Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Friday, April 20, 2018

785. KAKBAH

BANGUNAN FISIK KAKBAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Kakbah di Masjidl Haram Mekah?” Berikut ini penjelasannya.

     Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 127.

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

      “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan, kami terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
     Al-Quran surah Ibrahim, surah ke-14 ayat 37.

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

      “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikan hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezeki mereka dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur.”
      Bangunan fisik Kakbah didirikan di atas pondasi batu-batu bangunan lama yang telah berumur ribuan tahun dan disusun berbentuk mirip punggung onta yang melekat kuat sekitar 1,5 meter ke dalam tanah.
      Bangunan fisik Kakbah berbentuk semacam balok yang tidak beraturan setinggi 14 meter; lebar dinding dari Hajar Aswad ke Rukun Iraqi di  dekat  Hijir Ismail 12,84 meter; lebar dinding di bagian Hijir Ismail 11,28 meter; lebar dinding dari Hajar Aswad ke Rukun Yamani 11,52 meter;  dan lebar dinding dari Rukun Yamani ke Rukun Syami 12,11 meter.
      Hajar Aswad tertanam di pojok selatan dinding Kakbah setinggi 1,1 meter dari lantai dengan panjang 25 cm dan lebar 17 cm yang awalnya berbentuk 1 bongkahan saja, tetapi sekarang menjadi 8 gugusan batu kecil.
      Terhadap Hajar Aswad berupa gugusan 8 batu kecil yang tertanam dalam bongkahan batu besar yang dikelilingi ikatan perak inilah umat Islam dianjurkan untuk menyalami dan menciumnya, bukan bagian peraknya.
      Multazam adalah dinding yang terletak antara Hajar Aswad dengan pintu Kakbah yang termasuk tempat mustajab (doa yang dikabulkan) yang umat Islam disunahkan untuk menempelkan pipi, dada, lengan, dan kedua telapak tangan sambil berdoa memohon kepada Allah.
      Hijir Ismail adalah bangunan terbuka yang berbentuk setengan lingkaran karena yang setengah lingkaran terpotong, sehingga disebut “hathim” (yang terpotong), yang dahulu ditempati Nabi Ismail dan ibunya, Hajar, bertempat tinggal.
     Jarak 3 meter dari tembok Kakbah ke Hijir Ismail termasuk bagian dalam Kabah, sehigga salat di tempat ini bernilai sama dengan salat di dalam Kakbah dan orang yang tawaf mengelilingi Kakbah harus berada di luar Hijir Ismail.
      Ukuran tinggi dinding Hijir ismail 1,32 meter; lebarnya 1,55 meter; jarak dua pintu masuknya 8,77 meter; jarak dari dinding Kakbah ke dinding Hijir ismail 8,46 meter; yang termasuk bagian dalam Kakbah 3 meter dari dinding Kakbah; dan panjang dinding Hajir ismail bagian luar 21,57 meter.
      Talang emas digunakan untuk saluran air hujan dan air cucian ketika Kakbah dibersihkan berada di bagian atas dinding Kakbah tepat di atas Hijir Ismail yang berdoa di bawahnya termasuk mustajab (doa yang dikabulkan).
      Talang emas berukuran panjang seluruhnya 2,53 meter; ukuran panjang talang yang terlihat 1,95 meter; panjang talang yang tertanam dalam dinding Kakbah 58 cm; ukuran tinggi talang 23 cm; dan lebar talang 26 cm.
      Rukun Yamani terletak di pojok tenggara Kakbah sejajar dengan Hajar Aswad yang berada di sudut Kakbah yang menghadap ke negeri Yaman, umat Islam dianjurkan untuk mengusap dan melambaikan tangan terhadap Rukun Yamani.
      Syadzarwan adalah bagian bangunan berbentuk melengkung di bawah dinding Kakbah sampai permukaan lantai selain dalam bagian Hijir Ismail, karena pintu masuk Hijir Ismail termasuk bagian dalam Kakbah.   
      Syadzarwan yang berukuran tinggi 13 cm dengan lebar 45 cm digunakan untuk melindungi Kakbah dari genangan air dan tempat mengikat tali kiswah penutup Kakbah sebanyak 55 buah berbentuk bulat agar tak membahayakan para jamaah.
      Bangunan atap Kakbah disangga dengan 3 tiang utama terbuat dari kayu berdiameter 44 cm dengan jarak antara tiang 2,35 meter dan arah lurus dari pintu masuk Kakbah terdapat mihrab yang pernah digunakan oleh Nabi Muhammad untuk salat di dalam Kakbah.
      Di sebelah pojok kanan pintu masuk Kakbah terdapat tangga untuk naik ke atap yang digunakan untuk mencuci dan memasang tali kiswah penutup Kakbah melewati pintu “taubat” yang dibungkus kain kiswah setinggi 7,5 meter  dan diganti setiap 3 tahun sekali, karena terlindung dari debu dan hujan.
      Di dalam Kakbah untuk naik ke atap tardapat anak tangga sebanyak 35 buah, lebar tangga 63 cm sampai 75 cm, dan tinggi setiap anak tangga 24 cm sampai 35  cm, serta di dalam Kakbah terdapat sebuah kotak besar untuk menyimpan barang-barang berharga milik Kakbah.
      Pintu Kakbah berukuran tinggi 3,1 meter; lebarnya 1,9 meter; tebalnya 50 cm; dan jarak dari lantai setinggi 2,25 meter yang dilengkapi dengan kunci  sepanjang 40 cm dengan gembok berukuran panjang 34 cm dan lebarnya 6 cm.
      Kain kiswah penutup Kakbah terbuat dari sutera murni yang diberi warna hitam dengan dirajut tulisan kaligrafi Arab yang  terdiri atas 5 potong kain kiswah, yang 4 potong kiswah dipasang pada 4 dinding dan yang 1 potong kiswah untuk menutup pintu Kakbah.
      Sepertiga bagian atas kiswah terdapat sabuk bertulisan ayat-ayat Al-Quran dan setiap tahun pada 9 Zulhijah kain kiswah diganti, sehingga pada hari raya Idul Adha maka Kakbah diselubungi kain kiswah baru.
      Tinggi kain kiswah 14 meter, beratnya 670 kg, lebar kiswah untuk dinding Hajar Aswad hingga Rukun Iraqi 11, 67 meter; lebar kiswah dinding Rukun Yamani hingga Hajar Aswad 10,18 meter; lebar kiswah dinding bagian Hijir Ismail 9,90 meter;  dan lebar kiswah dinding Rukun Yamani sampai Rukun Syami 12.04 meter.
      Kain kiswah penutup pintu Kakbah disebut “Al-Barqa” yang berukuran tingginya 6,32 meter dan lebarnya 3,30 meter dan setiap sudutnya diberi hiasan tulisan kaligrafi Al-Quran dalam 8 lingkaran dan tengahnya terdapat 3 lingkaran bertulisan “Hasbiyallah”.
       Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 144.

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

      “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

785. KAKBAH

BANGUNAN FISIK KAKBAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Kakbah di Masjidl Haram Mekah?” Berikut ini penjelasannya.

     Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 127.

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

      “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan, kami terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
     Al-Quran surah Ibrahim, surah ke-14 ayat 37.

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

      “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikan hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezeki mereka dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur.”
      Bangunan fisik Kakbah didirikan di atas pondasi batu-batu bangunan lama yang telah berumur ribuan tahun dan disusun berbentuk mirip punggung onta yang melekat kuat sekitar 1,5 meter ke dalam tanah.
      Bangunan fisik Kakbah berbentuk semacam balok yang tidak beraturan setinggi 14 meter; lebar dinding dari Hajar Aswad ke Rukun Iraqi di  dekat  Hijir Ismail 12,84 meter; lebar dinding di bagian Hijir Ismail 11,28 meter; lebar dinding dari Hajar Aswad ke Rukun Yamani 11,52 meter;  dan lebar dinding dari Rukun Yamani ke Rukun Syami 12,11 meter.
      Hajar Aswad tertanam di pojok selatan dinding Kakbah setinggi 1,1 meter dari lantai dengan panjang 25 cm dan lebar 17 cm yang awalnya berbentuk 1 bongkahan saja, tetapi sekarang menjadi 8 gugusan batu kecil.
      Terhadap Hajar Aswad berupa gugusan 8 batu kecil yang tertanam dalam bongkahan batu besar yang dikelilingi ikatan perak inilah umat Islam dianjurkan untuk menyalami dan menciumnya, bukan bagian peraknya.
      Multazam adalah dinding yang terletak antara Hajar Aswad dengan pintu Kakbah yang termasuk tempat mustajab (doa yang dikabulkan) yang umat Islam disunahkan untuk menempelkan pipi, dada, lengan, dan kedua telapak tangan sambil berdoa memohon kepada Allah.
      Hijir Ismail adalah bangunan terbuka yang berbentuk setengan lingkaran karena yang setengah lingkaran terpotong, sehingga disebut “hathim” (yang terpotong), yang dahulu ditempati Nabi Ismail dan ibunya, Hajar, bertempat tinggal.
     Jarak 3 meter dari tembok Kakbah ke Hijir Ismail termasuk bagian dalam Kabah, sehigga salat di tempat ini bernilai sama dengan salat di dalam Kakbah dan orang yang tawaf mengelilingi Kakbah harus berada di luar Hijir Ismail.
      Ukuran tinggi dinding Hijir ismail 1,32 meter; lebarnya 1,55 meter; jarak dua pintu masuknya 8,77 meter; jarak dari dinding Kakbah ke dinding Hijir ismail 8,46 meter; yang termasuk bagian dalam Kakbah 3 meter dari dinding Kakbah; dan panjang dinding Hajir ismail bagian luar 21,57 meter.
      Talang emas digunakan untuk saluran air hujan dan air cucian ketika Kakbah dibersihkan berada di bagian atas dinding Kakbah tepat di atas Hijir Ismail yang berdoa di bawahnya termasuk mustajab (doa yang dikabulkan).
      Talang emas berukuran panjang seluruhnya 2,53 meter; ukuran panjang talang yang terlihat 1,95 meter; panjang talang yang tertanam dalam dinding Kakbah 58 cm; ukuran tinggi talang 23 cm; dan lebar talang 26 cm.
      Rukun Yamani terletak di pojok tenggara Kakbah sejajar dengan Hajar Aswad yang berada di sudut Kakbah yang menghadap ke negeri Yaman, umat Islam dianjurkan untuk mengusap dan melambaikan tangan terhadap Rukun Yamani.
      Syadzarwan adalah bagian bangunan berbentuk melengkung di bawah dinding Kakbah sampai permukaan lantai selain dalam bagian Hijir Ismail, karena pintu masuk Hijir Ismail termasuk bagian dalam Kakbah.   
      Syadzarwan yang berukuran tinggi 13 cm dengan lebar 45 cm digunakan untuk melindungi Kakbah dari genangan air dan tempat mengikat tali kiswah penutup Kakbah sebanyak 55 buah berbentuk bulat agar tak membahayakan para jamaah.
      Bangunan atap Kakbah disangga dengan 3 tiang utama terbuat dari kayu berdiameter 44 cm dengan jarak antara tiang 2,35 meter dan arah lurus dari pintu masuk Kakbah terdapat mihrab yang pernah digunakan oleh Nabi Muhammad untuk salat di dalam Kakbah.
      Di sebelah pojok kanan pintu masuk Kakbah terdapat tangga untuk naik ke atap yang digunakan untuk mencuci dan memasang tali kiswah penutup Kakbah melewati pintu “taubat” yang dibungkus kain kiswah setinggi 7,5 meter  dan diganti setiap 3 tahun sekali, karena terlindung dari debu dan hujan.
      Di dalam Kakbah untuk naik ke atap tardapat anak tangga sebanyak 35 buah, lebar tangga 63 cm sampai 75 cm, dan tinggi setiap anak tangga 24 cm sampai 35  cm, serta di dalam Kakbah terdapat sebuah kotak besar untuk menyimpan barang-barang berharga milik Kakbah.
      Pintu Kakbah berukuran tinggi 3,1 meter; lebarnya 1,9 meter; tebalnya 50 cm; dan jarak dari lantai setinggi 2,25 meter yang dilengkapi dengan kunci  sepanjang 40 cm dengan gembok berukuran panjang 34 cm dan lebarnya 6 cm.
      Kain kiswah penutup Kakbah terbuat dari sutera murni yang diberi warna hitam dengan dirajut tulisan kaligrafi Arab yang  terdiri atas 5 potong kain kiswah, yang 4 potong kiswah dipasang pada 4 dinding dan yang 1 potong kiswah untuk menutup pintu Kakbah.
      Sepertiga bagian atas kiswah terdapat sabuk bertulisan ayat-ayat Al-Quran dan setiap tahun pada 9 Zulhijah kain kiswah diganti, sehingga pada hari raya Idul Adha maka Kakbah diselubungi kain kiswah baru.
      Tinggi kain kiswah 14 meter, beratnya 670 kg, lebar kiswah untuk dinding Hajar Aswad hingga Rukun Iraqi 11, 67 meter; lebar kiswah dinding Rukun Yamani hingga Hajar Aswad 10,18 meter; lebar kiswah dinding bagian Hijir Ismail 9,90 meter;  dan lebar kiswah dinding Rukun Yamani sampai Rukun Syami 12.04 meter.
      Kain kiswah penutup pintu Kakbah disebut “Al-Barqa” yang berukuran tingginya 6,32 meter dan lebarnya 3,30 meter dan setiap sudutnya diberi hiasan tulisan kaligrafi Al-Quran dalam 8 lingkaran dan tengahnya terdapat 3 lingkaran bertulisan “Hasbiyallah”.
       Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 144.

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

      “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

Thursday, April 19, 2018

784. NABI

BANGUNAN FISIK MASJID NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjid Nabawi di Madinah?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa, sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”   
      Para ulama berbeda pendapat tentang masjid yang dibangun  berdasarkan takwa, ada yang berpendapat  Masjid Quba atau Masjid Nabawi Madinah atau keduanya adalah masjid dibangun berdasarkan takwa.
      Nabi Muhammad bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

      “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama seribu kali dibandingkan dengan salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram di Mekah.”
     Nabi Muhammad bersabda,

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

       “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”

      Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa melakukan salat fardu di Masjid Nabawi sebanyak empat puluh kali tanpa luput, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dari kemunafikan.”
     Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dengan para sahabat pada tahun 622 Masehi, setelah kedatangan beliau di kota Madinah dengan  menunggang seekor unta bernama Qaswa yang berhenti di tanah milik Sahal dan Suhail yang sekarang dijadikan lokasi Masjid Nabawi.
     Awalnya, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter, Nabi Muhammad turut terlibat langsung membangun dengan tangan beliau sendiri bersama para sahabat.
     Tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata bercampur lumpur sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
      Selama sembilan tahun pertama, Masjid Nabawi tanpa penerangan di malam hari, ketika waktu salat Isya diberi sedikit penerangan dengan membakar jerami. Rumah Nabi Muhammad dengan istri beliau dibangun menempel pada salah satu sisi Masjid Nabawi.
      Sebagian teras Masjid Nabawi ditempati tidur oleh para ahli sufah yaitu para fakir miskin dan para perantau yang masuk Islam menuntut ilmu langsung kepada Nabi Muhammad, tetapi tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah.
      Sekarang bangunan fisik Masjid Nabawi menempati lahan seluas 235.000 meter persegi, mampu menampung jamaah salat sebanyak 600.000 orang, sedangkan pada musim haji “dipaksa” menerima jamaah sejuta orang.
      Bangunan Masjid Nabawi bertingkat dua, mempunyai 10 menara dengan tinggi 105 meter dan di atas makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diberi tanda kubah besar berwarna hijau.
      Bangunan Masjid Nabawi menghadap ke selatan ke arah Kakbah di Mekah, karena Mekah terletak di selatan Madinah, posisi bangunan tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab berada di sebelah timur di sisi depan kiri Masjid Nabawi.
      Masjid Nabawi dilengkapi pendingin udara dalam seluruh ruangannya, sehingga udara selalu sejuk dan dilengkapi kubah sebanyak 27 buah yang dapat digeser secara elektronik untuk membuka dan menutup atap sesuai keperluan.     
      Di sekeliling halaman Masjid Nabawi dipasang payung kanopi sebanyak 105 buah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik sesuai dengan kondisi cuaca dan beberapa bangunan untuk turun ke tempat wudu, toilet, dan lokasi parkir kendaraan yang berada di lantai bawah bangunan Masjid Nabawi dengan eskalator (tangga berjalan).
      Lantai Masjid Nabawi dipasang keramik yang selalu dingin dalam segala cuaca dan disiapkan banyak galon berisi air zam-zam dengan gelas plastik sekali pakai di beberapa sudut, sehingga para jamaah mudah untuk meminumnya.
      Kitab Al-Quran dalam beberapa ukuran banyak disiapkan dalam rak-rak di setiap penjuru dan di sekitar tiang Masjid Nabawi, sehingga para jamaah gampang untuk mengambil dan meletakkannya kembali di tempat semula.
      Masjid Nabawi tidak terbuka untuk para jamaah selama 24 jam seperti Masjidil Haram Mekah, tetapi hanya dibuka ketika akan tiba salat lima waktu, sehingga para jamaah sering berebut mencari tempat terdepan sewaktu masjid dibuka.
      Pintu masuk Masjid Nabawi dan tempat salat para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita dipisahkan, sehingga para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita terpisah dan tidak bercampur. 
      Waktu berkunjung untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diatur secara bergiliran antara para jamaah laki-laki dengan para jamaah wanita sehingga tidak saling bercampur.
     Semua tiang dan interior Masjid Nabawi diberi warna indah dengan lampu-lampu  yang terang dan “sound system” yang sangat bagus, sehingga para jamaah dapat mendengarkan bacaan imam dengan jernih.
      Para jamaah dapat naik tangga ke lantai dua Masjid Nabawi untuk melihat dari dekat ketika 27 buah kubah besar digeser untuk membuka dan menutup sesuai keperluan dan kondisi cuaca.

, Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

784. NABI

BANGUNAN FISIK MASJID NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjid Nabawi di Madinah?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa, sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”   
      Para ulama berbeda pendapat tentang masjid yang dibangun  berdasarkan takwa, ada yang berpendapat  Masjid Quba atau Masjid Nabawi Madinah atau keduanya adalah masjid dibangun berdasarkan takwa.
      Nabi Muhammad bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

      “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama seribu kali dibandingkan dengan salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram di Mekah.”
     Nabi Muhammad bersabda,

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

       “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”

      Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa melakukan salat fardu di Masjid Nabawi sebanyak empat puluh kali tanpa luput, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dari kemunafikan.”
     Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dengan para sahabat pada tahun 622 Masehi, setelah kedatangan beliau di kota Madinah dengan  menunggang seekor unta bernama Qaswa yang berhenti di tanah milik Sahal dan Suhail yang sekarang dijadikan lokasi Masjid Nabawi.
     Awalnya, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter, Nabi Muhammad turut terlibat langsung membangun dengan tangan beliau sendiri bersama para sahabat.
     Tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata bercampur lumpur sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
      Selama sembilan tahun pertama, Masjid Nabawi tanpa penerangan di malam hari, ketika waktu salat Isya diberi sedikit penerangan dengan membakar jerami. Rumah Nabi Muhammad dengan istri beliau dibangun menempel pada salah satu sisi Masjid Nabawi.
      Sebagian teras Masjid Nabawi ditempati tidur oleh para ahli sufah yaitu para fakir miskin dan para perantau yang masuk Islam menuntut ilmu langsung kepada Nabi Muhammad, tetapi tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah.
      Sekarang bangunan fisik Masjid Nabawi menempati lahan seluas 235.000 meter persegi, mampu menampung jamaah salat sebanyak 600.000 orang, sedangkan pada musim haji “dipaksa” menerima jamaah sejuta orang.
      Bangunan Masjid Nabawi bertingkat dua, mempunyai 10 menara dengan tinggi 105 meter dan di atas makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diberi tanda kubah besar berwarna hijau.
      Bangunan Masjid Nabawi menghadap ke selatan ke arah Kakbah di Mekah, karena Mekah terletak di selatan Madinah, posisi bangunan tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab berada di sebelah timur di sisi depan kiri Masjid Nabawi.
      Masjid Nabawi dilengkapi pendingin udara dalam seluruh ruangannya, sehingga udara selalu sejuk dan dilengkapi kubah sebanyak 27 buah yang dapat digeser secara elektronik untuk membuka dan menutup atap sesuai keperluan.     
      Di sekeliling halaman Masjid Nabawi dipasang payung kanopi sebanyak 105 buah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik sesuai dengan kondisi cuaca dan beberapa bangunan untuk turun ke tempat wudu, toilet, dan lokasi parkir kendaraan yang berada di lantai bawah bangunan Masjid Nabawi dengan eskalator (tangga berjalan).
      Lantai Masjid Nabawi dipasang keramik yang selalu dingin dalam segala cuaca dan disiapkan banyak galon berisi air zam-zam dengan gelas plastik sekali pakai di beberapa sudut, sehingga para jamaah mudah untuk meminumnya.
      Kitab Al-Quran dalam beberapa ukuran banyak disiapkan dalam rak-rak di setiap penjuru dan di sekitar tiang Masjid Nabawi, sehingga para jamaah gampang untuk mengambil dan meletakkannya kembali di tempat semula.
      Masjid Nabawi tidak terbuka untuk para jamaah selama 24 jam seperti Masjidil Haram Mekah, tetapi hanya dibuka ketika akan tiba salat lima waktu, sehingga para jamaah sering berebut mencari tempat terdepan sewaktu masjid dibuka.
      Pintu masuk Masjid Nabawi dan tempat salat para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita dipisahkan, sehingga para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita terpisah dan tidak bercampur. 
      Waktu berkunjung untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diatur secara bergiliran antara para jamaah laki-laki dengan para jamaah wanita sehingga tidak saling bercampur.
     Semua tiang dan interior Masjid Nabawi diberi warna indah dengan lampu-lampu  yang terang dan “sound system” yang sangat bagus, sehingga para jamaah dapat mendengarkan bacaan imam dengan jernih.
      Para jamaah dapat naik tangga ke lantai dua Masjid Nabawi untuk melihat dari dekat ketika 27 buah kubah besar digeser untuk membuka dan menutup sesuai keperluan dan kondisi cuaca.

, Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

784. NABI

BANGUNAN FISIK MASJID NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjid Nabawi di Madinah?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa, sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”   
      Para ulama berbeda pendapat tentang masjid yang dibangun  berdasarkan takwa, ada yang berpendapat  Masjid Quba atau Masjid Nabawi Madinah atau keduanya adalah masjid dibangun berdasarkan takwa.
      Nabi Muhammad bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

      “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama seribu kali dibandingkan dengan salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram di Mekah.”
     Nabi Muhammad bersabda,

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

       “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”

      Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa melakukan salat fardu di Masjid Nabawi sebanyak empat puluh kali tanpa luput, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dari kemunafikan.”
     Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dengan para sahabat pada tahun 622 Masehi, setelah kedatangan beliau di kota Madinah dengan  menunggang seekor unta bernama Qaswa yang berhenti di tanah milik Sahal dan Suhail yang sekarang dijadikan lokasi Masjid Nabawi.
     Awalnya, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter, Nabi Muhammad turut terlibat langsung membangun dengan tangan beliau sendiri bersama para sahabat.
     Tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata bercampur lumpur sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
      Selama sembilan tahun pertama, Masjid Nabawi tanpa penerangan di malam hari, ketika waktu salat Isya diberi sedikit penerangan dengan membakar jerami. Rumah Nabi Muhammad dengan istri beliau dibangun menempel pada salah satu sisi Masjid Nabawi.
      Sebagian teras Masjid Nabawi ditempati tidur oleh para ahli sufah yaitu para fakir miskin dan para perantau yang masuk Islam menuntut ilmu langsung kepada Nabi Muhammad, tetapi tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah.
      Sekarang bangunan fisik Masjid Nabawi menempati lahan seluas 235.000 meter persegi, mampu menampung jamaah salat sebanyak 600.000 orang, sedangkan pada musim haji “dipaksa” menerima jamaah sejuta orang.
      Bangunan Masjid Nabawi bertingkat dua, mempunyai 10 menara dengan tinggi 105 meter dan di atas makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diberi tanda kubah besar berwarna hijau.
      Bangunan Masjid Nabawi menghadap ke selatan ke arah Kakbah di Mekah, karena Mekah terletak di selatan Madinah, posisi bangunan tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab berada di sebelah timur di sisi depan kiri Masjid Nabawi.
      Masjid Nabawi dilengkapi pendingin udara dalam seluruh ruangannya, sehingga udara selalu sejuk dan dilengkapi kubah sebanyak 27 buah yang dapat digeser secara elektronik untuk membuka dan menutup atap sesuai keperluan.     
      Di sekeliling halaman Masjid Nabawi dipasang payung kanopi sebanyak 105 buah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik sesuai dengan kondisi cuaca dan beberapa bangunan untuk turun ke tempat wudu, toilet, dan lokasi parkir kendaraan yang berada di lantai bawah bangunan Masjid Nabawi dengan eskalator (tangga berjalan).
      Lantai Masjid Nabawi dipasang keramik yang selalu dingin dalam segala cuaca dan disiapkan banyak galon berisi air zam-zam dengan gelas plastik sekali pakai di beberapa sudut, sehingga para jamaah mudah untuk meminumnya.
      Kitab Al-Quran dalam beberapa ukuran banyak disiapkan dalam rak-rak di setiap penjuru dan di sekitar tiang Masjid Nabawi, sehingga para jamaah gampang untuk mengambil dan meletakkannya kembali di tempat semula.
      Masjid Nabawi tidak terbuka untuk para jamaah selama 24 jam seperti Masjidil Haram Mekah, tetapi hanya dibuka ketika akan tiba salat lima waktu, sehingga para jamaah sering berebut mencari tempat terdepan sewaktu masjid dibuka.
      Pintu masuk Masjid Nabawi dan tempat salat para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita dipisahkan, sehingga para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita terpisah dan tidak bercampur. 
      Waktu berkunjung untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diatur secara bergiliran antara para jamaah laki-laki dengan para jamaah wanita sehingga tidak saling bercampur.
     Semua tiang dan interior Masjid Nabawi diberi warna indah dengan lampu-lampu  yang terang dan “sound system” yang sangat bagus, sehingga para jamaah dapat mendengarkan bacaan imam dengan jernih.
      Para jamaah dapat naik tangga ke lantai dua Masjid Nabawi untuk melihat dari dekat ketika 27 buah kubah besar digeser untuk membuka dan menutup sesuai keperluan dan kondisi cuaca.

, Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

784. NABI

BANGUNAN FISIK MASJID NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjid Nabawi di Madinah?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa, sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”   
      Para ulama berbeda pendapat tentang masjid yang dibangun  berdasarkan takwa, ada yang berpendapat  Masjid Quba atau Masjid Nabawi Madinah atau keduanya adalah masjid dibangun berdasarkan takwa.
      Nabi Muhammad bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

      “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama seribu kali dibandingkan dengan salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram di Mekah.”
     Nabi Muhammad bersabda,

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

       “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”

      Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa melakukan salat fardu di Masjid Nabawi sebanyak empat puluh kali tanpa luput, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dari kemunafikan.”
     Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dengan para sahabat pada tahun 622 Masehi, setelah kedatangan beliau di kota Madinah dengan  menunggang seekor unta bernama Qaswa yang berhenti di tanah milik Sahal dan Suhail yang sekarang dijadikan lokasi Masjid Nabawi.
     Awalnya, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter, Nabi Muhammad turut terlibat langsung membangun dengan tangan beliau sendiri bersama para sahabat.
     Tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata bercampur lumpur sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
      Selama sembilan tahun pertama, Masjid Nabawi tanpa penerangan di malam hari, ketika waktu salat Isya diberi sedikit penerangan dengan membakar jerami. Rumah Nabi Muhammad dengan istri beliau dibangun menempel pada salah satu sisi Masjid Nabawi.
      Sebagian teras Masjid Nabawi ditempati tidur oleh para ahli sufah yaitu para fakir miskin dan para perantau yang masuk Islam menuntut ilmu langsung kepada Nabi Muhammad, tetapi tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah.
      Sekarang bangunan fisik Masjid Nabawi menempati lahan seluas 235.000 meter persegi, mampu menampung jamaah salat sebanyak 600.000 orang, sedangkan pada musim haji “dipaksa” menerima jamaah sejuta orang.
      Bangunan Masjid Nabawi bertingkat dua, mempunyai 10 menara dengan tinggi 105 meter dan di atas makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diberi tanda kubah besar berwarna hijau.
      Bangunan Masjid Nabawi menghadap ke selatan ke arah Kakbah di Mekah, karena Mekah terletak di selatan Madinah, posisi bangunan tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab berada di sebelah timur di sisi depan kiri Masjid Nabawi.
      Masjid Nabawi dilengkapi pendingin udara dalam seluruh ruangannya, sehingga udara selalu sejuk dan dilengkapi kubah sebanyak 27 buah yang dapat digeser secara elektronik untuk membuka dan menutup atap sesuai keperluan.     
      Di sekeliling halaman Masjid Nabawi dipasang payung kanopi sebanyak 105 buah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik sesuai dengan kondisi cuaca dan beberapa bangunan untuk turun ke tempat wudu, toilet, dan lokasi parkir kendaraan yang berada di lantai bawah bangunan Masjid Nabawi dengan eskalator (tangga berjalan).
      Lantai Masjid Nabawi dipasang keramik yang selalu dingin dalam segala cuaca dan disiapkan banyak galon berisi air zam-zam dengan gelas plastik sekali pakai di beberapa sudut, sehingga para jamaah mudah untuk meminumnya.
      Kitab Al-Quran dalam beberapa ukuran banyak disiapkan dalam rak-rak di setiap penjuru dan di sekitar tiang Masjid Nabawi, sehingga para jamaah gampang untuk mengambil dan meletakkannya kembali di tempat semula.
      Masjid Nabawi tidak terbuka untuk para jamaah selama 24 jam seperti Masjidil Haram Mekah, tetapi hanya dibuka ketika akan tiba salat lima waktu, sehingga para jamaah sering berebut mencari tempat terdepan sewaktu masjid dibuka.
      Pintu masuk Masjid Nabawi dan tempat salat para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita dipisahkan, sehingga para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita terpisah dan tidak bercampur. 
      Waktu berkunjung untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diatur secara bergiliran antara para jamaah laki-laki dengan para jamaah wanita sehingga tidak saling bercampur.
     Semua tiang dan interior Masjid Nabawi diberi warna indah dengan lampu-lampu  yang terang dan “sound system” yang sangat bagus, sehingga para jamaah dapat mendengarkan bacaan imam dengan jernih.
      Para jamaah dapat naik tangga ke lantai dua Masjid Nabawi untuk melihat dari dekat ketika 27 buah kubah besar digeser untuk membuka dan menutup sesuai keperluan dan kondisi cuaca.

, Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online

784. NABI

BANGUNAN FISIK MASJID NABAWI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bangunan fisik Masjid Nabawi di Madinah?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa, sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”   
      Para ulama berbeda pendapat tentang masjid yang dibangun  berdasarkan takwa, ada yang berpendapat  Masjid Quba atau Masjid Nabawi Madinah atau keduanya adalah masjid dibangun berdasarkan takwa.
      Nabi Muhammad bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

      “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama seribu kali dibandingkan dengan salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram di Mekah.”
     Nabi Muhammad bersabda,

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

       “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”

      Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa melakukan salat fardu di Masjid Nabawi sebanyak empat puluh kali tanpa luput, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dari kemunafikan.”
     Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dengan para sahabat pada tahun 622 Masehi, setelah kedatangan beliau di kota Madinah dengan  menunggang seekor unta bernama Qaswa yang berhenti di tanah milik Sahal dan Suhail yang sekarang dijadikan lokasi Masjid Nabawi.
     Awalnya, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter, Nabi Muhammad turut terlibat langsung membangun dengan tangan beliau sendiri bersama para sahabat.
     Tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata bercampur lumpur sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
      Selama sembilan tahun pertama, Masjid Nabawi tanpa penerangan di malam hari, ketika waktu salat Isya diberi sedikit penerangan dengan membakar jerami. Rumah Nabi Muhammad dengan istri beliau dibangun menempel pada salah satu sisi Masjid Nabawi.
      Sebagian teras Masjid Nabawi ditempati tidur oleh para ahli sufah yaitu para fakir miskin dan para perantau yang masuk Islam menuntut ilmu langsung kepada Nabi Muhammad, tetapi tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah.
      Sekarang bangunan fisik Masjid Nabawi menempati lahan seluas 235.000 meter persegi, mampu menampung jamaah salat sebanyak 600.000 orang, sedangkan pada musim haji “dipaksa” menerima jamaah sejuta orang.
      Bangunan Masjid Nabawi bertingkat dua, mempunyai 10 menara dengan tinggi 105 meter dan di atas makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diberi tanda kubah besar berwarna hijau.
      Bangunan Masjid Nabawi menghadap ke selatan ke arah Kakbah di Mekah, karena Mekah terletak di selatan Madinah, posisi bangunan tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab berada di sebelah timur di sisi depan kiri Masjid Nabawi.
      Masjid Nabawi dilengkapi pendingin udara dalam seluruh ruangannya, sehingga udara selalu sejuk dan dilengkapi kubah sebanyak 27 buah yang dapat digeser secara elektronik untuk membuka dan menutup atap sesuai keperluan.     
      Di sekeliling halaman Masjid Nabawi dipasang payung kanopi sebanyak 105 buah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik sesuai dengan kondisi cuaca dan beberapa bangunan untuk turun ke tempat wudu, toilet, dan lokasi parkir kendaraan yang berada di lantai bawah bangunan Masjid Nabawi dengan eskalator (tangga berjalan).
      Lantai Masjid Nabawi dipasang keramik yang selalu dingin dalam segala cuaca dan disiapkan banyak galon berisi air zam-zam dengan gelas plastik sekali pakai di beberapa sudut, sehingga para jamaah mudah untuk meminumnya.
      Kitab Al-Quran dalam beberapa ukuran banyak disiapkan dalam rak-rak di setiap penjuru dan di sekitar tiang Masjid Nabawi, sehingga para jamaah gampang untuk mengambil dan meletakkannya kembali di tempat semula.
      Masjid Nabawi tidak terbuka untuk para jamaah selama 24 jam seperti Masjidil Haram Mekah, tetapi hanya dibuka ketika akan tiba salat lima waktu, sehingga para jamaah sering berebut mencari tempat terdepan sewaktu masjid dibuka.
      Pintu masuk Masjid Nabawi dan tempat salat para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita dipisahkan, sehingga para jamaah laki-laki dan para jamaah wanita terpisah dan tidak bercampur. 
      Waktu berkunjung untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab diatur secara bergiliran antara para jamaah laki-laki dengan para jamaah wanita sehingga tidak saling bercampur.
     Semua tiang dan interior Masjid Nabawi diberi warna indah dengan lampu-lampu  yang terang dan “sound system” yang sangat bagus, sehingga para jamaah dapat mendengarkan bacaan imam dengan jernih.
      Para jamaah dapat naik tangga ke lantai dua Masjid Nabawi untuk melihat dari dekat ketika 27 buah kubah besar digeser untuk membuka dan menutup sesuai keperluan dan kondisi cuaca.

, Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online