Monday, May 10, 2021

9531. ROKOK PENYEBAB UMAT ISLAM MISKIN

 


ROKOK PENYEBAB UMAT ISLAM MISKIN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

PARA PEROKOK YG BIKIN BANGKRUT UMMAT ISLAM

 

 

Khotbah Simple tapi Mengena !

 

Khotbah Jumat kemarin di MRPI simple, tapi sangat mengena.

 

 

Khatibnya Prof. Dr. H. Yunasril M.A. dosen UIN Syarif Hidayatullah.

 

 

Menurut beliau, ada satu hal yg kita tidak boleh lupa.

 

 

SELAMA UMAT ISLAM MASIH MEROKOK.

 

 

maka SELAMANYA Ekonomi Umat terserap dengan mudah ke para CUKONG ROKOK.

 

 

 

Ilustrasinya begini.

 

Jumlah rokok yg terjual setiap hari di Indonesia mencapai 90 juta bungkus.

 

 

Yakinlah kita setidaknya 80%  pembelinya umat Islam.

 

 

Jika 1 bungkus rokok harganya Rp 10.000.

 

 

Kenyataannya harga sebungkus rokok sekitar Rp20.000.-/bgks.

 

 

Maka setiap hari Rp900 miliar uang masuk kantong para pemilik industri tembakau.

 

 

 

Jika 1 hari Rp 900 miliar terbakar.

 

 

Maka dalam 4 hari jumlahnya Rp 3,6 triliun rupiah.

 

 

Bandingkan dengan total jumlah WAZIS yg terkumpul dari semua LAZIS.

 

 

Tahun 2016 di seluruh Indonesia yg 'hanya' Rp 3,7 triliun.

 

 

Artinya jumlah ZIS yg dikumpulkan dengan susah payah 1 tahun penuh.

 

 

 Besarnya sama dengan uang yg 'dibakar' lewat rokok.

 

 

Selama 5 hari saja!!

 

 

Ini perbandingan sangat mencengangkan!!

 

 

Jika umat Islam kompak sadar berhenti merokok selama 1 minggu saja.

 

 

Maka uang rokok itu disisihkan utk dana pemberdayaan umat.

 

 

Bagaimana jika umat Islam berhenti merokok total.

 

Dan uang rokok kompak disisihkan utk dana pemberdayaan ekonomi umat?

 

 

Yakinlah insya Allah umat Islam akan maju.

 

 

Siapa saat ini yang mayoritas menguasai industri rokok dari hulu hingga hilir?

 

 

Tentu kita tahu jawabannya.

 

 

Mereka 40-50 tahun lalu disebut sebagai tauke atau cukong.

 

 

Dengan kepemilikan 1 gudang tembakau dan 1 pabrik rokok.

 

 

Sekarang ini, anak-cucu mereka bukan lagi sekedar cukong atau tauke.

 

 

Tetapi mereka sekarang disebut taipan atau konglomerat.

 

 

Cek saja, dari data Majalah Forbes.

 

 

Berapa yg masuk 50 besar orang terkaya di Indonesia atau bahkan Asia? 

 

 

Mereka jadi besar karena rokok yg dibeli puluhan juta umat Islam.

 

 

Sekarang mereka bilang sebagai taipan, mereka besar bukan dari rokok saja.

 

 

Sekarang mereka punya pertambangan besar.

 

 

Real estate/properti raksasa.

 

 

Hingga perkebunan sangat luas.

Padahal semua itu modalnyahasil industri tembakau juga.

 

 

Sampai sekarang industri tembakau jadi pemasukan utama mereka.

 

 

Selama umat tetap merokok.

 

 

Mereka akan terus semakin kaya!

Lihatlah, buruh tembakau adalah buruh yg -maaf- hidup mengenaskan.

 

 

Mereka miskin di bawah kaki para taipan yg luar biasa kaya.

 

 

Siapa para buruh tembakau ini?

 

 

Mayoritas umat Islam juga.

Padahal bos-bos mereka kaya raya dari hasil jual rokok yg dibeli umat Islam.

 

 

Para pecandu rokok sulit percaya bahwa rokok itu beracun.

 

 

Dan bisa membunuh penghisapnya pelan2.

 

 

Jika ada makanan atau minuman pada kemasannya ditulis 'Beracun dan Membunuh'.

 

 

Maka orang tak berani beli dan memakannya.

 

 

Anehnya, meskipun kemasan rokok sudah ditulis demikian.

 

Tetap saja orang beli dan menghisapnya tanpa ragu.

 

 

Jadi umat Islam harus berhenti merokok SEKARANG JUGA!

 

 

Alasannya bukan karena kesehatan/

 

Tapi alasan pemberdayaan ekonomi umat!!

Jika alasan kesehatan, para perokok sudah tak percaya.

 

 

Meskipun sudah dibilang.

 

 

Para taipan dan cukong itu tidak mau menghisap rokok yg mereka jual.

 

 

 

Alasan PEMBERDAYAAN UMAT saat ini jauh lebih relevan utk berhenti merokok.

 

 

Berhentilah merokok sekarang juga.

 

 

Sisihkan uang rokok secara berjamaah utk membangun ekonomi umat.

 

 

Ekonomi umat harus dibangun secara bersyarikat.

 

 

Seperti Syarikat Dagang Islam (SDI) yang dibangun H. Samanhudi di Surakarta tahun 1911.

 

 

Jadi sudah lebih dari 100 tahun lalu.

 

 

Tokoh umat Islam mempelopori pemberdayaan umat secara bersyarikat atau berjamaah.

 

 

Tidak bisa ekonomi dibangun sendiri-sendiri.

 

 

Umat Islam tinggal mencontoh dan melanjutkan apa yang sudah pernah dilakukan oleh SDI H. Samanhudi di masa lalu.

Khotbah Jumat Prof. Dr. H. Yunasril Ali, M.A. di Masjid Raya Pondok Indah.

 

"Mari ajak Berhenti Merokok"

Semoga Bermanfaat

 

(Sumber: suara.com)

 

 

0 comments:

Post a Comment