Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, April 19, 2018

784. NABI

BANGUNAN FISIK MASJID NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjid Nabawi di Madinah?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa, sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”   
      Para ulama berbeda pendapat tentang masjid yang dibangun  berdasarkan takwa, ada yang berpendapat  Masjid Quba atau Masjid Nabawi Madinah atau keduanya adalah masjid dibangun berdasarkan takwa.
      Nabi Muhammad bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

      “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama seribu kali dibandingkan dengan salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram di Mekah.”
     Nabi Muhammad bersabda,

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

       “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”

      Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa melakukan salat fardu di Masjid Nabawi sebanyak empat puluh kali tanpa luput, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dari kemunafikan.”
     Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dengan para sahabat pada tahun 622 Masehi, setelah kedatangan beliau di kota Madinah dengan  menunggang seekor unta bernama Qaswa yang berhenti di tanah milik Sahal dan Suhail yang sekarang dijadikan lokasi Masjid Nabawi.
     Awalnya, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter, Nabi Muhammad turut terlibat langsung membangun dengan tangan beliau sendiri bersama para sahabat.
     Tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata bercampur lumpur sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
      Selama sembilan tahun pertama, Masjid Nabawi tanpa penerangan di malam hari, ketika waktu salat Isya diberi sedikit penerangan dengan membakar jerami. Rumah Nabi Muhammad dengan istri beliau dibangun menempel pada salah satu sisi Masjid Nabawi.
      Sebagian teras Masjid Nabawi ditempati tidur oleh para ahli sufah yaitu para fakir miskin dan para perantau yang masuk Islam menuntut ilmu langsung kepada Nabi Muhammad, tetapi tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah.
      Sekarang bangunan fisik Masjid Nabawi menempati lahan seluas 235.000 meter persegi, mampu menampung jamaah salat sebanyak 600.000 orang, sedangkan pada musim haji “dipaksa” menerima jamaah sejuta orang.
      Bangunan Masjid Nabawi bertingkat dua, mempunyai 10 menara dengan tinggi 105 meter dan di atas makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diberi tanda kubah besar berwarna hijau.
      Bangunan Masjid Nabawi menghadap ke selatan ke arah Kakbah di Mekah, karena Mekah terletak di selatan Madinah, posisi bangunan tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab berada di sebelah timur di sisi depan kiri Masjid Nabawi.
      Masjid Nabawi dilengkapi pendingin udara dalam seluruh ruangannya, sehingga udara selalu sejuk dan dilengkapi kubah sebanyak 27 buah yang dapat digeser secara elektronik untuk membuka dan menutup atap sesuai keperluan.     
      Di sekeliling halaman Masjid Nabawi dipasang payung kanopi sebanyak 105 buah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik sesuai dengan kondisi cuaca dan beberapa bangunan untuk turun ke tempat wudu, toilet, dan lokasi parkir kendaraan yang berada di lantai bawah bangunan Masjid Nabawi dengan eskalator (tangga berjalan).
      Lantai Masjid Nabawi dipasang keramik yang selalu dingin dalam segala cuaca dan disiapkan banyak galon berisi air zam-zam dengan gelas plastik sekali pakai di beberapa sudut, sehingga para jamaah mudah untuk meminumnya.
      Kitab Al-Quran dalam beberapa ukuran banyak disiapkan dalam rak-rak di setiap penjuru dan di sekitar tiang Masjid Nabawi, sehingga para jamaah gampang untuk mengambil dan meletakkannya kembali di tempat semula.
      Masjid Nabawi tidak terbuka untuk para jamaah selama 24 jam seperti Masjidil Haram Mekah, tetapi hanya dibuka ketika akan tiba salat lima waktu, sehingga para jamaah sering berebut mencari tempat terdepan sewaktu masjid dibuka.
      Pintu masuk Masjid Nabawi dan tempat salat para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita dipisahkan, sehingga para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita terpisah dan tidak bercampur. 
      Waktu berkunjung untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diatur secara bergiliran antara para jamaah laki-laki dengan para jamaah wanita sehingga tidak saling bercampur.
     Semua tiang dan interior Masjid Nabawi diberi warna indah dengan lampu-lampu  yang terang dan “sound system” yang sangat bagus, sehingga para jamaah dapat mendengarkan bacaan imam dengan jernih.
      Para jamaah dapat naik tangga ke lantai dua Masjid Nabawi untuk melihat dari dekat ketika 27 buah kubah besar digeser untuk membuka dan menutup sesuai keperluan dan kondisi cuaca.

, Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

784. NABI

BANGUNAN FISIK MASJID NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjid Nabawi di Madinah?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa, sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”   
      Para ulama berbeda pendapat tentang masjid yang dibangun  berdasarkan takwa, ada yang berpendapat  Masjid Quba atau Masjid Nabawi Madinah atau keduanya adalah masjid dibangun berdasarkan takwa.
      Nabi Muhammad bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

      “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama seribu kali dibandingkan dengan salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram di Mekah.”
     Nabi Muhammad bersabda,

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

       “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”

      Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa melakukan salat fardu di Masjid Nabawi sebanyak empat puluh kali tanpa luput, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dari kemunafikan.”
     Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dengan para sahabat pada tahun 622 Masehi, setelah kedatangan beliau di kota Madinah dengan  menunggang seekor unta bernama Qaswa yang berhenti di tanah milik Sahal dan Suhail yang sekarang dijadikan lokasi Masjid Nabawi.
     Awalnya, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter, Nabi Muhammad turut terlibat langsung membangun dengan tangan beliau sendiri bersama para sahabat.
     Tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata bercampur lumpur sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
      Selama sembilan tahun pertama, Masjid Nabawi tanpa penerangan di malam hari, ketika waktu salat Isya diberi sedikit penerangan dengan membakar jerami. Rumah Nabi Muhammad dengan istri beliau dibangun menempel pada salah satu sisi Masjid Nabawi.
      Sebagian teras Masjid Nabawi ditempati tidur oleh para ahli sufah yaitu para fakir miskin dan para perantau yang masuk Islam menuntut ilmu langsung kepada Nabi Muhammad, tetapi tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah.
      Sekarang bangunan fisik Masjid Nabawi menempati lahan seluas 235.000 meter persegi, mampu menampung jamaah salat sebanyak 600.000 orang, sedangkan pada musim haji “dipaksa” menerima jamaah sejuta orang.
      Bangunan Masjid Nabawi bertingkat dua, mempunyai 10 menara dengan tinggi 105 meter dan di atas makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diberi tanda kubah besar berwarna hijau.
      Bangunan Masjid Nabawi menghadap ke selatan ke arah Kakbah di Mekah, karena Mekah terletak di selatan Madinah, posisi bangunan tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab berada di sebelah timur di sisi depan kiri Masjid Nabawi.
      Masjid Nabawi dilengkapi pendingin udara dalam seluruh ruangannya, sehingga udara selalu sejuk dan dilengkapi kubah sebanyak 27 buah yang dapat digeser secara elektronik untuk membuka dan menutup atap sesuai keperluan.     
      Di sekeliling halaman Masjid Nabawi dipasang payung kanopi sebanyak 105 buah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik sesuai dengan kondisi cuaca dan beberapa bangunan untuk turun ke tempat wudu, toilet, dan lokasi parkir kendaraan yang berada di lantai bawah bangunan Masjid Nabawi dengan eskalator (tangga berjalan).
      Lantai Masjid Nabawi dipasang keramik yang selalu dingin dalam segala cuaca dan disiapkan banyak galon berisi air zam-zam dengan gelas plastik sekali pakai di beberapa sudut, sehingga para jamaah mudah untuk meminumnya.
      Kitab Al-Quran dalam beberapa ukuran banyak disiapkan dalam rak-rak di setiap penjuru dan di sekitar tiang Masjid Nabawi, sehingga para jamaah gampang untuk mengambil dan meletakkannya kembali di tempat semula.
      Masjid Nabawi tidak terbuka untuk para jamaah selama 24 jam seperti Masjidil Haram Mekah, tetapi hanya dibuka ketika akan tiba salat lima waktu, sehingga para jamaah sering berebut mencari tempat terdepan sewaktu masjid dibuka.
      Pintu masuk Masjid Nabawi dan tempat salat para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita dipisahkan, sehingga para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita terpisah dan tidak bercampur. 
      Waktu berkunjung untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diatur secara bergiliran antara para jamaah laki-laki dengan para jamaah wanita sehingga tidak saling bercampur.
     Semua tiang dan interior Masjid Nabawi diberi warna indah dengan lampu-lampu  yang terang dan “sound system” yang sangat bagus, sehingga para jamaah dapat mendengarkan bacaan imam dengan jernih.
      Para jamaah dapat naik tangga ke lantai dua Masjid Nabawi untuk melihat dari dekat ketika 27 buah kubah besar digeser untuk membuka dan menutup sesuai keperluan dan kondisi cuaca.

, Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

784. NABI

BANGUNAN FISIK MASJID NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjid Nabawi di Madinah?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa, sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”   
      Para ulama berbeda pendapat tentang masjid yang dibangun  berdasarkan takwa, ada yang berpendapat  Masjid Quba atau Masjid Nabawi Madinah atau keduanya adalah masjid dibangun berdasarkan takwa.
      Nabi Muhammad bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

      “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama seribu kali dibandingkan dengan salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram di Mekah.”
     Nabi Muhammad bersabda,

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

       “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”

      Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa melakukan salat fardu di Masjid Nabawi sebanyak empat puluh kali tanpa luput, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dari kemunafikan.”
     Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dengan para sahabat pada tahun 622 Masehi, setelah kedatangan beliau di kota Madinah dengan  menunggang seekor unta bernama Qaswa yang berhenti di tanah milik Sahal dan Suhail yang sekarang dijadikan lokasi Masjid Nabawi.
     Awalnya, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter, Nabi Muhammad turut terlibat langsung membangun dengan tangan beliau sendiri bersama para sahabat.
     Tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata bercampur lumpur sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
      Selama sembilan tahun pertama, Masjid Nabawi tanpa penerangan di malam hari, ketika waktu salat Isya diberi sedikit penerangan dengan membakar jerami. Rumah Nabi Muhammad dengan istri beliau dibangun menempel pada salah satu sisi Masjid Nabawi.
      Sebagian teras Masjid Nabawi ditempati tidur oleh para ahli sufah yaitu para fakir miskin dan para perantau yang masuk Islam menuntut ilmu langsung kepada Nabi Muhammad, tetapi tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah.
      Sekarang bangunan fisik Masjid Nabawi menempati lahan seluas 235.000 meter persegi, mampu menampung jamaah salat sebanyak 600.000 orang, sedangkan pada musim haji “dipaksa” menerima jamaah sejuta orang.
      Bangunan Masjid Nabawi bertingkat dua, mempunyai 10 menara dengan tinggi 105 meter dan di atas makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diberi tanda kubah besar berwarna hijau.
      Bangunan Masjid Nabawi menghadap ke selatan ke arah Kakbah di Mekah, karena Mekah terletak di selatan Madinah, posisi bangunan tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab berada di sebelah timur di sisi depan kiri Masjid Nabawi.
      Masjid Nabawi dilengkapi pendingin udara dalam seluruh ruangannya, sehingga udara selalu sejuk dan dilengkapi kubah sebanyak 27 buah yang dapat digeser secara elektronik untuk membuka dan menutup atap sesuai keperluan.     
      Di sekeliling halaman Masjid Nabawi dipasang payung kanopi sebanyak 105 buah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik sesuai dengan kondisi cuaca dan beberapa bangunan untuk turun ke tempat wudu, toilet, dan lokasi parkir kendaraan yang berada di lantai bawah bangunan Masjid Nabawi dengan eskalator (tangga berjalan).
      Lantai Masjid Nabawi dipasang keramik yang selalu dingin dalam segala cuaca dan disiapkan banyak galon berisi air zam-zam dengan gelas plastik sekali pakai di beberapa sudut, sehingga para jamaah mudah untuk meminumnya.
      Kitab Al-Quran dalam beberapa ukuran banyak disiapkan dalam rak-rak di setiap penjuru dan di sekitar tiang Masjid Nabawi, sehingga para jamaah gampang untuk mengambil dan meletakkannya kembali di tempat semula.
      Masjid Nabawi tidak terbuka untuk para jamaah selama 24 jam seperti Masjidil Haram Mekah, tetapi hanya dibuka ketika akan tiba salat lima waktu, sehingga para jamaah sering berebut mencari tempat terdepan sewaktu masjid dibuka.
      Pintu masuk Masjid Nabawi dan tempat salat para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita dipisahkan, sehingga para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita terpisah dan tidak bercampur. 
      Waktu berkunjung untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diatur secara bergiliran antara para jamaah laki-laki dengan para jamaah wanita sehingga tidak saling bercampur.
     Semua tiang dan interior Masjid Nabawi diberi warna indah dengan lampu-lampu  yang terang dan “sound system” yang sangat bagus, sehingga para jamaah dapat mendengarkan bacaan imam dengan jernih.
      Para jamaah dapat naik tangga ke lantai dua Masjid Nabawi untuk melihat dari dekat ketika 27 buah kubah besar digeser untuk membuka dan menutup sesuai keperluan dan kondisi cuaca.

, Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

784. NABI

BANGUNAN FISIK MASJID NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjid Nabawi di Madinah?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa, sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”   
      Para ulama berbeda pendapat tentang masjid yang dibangun  berdasarkan takwa, ada yang berpendapat  Masjid Quba atau Masjid Nabawi Madinah atau keduanya adalah masjid dibangun berdasarkan takwa.
      Nabi Muhammad bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

      “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama seribu kali dibandingkan dengan salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram di Mekah.”
     Nabi Muhammad bersabda,

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

       “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”

      Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa melakukan salat fardu di Masjid Nabawi sebanyak empat puluh kali tanpa luput, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dari kemunafikan.”
     Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dengan para sahabat pada tahun 622 Masehi, setelah kedatangan beliau di kota Madinah dengan  menunggang seekor unta bernama Qaswa yang berhenti di tanah milik Sahal dan Suhail yang sekarang dijadikan lokasi Masjid Nabawi.
     Awalnya, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter, Nabi Muhammad turut terlibat langsung membangun dengan tangan beliau sendiri bersama para sahabat.
     Tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata bercampur lumpur sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
      Selama sembilan tahun pertama, Masjid Nabawi tanpa penerangan di malam hari, ketika waktu salat Isya diberi sedikit penerangan dengan membakar jerami. Rumah Nabi Muhammad dengan istri beliau dibangun menempel pada salah satu sisi Masjid Nabawi.
      Sebagian teras Masjid Nabawi ditempati tidur oleh para ahli sufah yaitu para fakir miskin dan para perantau yang masuk Islam menuntut ilmu langsung kepada Nabi Muhammad, tetapi tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah.
      Sekarang bangunan fisik Masjid Nabawi menempati lahan seluas 235.000 meter persegi, mampu menampung jamaah salat sebanyak 600.000 orang, sedangkan pada musim haji “dipaksa” menerima jamaah sejuta orang.
      Bangunan Masjid Nabawi bertingkat dua, mempunyai 10 menara dengan tinggi 105 meter dan di atas makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diberi tanda kubah besar berwarna hijau.
      Bangunan Masjid Nabawi menghadap ke selatan ke arah Kakbah di Mekah, karena Mekah terletak di selatan Madinah, posisi bangunan tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab berada di sebelah timur di sisi depan kiri Masjid Nabawi.
      Masjid Nabawi dilengkapi pendingin udara dalam seluruh ruangannya, sehingga udara selalu sejuk dan dilengkapi kubah sebanyak 27 buah yang dapat digeser secara elektronik untuk membuka dan menutup atap sesuai keperluan.     
      Di sekeliling halaman Masjid Nabawi dipasang payung kanopi sebanyak 105 buah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik sesuai dengan kondisi cuaca dan beberapa bangunan untuk turun ke tempat wudu, toilet, dan lokasi parkir kendaraan yang berada di lantai bawah bangunan Masjid Nabawi dengan eskalator (tangga berjalan).
      Lantai Masjid Nabawi dipasang keramik yang selalu dingin dalam segala cuaca dan disiapkan banyak galon berisi air zam-zam dengan gelas plastik sekali pakai di beberapa sudut, sehingga para jamaah mudah untuk meminumnya.
      Kitab Al-Quran dalam beberapa ukuran banyak disiapkan dalam rak-rak di setiap penjuru dan di sekitar tiang Masjid Nabawi, sehingga para jamaah gampang untuk mengambil dan meletakkannya kembali di tempat semula.
      Masjid Nabawi tidak terbuka untuk para jamaah selama 24 jam seperti Masjidil Haram Mekah, tetapi hanya dibuka ketika akan tiba salat lima waktu, sehingga para jamaah sering berebut mencari tempat terdepan sewaktu masjid dibuka.
      Pintu masuk Masjid Nabawi dan tempat salat para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita dipisahkan, sehingga para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita terpisah dan tidak bercampur. 
      Waktu berkunjung untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diatur secara bergiliran antara para jamaah laki-laki dengan para jamaah wanita sehingga tidak saling bercampur.
     Semua tiang dan interior Masjid Nabawi diberi warna indah dengan lampu-lampu  yang terang dan “sound system” yang sangat bagus, sehingga para jamaah dapat mendengarkan bacaan imam dengan jernih.
      Para jamaah dapat naik tangga ke lantai dua Masjid Nabawi untuk melihat dari dekat ketika 27 buah kubah besar digeser untuk membuka dan menutup sesuai keperluan dan kondisi cuaca.

, Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

Wednesday, April 18, 2018

783. FISIK

BANGUNAN FISIK MASJIDIL HARAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjidil Haram di Mekah?” Berikut ini penjelasannya

     
      Nabi Muhammad bersabda,”Tidak ada bumi yang lebih baik dan lebih aku sukai daripada Mekah, seandainya kaumku tidak mengusirku, maka aku akan tinggal selamanya di Mekah.”
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 144.

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

      “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
      Masjidil Haram adalah sebuah masjid terbesar di dunia  yang berada di pusat kota Mekah. Masjidil Haram adalah tujuan utama bagi umat Islam dari seluruh dunia yang melaksanakan ibadah haji dan umrah. 
      Masjidil Haram dibangun mengelilingi Kakbah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dari seluruh dunia ketika mengerjakan ibadah salat yang berpahala 100.000 kali dibandingkan dengan salat di masjid lain, selain salat di Masjid Nabawi Madinah yang berpahala 1.000 kali dibandingkan salat di masjid yang lain.
      Bangunan Masjidil Haram berlantai tiga yang memiliki 9 menara yang berada di dataran rendah Batha’ di Mekah dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan air laut.
      Sebanyak 8 menara Masjidil Haram berada di pintu masuk utama dengan posisi berpasangan yang 1 menara di sisi kiri dan 1 menara di sisi kanan, sedangkan yang hanya 1 menara terletak di bukit Safa, tempat memulai perjalanan sai.
      Masjidil Haram mempunyai 129 pintu untuk memasuki Masjidil Haram, terdapat 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang terbuka selama 24 jam sehari semalam, masing-masing pintu memiliki sebuah nama dan nomor pintu, misalnya pintu bernama Babus Salam, Shafa, Darul Arqam, Ali, Abbas, Nabi, Bani Syaibah, dan lain-lain.
     Terdapat sebuah pintu yang sangat populer dan paling utama yang biasanya para jamaah sering menginginkan memasuki lewat pintu tersebut, yaitu pintu Babus Salam. Jamaah yang masuk Masjidil Haram melewati pintu Babus Salam akan dapat langsung melihat Kakbah, Hajar Aswad, Makam Ibrahim, dan Hijir Ismail.
     Semua pintu dalam Masjidil Haram dilengkapi dengan lampu petunjuk berwarna merah dan hijau. Jika lampu hijau menyala, berarti di dalam masjid masih terdapat tempat yang kosong, tetapi jika lampu merah menyala, berarti tak ada tempat lagi di dalam masjid.
    Masjidil Haram juga menyediakan 50 pintu yang dikhususkan bagi para jamaah yang membutuhkan perlakuan khusus dan para jamaah yang tidak bisa berjalan kaki atau yang mempunyai kekhususan lainnya.
      Masjidil Haram dilengkapi dengan “full AC” (pendingin udara) dan tangga berjalan elektronik yang dipasang pada semua lantai serta ruangan bawah tanah dipakai untuk tempat wudu dan toilet, sedangkan terowongan bawah tanah Masjidil Haram digunkan untuk saluran air, penampungan air hujan, dan  tempat parkir kendaraan.
      Luas Masjidil-Haram sekitar 400 ribu meter persegi yang mampu menampung jamaah 900 ribu orang, sedangkan pada musim haji, Masjidil Haram “dipaksa” menampung jamaah lebih dari 3 juta orang.
     Semua lantai di dalam Masjidil-Haram diberi tanda berupa garis melingkar untuk memudahkan para jamaah membuat saf untuk salat menghadap Kakbah dan jalur khusus untuk tawaf mengelilingi Kakbah. 
      Di dalam bangunan fisik Masjidil-Haram terdapat Kakbah, sumur air zam-zam, Makam Ibrahim, Hijir Ismail, dan di pojok selatan terdapat bukit Safa dan di pojok utara terdapat bukit Marwa.
      Bangunan tempat para jamaah melakukan sai yang memanjang dari selatan ke utara sekitar 400 meter yang berada di sisi bagian timur Masjidil Haram, kegiatan sai dapat dikerjakan di lantai 1, 2, dan 3, serta disiapkan jalur khusus bagi jamaah yang menggunakan kursi roda.
      Tempat bukit Safa untuk mengerjakan sai diberi tanda berupa bangunan 1 menara yang menjulang tinggi, sedangkan bukit Marwa diberi tanda dengan bangunan 2 menara yang menjulang tinggi.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

783. FISIK

BANGUNAN FISIK MASJIDIL HARAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjidil Haram di Mekah?” Berikut ini penjelasannya

     
      Nabi Muhammad bersabda,”Tidak ada bumi yang lebih baik dan lebih aku sukai daripada Mekah, seandainya kaumku tidak mengusirku, maka aku akan tinggal selamanya di Mekah.”
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 144.

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

      “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
      Masjidil Haram adalah sebuah masjid terbesar di dunia  yang berada di pusat kota Mekah. Masjidil Haram adalah tujuan utama bagi umat Islam dari seluruh dunia yang melaksanakan ibadah haji dan umrah. 
      Masjidil Haram dibangun mengelilingi Kakbah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dari seluruh dunia ketika mengerjakan ibadah salat yang berpahala 100.000 kali dibandingkan dengan salat di masjid lain, selain salat di Masjid Nabawi Madinah yang berpahala 1.000 kali dibandingkan salat di masjid yang lain.
      Bangunan Masjidil Haram berlantai tiga yang memiliki 9 menara yang berada di dataran rendah Batha’ di Mekah dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan air laut.
      Sebanyak 8 menara Masjidil Haram berada di pintu masuk utama dengan posisi berpasangan yang 1 menara di sisi kiri dan 1 menara di sisi kanan, sedangkan yang hanya 1 menara terletak di bukit Safa, tempat memulai perjalanan sai.
      Masjidil Haram mempunyai 129 pintu untuk memasuki Masjidil Haram, terdapat 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang terbuka selama 24 jam sehari semalam, masing-masing pintu memiliki sebuah nama dan nomor pintu, misalnya pintu bernama Babus Salam, Shafa, Darul Arqam, Ali, Abbas, Nabi, Bani Syaibah, dan lain-lain.
     Terdapat sebuah pintu yang sangat populer dan paling utama yang biasanya para jamaah sering menginginkan memasuki lewat pintu tersebut, yaitu pintu Babus Salam. Jamaah yang masuk Masjidil Haram melewati pintu Babus Salam akan dapat langsung melihat Kakbah, Hajar Aswad, Makam Ibrahim, dan Hijir Ismail.
     Semua pintu dalam Masjidil Haram dilengkapi dengan lampu petunjuk berwarna merah dan hijau. Jika lampu hijau menyala, berarti di dalam masjid masih terdapat tempat yang kosong, tetapi jika lampu merah menyala, berarti tak ada tempat lagi di dalam masjid.
    Masjidil Haram juga menyediakan 50 pintu yang dikhususkan bagi para jamaah yang membutuhkan perlakuan khusus dan para jamaah yang tidak bisa berjalan kaki atau yang mempunyai kekhususan lainnya.
      Masjidil Haram dilengkapi dengan “full AC” (pendingin udara) dan tangga berjalan elektronik yang dipasang pada semua lantai serta ruangan bawah tanah dipakai untuk tempat wudu dan toilet, sedangkan terowongan bawah tanah Masjidil Haram digunkan untuk saluran air, penampungan air hujan, dan  tempat parkir kendaraan.
      Luas Masjidil-Haram sekitar 400 ribu meter persegi yang mampu menampung jamaah 900 ribu orang, sedangkan pada musim haji, Masjidil Haram “dipaksa” menampung jamaah lebih dari 3 juta orang.
     Semua lantai di dalam Masjidil-Haram diberi tanda berupa garis melingkar untuk memudahkan para jamaah membuat saf untuk salat menghadap Kakbah dan jalur khusus untuk tawaf mengelilingi Kakbah. 
      Di dalam bangunan fisik Masjidil-Haram terdapat Kakbah, sumur air zam-zam, Makam Ibrahim, Hijir Ismail, dan di pojok selatan terdapat bukit Safa dan di pojok utara terdapat bukit Marwa.
      Bangunan tempat para jamaah melakukan sai yang memanjang dari selatan ke utara sekitar 400 meter yang berada di sisi bagian timur Masjidil Haram, kegiatan sai dapat dikerjakan di lantai 1, 2, dan 3, serta disiapkan jalur khusus bagi jamaah yang menggunakan kursi roda.
      Tempat bukit Safa untuk mengerjakan sai diberi tanda berupa bangunan 1 menara yang menjulang tinggi, sedangkan bukit Marwa diberi tanda dengan bangunan 2 menara yang menjulang tinggi.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

783. FISIK

BANGUNAN FISIK MASJIDIL HARAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjidil Haram di Mekah?” Berikut ini penjelasannya

     
      Nabi Muhammad bersabda,”Tidak ada bumi yang lebih baik dan lebih aku sukai daripada Mekah, seandainya kaumku tidak mengusirku, maka aku akan tinggal selamanya di Mekah.”
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 144.

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

      “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
      Masjidil Haram adalah sebuah masjid terbesar di dunia  yang berada di pusat kota Mekah. Masjidil Haram adalah tujuan utama bagi umat Islam dari seluruh dunia yang melaksanakan ibadah haji dan umrah. 
      Masjidil Haram dibangun mengelilingi Kakbah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dari seluruh dunia ketika mengerjakan ibadah salat yang berpahala 100.000 kali dibandingkan dengan salat di masjid lain, selain salat di Masjid Nabawi Madinah yang berpahala 1.000 kali dibandingkan salat di masjid yang lain.
      Bangunan Masjidil Haram berlantai tiga yang memiliki 9 menara yang berada di dataran rendah Batha’ di Mekah dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan air laut.
      Sebanyak 8 menara Masjidil Haram berada di pintu masuk utama dengan posisi berpasangan yang 1 menara di sisi kiri dan 1 menara di sisi kanan, sedangkan yang hanya 1 menara terletak di bukit Safa, tempat memulai perjalanan sai.
      Masjidil Haram mempunyai 129 pintu untuk memasuki Masjidil Haram, terdapat 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang terbuka selama 24 jam sehari semalam, masing-masing pintu memiliki sebuah nama dan nomor pintu, misalnya pintu bernama Babus Salam, Shafa, Darul Arqam, Ali, Abbas, Nabi, Bani Syaibah, dan lain-lain.
     Terdapat sebuah pintu yang sangat populer dan paling utama yang biasanya para jamaah sering menginginkan memasuki lewat pintu tersebut, yaitu pintu Babus Salam. Jamaah yang masuk Masjidil Haram melewati pintu Babus Salam akan dapat langsung melihat Kakbah, Hajar Aswad, Makam Ibrahim, dan Hijir Ismail.
     Semua pintu dalam Masjidil Haram dilengkapi dengan lampu petunjuk berwarna merah dan hijau. Jika lampu hijau menyala, berarti di dalam masjid masih terdapat tempat yang kosong, tetapi jika lampu merah menyala, berarti tak ada tempat lagi di dalam masjid.
    Masjidil Haram juga menyediakan 50 pintu yang dikhususkan bagi para jamaah yang membutuhkan perlakuan khusus dan para jamaah yang tidak bisa berjalan kaki atau yang mempunyai kekhususan lainnya.
      Masjidil Haram dilengkapi dengan “full AC” (pendingin udara) dan tangga berjalan elektronik yang dipasang pada semua lantai serta ruangan bawah tanah dipakai untuk tempat wudu dan toilet, sedangkan terowongan bawah tanah Masjidil Haram digunkan untuk saluran air, penampungan air hujan, dan  tempat parkir kendaraan.
      Luas Masjidil-Haram sekitar 400 ribu meter persegi yang mampu menampung jamaah 900 ribu orang, sedangkan pada musim haji, Masjidil Haram “dipaksa” menampung jamaah lebih dari 3 juta orang.
     Semua lantai di dalam Masjidil-Haram diberi tanda berupa garis melingkar untuk memudahkan para jamaah membuat saf untuk salat menghadap Kakbah dan jalur khusus untuk tawaf mengelilingi Kakbah. 
      Di dalam bangunan fisik Masjidil-Haram terdapat Kakbah, sumur air zam-zam, Makam Ibrahim, Hijir Ismail, dan di pojok selatan terdapat bukit Safa dan di pojok utara terdapat bukit Marwa.
      Bangunan tempat para jamaah melakukan sai yang memanjang dari selatan ke utara sekitar 400 meter yang berada di sisi bagian timur Masjidil Haram, kegiatan sai dapat dikerjakan di lantai 1, 2, dan 3, serta disiapkan jalur khusus bagi jamaah yang menggunakan kursi roda.
      Tempat bukit Safa untuk mengerjakan sai diberi tanda berupa bangunan 1 menara yang menjulang tinggi, sedangkan bukit Marwa diberi tanda dengan bangunan 2 menara yang menjulang tinggi.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online