PERANG BANI QAINUQA
Syas bin Qais seorang pemimpin Yahudi mengadu domba para sahabat Ansor.
Yang berasal dari kaum Aus dengan kaum Khazraj.
Dengan mengungkit-ungkit permusuhan mereka pada
zaman lampau.
Hampir terjadi perang sesama Islam dalam kaum Ansar.
Yaitu antara kaum Aus dengan kaum Khazraj karena
dihasut oleh kaum Yahudi.
Tetapi rasulullah berhasil merukunkan kembali.
Mereka berangkulan sambil menangis saling memaafkan.
Kaum Yahudi tahu pasukan Islam menang Perang Badar.
Kaum Yahudi Madinah makin segan dan takut.
Sekaligus tambah benci dan dendam kepada Nabi
Muhammad.
Kaab bin Arsyaf tokoh Yahudi Bani Qainuqa.
Seperti umumnya kaum Yahudi bekerja sebagai perajin
perhiasan, pandai besi, dan pembuat berbagai perkakas.
Kaum yahudi punya 700 prajurit perang.
Sehingga mulai berani melanggar perjanjian dengan rasulullah.
Kaum Yahudi Bani Qainuqa mengolok-olok dan mengganggu
wanita Muslimah yang mengunjungi pasar mereka.
Rasulullah mengumpulkan kaum Yahudi Bani Qainuqa
untuk mengingatkan perjanjian yang telah disepakati.
Antara kaum Yahudi dengan kaum Muslim.
Tetapi nasihat Nabi tidak digubris oleh kaum Yahudi.
Seorang wanitah Muslimah yang mengunjungi pasar Bani Qainuqa dipermalukan para
pemuda kaum Yahudi.
Dengan mengikat ujung bajunya pada sebuah tiang.
Saat wanita itu bangkit terlepas bajunya dan terlihat
auratnya.
Dan para pemuda Yahudi menertawakannya.
Pemuda Muslim di sekitar lokasi melompat.
Dan membunuh pemuda Yahudi yang menggangu wanita
muslimah itu.
Lalu para pemuda Yahudi mengikat pemuda Muslim
itu dan membunuhnya.
Rasulullah membawa pasukan Islam mengepung benteng Bani Qainuqa selama 15 hari.
Akhirnya kaum Yahudi menyerah.
Tiba-tiba muncul Abdullah bin Ubay (tokoh munafik)
dari suku Khazraj datang menjumpai Nabi.
Sejak dahulu Bani Khazarj dan kaum Yahudi Bani Qainuqa bersahabat.
Abdullah bin Ubay si tokoh munafik membela kaum
Yahudi.
Akhirnya Nabi memaafkan kaum Yahudi Bani Qainuqa.
Dan hanya mengusirnya keluar dari Madinah.
PERANG BANI NADHIR
Setelah peristiwa Bani Qainuqa dan pembunuhan Kaab bin Asyraf yang kaya raya.
Kaum Yahudi hidup dalam ketakutan.
Sehingga mereka tiarap dan berdiam diri.
Tetapi setelah Perang Uhud yang “dimenangkan” oleh
kaum Quraisy Mekah.
Kaum Yahudi mulai berani memperlihatkan permusuhan
dengan umat Islam.
Dan bersahabat dengan kaum Quraisy Mekah.
Bahkan kaum Yahudi berencana membunuh Rasulullah.
Rasulullah dan beberapa sahabat menunggu di depan rumah milik Yahudi.
Amru bin Jahsy mengangkat sebuah lesung gilingan
gandum.
Yang akan dilemparkan dari atas rumah mengenai kepala
Nabi dan para sahabat.
Malaikat Jibril memberitahu Nabi tentang rencana jahat itu.
Dengan cepat Rasulullah beranjak pergi meninggalkan
rumah itu.
Nabi selamat dari rencana pembunuhan keji.
Kemudian Nabi mengusir kaum Yahudi Bani Nadhir agar keluar dari Madinah.
Abdullah bin Ubay (tokoh munafik) kaum Ansar dan
kepala suku Bani Khazraj.
Membela kaum Yahudi Bani Nadir agar melawan Nabi dan
umat Islam.
Rasulullah membawa pasukan Islam memerangi Bani
Nadhir.
Yang membawa bendera kaum Muslim adalah Ali bin Abi
Thalib.
Pasukan Islam mengepung benteng Bani Nadhir selama 6
hari (atau 15 hari).
Akhirnya kaum Yahudi Bani Nadhir menyerah.
Kaum Yahudi Bani Nadhir yang mengkhianati perjanjian Piagam Madinah diusir
keluar dari Madinah.
Mereka pindah ke Khaibar dengan membawa keluarganya.
Dan harta kekayaan yang diangkut dengan 900 ekor
unta, tanpa membawa senjata.
PERANG BANI QURAIZHAH
Kaum Yahudi Bani Nadhir yang melanggar perjanjian “Piagam Madinah” dan telah
diusir oleh Nabi keluar dari Madinah.
Berhasil mengumpulkan pasukan sebanyak 10.000 orang.
Untuk mengepung Madinah dengan penduduk 3.000 orang
dalam Perang Parit.
Umat Islam hampir punah.
Karena 10.000 pasukan musyrik mengepung 3.000 umat
Islam di Madinah dalam Perang Khandaq (Perang Parit).
Pengepungan berlangsung lebih dari sebulan.
Alhamdulillah umat Islam berhasil selamat.
Salah satunya karena adanya parit yang panjang,
dalam, dan lebar.
Sehingga musuh tidak dapat masuk Madinah.
Atas usulan Salman Al-Farisi dari Persia.
Setelah 10.000 pasukan musuh kembali ke daerahnya masing-masing.
Nabi menghukum kaum Yahudi Bani Quraizhah yang
berkhianat dalam Perang Parit.
Dengan membatalkan perjanjian sepihak dan
memberontak dari belakang.
Ketika Nabi melawan 10.000 pasukan dari depan.
Sungguh sangat membahayakan, hampir saja umat Islam
habis dari muka bumi.
Nabi membawa 3.000 pasukan Islam untuk mengepung benteng Bani Quraizhah selama
25 hari.
Akhirnya Bani Quraizah menyerah.
Saad bin Muadz, kepala suku Bani Aus, dari kaum Ansar
sebagai hakim.
Memutuskan semua pasukan Bani Quraizhah dihukum
bunuh.
Demikianl, beberapa kisah tentang pengkhianatan kaum Yahudi pada zaman Nabi
Muhammad masih hidup.
Sebaiknya semua umat Islam membaca sendiri minimal
sekali dalam hidupnya.
Tentang “Sirah Nabawi” agar lebih memahami sejarah
hidup Nabi Muhammad.
Untuk diteladani agar tidak mudah ditipu musuh Islam.
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar.
Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit
Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.
5. Hisyam, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.

0 comments:
Post a Comment