Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, September 1, 2021

10756. AYO TERTAWA YANG WAJAR

 






AYO TERTAWA YANG WAJAR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Tertawa yang wajar itu bagaikan obat bagi kesedihan.

Dan laksana pil kuat untuk kegalauan. 

 

Pengaruh tertawa yang wajar amat kuat.

Akan membuat hati bergembira dan berbahagia.

Serta lingkungan menjadi menyenangkan.

 

Sahabat Nabi berkata,

”Nabi Muhammad terkadang  tertawa.

Sehingga tampak gigi gerahamnya.”

 

 

Tertawa adalah puncak kegembiraan.

Titik tertinggi keceriaan.

Dan ujung perasaan kesenangan.

 

Nabi bersabda,

“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.”

 

 Al-Quran surah An-Naml (surah ke-27) ayat 19.

 

 

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

       

Maka Sulaiman tersenyum dan tertawa karena (mendengar) perkataan semut dan  berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai, dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-Mu yang saleh”.

 

 

Salah satu nikmat dari Allah untuk penghuni surga adalah tertawa.

 

 

Al-Quran surah Al-mutaffifin (surah ke-83) ayat 34.

 

 

فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ

 

           

Maka pada hari ini, orang-orang beriman menertawakan orang-orang kafir.

 

 Tetapi jangan tertawa berlebihan.

 

Rasulullah bersabda,

“Jangan engkau banyak tertawa.

Karena banyak tertawa akan mematikan hati.”

 

Mari kita tertawa yang wajar saja.

 

Jangan tertawa sinis dan penuh kesombongan.

Seperti yang dilakukan oleh orang-orang kafir.

 

 

Al-Quran surah Azzukruf (surah ke-43) ayat 47.

 

 

 

فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِآيَاتِنَا إِذَا هُمْ مِنْهَا يَضْحَكُونَ

        

Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat Kami dengan serta merta mereka mentertawakannya.

 

 

Pada umumnya, semua orang senang wajah murah senyum.

Dan suka dengan

muka yang selalu tampak ceria.

 

 Hal itu mencerminkan kemurahan hati, kelapangan dada, dan kedermawanan.

 

Pada dasarnya, Islam dibangun berdasar prinsip keseimbangan.

 

Serta moderat dalam hal akidah, ibadah, budi pekerti, dan perilaku.

 

 

Islam mengajarkan pertengahan dalam bersikap.

Tidak mengenal kemuraman yang menakutkan.

Maupun tertawa lepas tidak beraturan.

 

Islam senantiasa mengajarkan kesungguhan penuh wibawa.

Dan ringan langkah terarah.

Serta menganjurkan perbuatan yang bermanfaat untuk diri, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

 

 

 Imam Gazali melontarkan humor,

“Benda apakah yang paling tajam di dunia ini?”

 

Muridnya menjawab dengan berbagai jawaban.

Ada yang menjawab: pisau, silet, pedang dan semacamnya.

 

Imam Gazali menjawab,

“Betul, semua benda yang kalian sebutkan itu tajam.

Tapi ada yang lebih tajam dari itu semua.

Yaitu lidah manusia”.

 

 

Abu Hurairah bertanya,

“Wahai Rasulullah, apakah engkau pernah bersenda gurau?”

 

Nabi Muhammad bersabda,

”Ya, hanya saya selalu berkata benar.”

 

Rasulullah bergurau,

“Naikkan barang-barangmu ke punggung anak unta di sebelah sana!”

 

Sahabat bingung,

“Ya Rasulullah, bagaimana anak unta mampu memikul beban berat?”

 

Rasulullah bersabda,

”Saya tidak bilang anak unta itu kecil.

Karena semua unta pasti lahir dari ibu unta.”

 

Seorang wanita tua bertanya,

“Ya Rasulullah, apakah wanita tua seperti saya layak masuk surga?”

 

Nabi Muhammad bersabda,

“Maaf, Bu, di surga tidak ada wanita tua”.

 

Wanita itu langsung menangis.

Lalu Nabi Muhammad menjelaskan,

”Semua orang yang masuk surga, akan menjadi muda lagi.”

 

Mendengar penjelasan Rasulullah.

Wanita tua itu tersenyum gembira.

 

Sungguh, manusia membutuhkan senyuman.

Dan memerlukan humor yang menghibur yang tidak menghina siapa pun.

Tidak merendahkan apa pun.

 

Semua orang senang dengan wajah yang selalu berseri-seri.

Hati yang lapang dalam menerima perbedaan.

Budi pekerti yang luhur.

Dan perilaku yang lembut

Serta pembawaan yang tidak kasar.

 

 

Jadi, janganlah kita bersedih.

Mari kita lontarkan humor yang cedas.

Yaitu humor yang tidak menyinggung siapa pun.

Dan tidak menghina apa pun.

Mari kita tersenyum dan tertawa yang wajar.

Agar kehidupan akan terasa lebih indah, ceria, dan mempesona.

 

 Semoga.

 

 

 Daftar Pustaka

1.         Al-Qarni, Aidh. La Tahzan. Jangan Bersedih. Penerbit Qisthi Press. Jakarta 2007.

2.         Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.         Tafsirq.com online.

 

10755. JANGAN BERSEDIH ALLAH BERSAMA KITA

 






JANGAN BERSEDIH ALLAH BERSAMA KITA

Oleh: Drs. H. M. Yusron  Hadi, M.M.

 

 

Jangan bersedih.

Sebab kesedihan akan membuat air yang segar terasa pahit.

Sinar matahari pagi yang indah terasa suram.

Dan suara burung yang merdu bagaikan suara hantu menyeramkan.

 

Jangan bersedih.

Karena kesedihan akan membuat rumah yang luas terasa sempit.

Istri yang cantik tampak menyeramkan.

Dan anak-anak yang lucu terasa membisingkan.

 

Jangan bersedih.

Sebab kesedihan akan membuat udara yang sejuk tampak menyesakkan.

Pemandangan yang elok menjadi menakutkan.

Dan kebun yang indah tampak seonggok sampah menjengkelkan.

 

Jangan bersedih.

Karena kesedihan akan membuat suasana rumah terasa pengap laksana penjara.

Hubungan harmonis dalam keluarga menjadi berantakan bagaikan kapal pecah.

Dan kendaraan yang bagus tidak bermanfaat sedikit pun.

 

Jangan bersedih karena kita masih punya dua mata, dua telinga, dua tangan, dua kaki, dua bibir, pikiran, dan hati.

 

Kita masih punya kesehatan, waktu luang, dan keamanan.

 

Jangan bersedih.

Sebab kita masih memiliki agama yang kita anut.

Tempat tinggal  yang kita huni.

Nasi yang kita makan.

Air yang kita minum.

Pakaian yang kita kenakan.

Dan keluarga tempat berbagi perasaan.

Mengapa harus bersedih?

 

Jangan bersedih.

Ketika anak kita gagal dalam ujian, lalu kita bersedih.

Apakah anak kita menjadi lulus?

 

 Saat keluarga kita ada yang meninggal dunia.

Apakah dia akan hidup kembali?

Jika kita rugi dalam bisnis.

Apakah kita menjadi untung?

 

Jangan bersedih.

Ketika kita berada di pagi hari, jangan menunggu datangnya sore hari.

 

Hari ini yang kita jalani, bukan hari kemarin.

 

Juga bukan hari esok yang belum pasti datangnya.

 

Mari kita nikmati dan syukuri hari ini.

Karena hari ini adalah milik kita.

Jangan bersedih.

Mari kita jalani hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian.

 

Jika hari ini kita minum air jernih yang segar.

Mengapa kita harus bersedih dengan air asin yang kita minum kemarin.

Atau mengkhawatirkan air pahit esok hari yang belum tentu terjadi?

 

Hal itu akan membuat kita bertekad dalam hati, hanya hari ini kesempatan saya.

 Cuma saat ini waktu saya.

Dan akan saya manfaatkan dengan maksimal.

 

Saya akan berbicara yang bermanfaat.

Berkata yang baik-baik saja.

Tidak berkata dusta jelek dan kotor.

Tidak akan mencela dan menghardik.

Tidak membicarakan kejelekan orang lain.

Dan tidak berbuat yang sia-sia.

 

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kecemasan.

Dari kemalasan dan kebakhilan.

Dari sifat pengecut, beban utang.

Dan tekanan orang jahat.

 

Cukuplah Allah bagi kita, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Amin.

 

Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 139.

 

 

       وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

 

       

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

 

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 40.

 

 

      إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

 

 

      

Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrik Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedangkan dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itu yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

 

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 40.

 

.  لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ

 

 

Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.

 

 

 

. Daftar Pustaka

1.    Al-Qarni, Aidh. La Tahzan. Jangan Bersedih. Penerbit Qisthi Press. Jakarta 2007.

2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

3.    Tafsirq. com online.