Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Monday, January 1, 2018

607. MAKMUM

MAKMUM MASBUK
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang makmum masbuk yang terlambat datang mengikuti imam dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
     “Makmum” adalah orang yang dipimpin dalam salat berjamaah oleh imam, sedangkan “makmum masbuk” adalah orang yang dipimpin dalam salat berjamaah oleh imam, tetapi datangnya terlambat, artinya imam sudah melakukan gerakan dalam salatnya.
     Duduk tawarruk adalah duduk dalam salat pada tahiat akhir yaitu dengan cara meletakkan kaki kiri melintang di bawah kaki kanan dan telapak kaki kanan di tegakkan seperti pada tasyahud akhir.
      Duduk iftirasy adalah duduk dalam salat ketika duduk di atara dua sujud dan pada tahiat awal, dengan cara menduduki kaki kiri dan menegakkan kaki kanan seperti pada tasyahud awal.
      Duduk iftirasy adalah duduk seperti ketika duduk di antara dua sujud dan pada tasyahud awal, sedangkan duduk tawarruk adalah duduk seperti ketika pada tasyahud akhir, yaitu pada rakaat kedua pada salat Subuh, pada rakaat ketiga pada salat Magrib, dan pada rakaat keempat pada salat Zuhur dan Asar.
      Apabila terdapat makmum yang masbuk ketika imam sudah berada pada rakaat terakhir dalam salat, yaitu imam dalam posisi duduk pada tasyahud awal dan akhir, maka makmum masbuk yang baru datang dianjurkan setelah takbiratul ihram langsung mengikuti duduk dengan dua pilihan cara duduknya.
      Cara pertama, menurut mazhab Syafii, apabila imam sedang duduk iftirasy seperti pada tasyahud awal, maka makmum masbuk langsung duduk iftirasy seperti pada duduk tasyahud awal mengikuti gerakan imam, apabila imam sedang duduk tawarruk seperti tasyahud akhir, maka makmum masbuk tetap duduk iftisray seperti tasyahud awal, tidak mengikuti duduk tawarruk seperti tasyahud akhir.
      Cara kedua, apabila imam sedang duduk iftirasy seperti pada tasyahud awal, maka makmum masbuk langsung duduk iftirasy seperti pada duduk tasyahud awal mengikuti imam, apabila imam sedang duduk tawarruk seperti tasyahud akhir, maka makmum masbuk juga langsung duduk tawarruk seperti tasyahud akhir karena  mengikuti gerakan imam yang duduk tawarruk seperti tasyahud akhir.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

607. MAKMUM

MAKMUM MASBUK
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang makmum masbuk yang terlambat datang mengikuti imam dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
     “Makmum” adalah orang yang dipimpin dalam salat berjamaah oleh imam, sedangkan “makmum masbuk” adalah orang yang dipimpin dalam salat berjamaah oleh imam, tetapi datangnya terlambat, artinya imam sudah melakukan gerakan dalam salatnya.
     Duduk tawarruk adalah duduk dalam salat pada tahiat akhir yaitu dengan cara meletakkan kaki kiri melintang di bawah kaki kanan dan telapak kaki kanan di tegakkan seperti pada tasyahud akhir.
      Duduk iftirasy adalah duduk dalam salat ketika duduk di atara dua sujud dan pada tahiat awal, dengan cara menduduki kaki kiri dan menegakkan kaki kanan seperti pada tasyahud awal.
      Duduk iftirasy adalah duduk seperti ketika duduk di antara dua sujud dan pada tasyahud awal, sedangkan duduk tawarruk adalah duduk seperti ketika pada tasyahud akhir, yaitu pada rakaat kedua pada salat Subuh, pada rakaat ketiga pada salat Magrib, dan pada rakaat keempat pada salat Zuhur dan Asar.
      Apabila terdapat makmum yang masbuk ketika imam sudah berada pada rakaat terakhir dalam salat, yaitu imam dalam posisi duduk pada tasyahud awal dan akhir, maka makmum masbuk yang baru datang dianjurkan setelah takbiratul ihram langsung mengikuti duduk dengan dua pilihan cara duduknya.
      Cara pertama, menurut mazhab Syafii, apabila imam sedang duduk iftirasy seperti pada tasyahud awal, maka makmum masbuk langsung duduk iftirasy seperti pada duduk tasyahud awal mengikuti gerakan imam, apabila imam sedang duduk tawarruk seperti tasyahud akhir, maka makmum masbuk tetap duduk iftisray seperti tasyahud awal, tidak mengikuti duduk tawarruk seperti tasyahud akhir.
      Cara kedua, apabila imam sedang duduk iftirasy seperti pada tasyahud awal, maka makmum masbuk langsung duduk iftirasy seperti pada duduk tasyahud awal mengikuti imam, apabila imam sedang duduk tawarruk seperti tasyahud akhir, maka makmum masbuk juga langsung duduk tawarruk seperti tasyahud akhir karena  mengikuti gerakan imam yang duduk tawarruk seperti tasyahud akhir.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

606. BACA

BACAAN KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

      Ya Allah tunjukkan akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan, dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan, dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan, dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. 
     Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
      Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan,  ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
     (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

606. BACA

BACAAN KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

      Ya Allah tunjukkan akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan, dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan, dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan, dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. 
     Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
      Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan,  ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
     (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

606. BACA

BACAAN KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

      Ya Allah tunjukkan akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan, dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan, dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan, dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. 
     Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
      Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan,  ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
     (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

606. BACA

BACAAN KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

      Ya Allah tunjukkan akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan, dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan, dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan, dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. 
     Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
      Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan,  ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
     (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

606. BACA

BACAAN KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

      Ya Allah tunjukkan akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan, dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan, dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan, dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. 
     Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
      Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan,  ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
     (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

606. BACA

BACAAN KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

      Ya Allah tunjukkan akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan, dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan, dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan, dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. 
     Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
      Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan,  ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
     (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

606. BACA

BACAAN KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

      Ya Allah tunjukkan akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan, dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan, dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan, dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. 
     Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
      Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan,  ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
     (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

606. BACA

BACAAN KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

      Ya Allah tunjukkan akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan, dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan, dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan, dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. 
     Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
      Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan,  ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
     (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

606. BACA

BACAAN KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

      Ya Allah tunjukkan akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan, dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan, dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan, dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. 
     Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
      Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan,  ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
     (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

Sunday, December 31, 2017

605. KUNUT

KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

605. KUNUT

KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat  Subuh.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
      Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).   
      Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
      Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
      Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online