Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, March 9, 2017

5. DAFTAR 114 SURAT ALQURAN

Daftar 114 Surat Al-Quran (yusronhd@gmail.com)
1.    Surat Al Fatihah (Pembukaan)
2.    Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
3.    Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
4.    Surat An Nisa' (Wanita)
5.    Surat Al Ma'idah (Hidangan)
6.    Surat Al An'am (Binatang Ternak)
7.    Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
8.    Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
9.    Surat At Taubah (Pengampunan)
10.  Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
11.  Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
12.  Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
13.  Surat Ar Ra'd (Guruh)
14.  Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
15.  Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
16.  Surat An Nahl (Lebah)
17.  Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
18.  Surat Al Kahfi (Gua)
19.  Surat Maryam (Maryam)
20.  Surat Thaha (Thaahaa)
21.  Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
22.  Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
23.  Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
24.  Surat An Nur (Cahaya)
25.  Surat Al Furqaan (Pembeda)
26.  Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
27.  Surat An Naml (Semut)
28.  Surat Al Qashash (Cerita)
29.  Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
30.  Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
31.  Surat Luqman (Luqman)
32.  Surat As Sajdah ((Sujud)
33.  Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
34.  Surat Saba' (Kaum Saba')
35.  Surat Fathir (Pencipta)
36.  Surat Yaasiin
37.  Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
38.  Surat Shaad
39.  Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
40.  Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
41.  Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
42.  Surat Asy Syuura (Musyawarah)
43.  Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
44.  Surat Ad Dukhaan (Kabut)
45.  Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
46.  Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
47.  Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
48.  Surat Al Fath (Kemenangan)
49.  Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
50.  Surat Qaaf
51.  Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
52.  Surat Ath Thuur (Bukit)
53.  Surat An Najm (Bintang)
54.  Surat Al Qamar (Bulan)
55.  Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
56.  Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
57.  Surat Al Hadid (Besi)
58.  Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
59.  Surat Al Hasyr (Pengusiran)
60.  Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
61.  Surat Ash Shaff (Barisan)
62.  Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
63.  Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
64.  Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
65.  Surat Ath Thalaaq (Talak)
66.  Surat At Tahrim (Mengharamkan)
67.  Surat Al Mulk (Kerajaan)
68.  Surat Al Qalam (Pena)
69.  Surat Al Haqqah (Kiamat)
70.  Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
71.  Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
72.  Surat Al Jin (Jin)
73.  Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
74.  Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
75.  Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
76.  Surat Al Insaan (Manusia)
77.  Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
78.  Surat An Naba´ (Berita Besar)
79.  Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
80.  Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
81.  Surat At Takwir (Menggulung)
82.  Surat Al Infithar (Terbelah)
83.  Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
84.  Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
85.  Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
86.  Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
87.  Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
88.  Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
89.  Surat Al Fajr (Fajar)
90.  Surat Al Balad (Negeri)
91.  Surat Asy Syams (Matahari)
92.  Surat Al Lail (Malam)
93.  Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
94.  Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
95.  Surat At Tiin (Buah Tin)
96.  Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
97.  Surat Al Qadr (Kemuliaan)
98.  Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
99.  Surat Al Zalzalah (Goncangan)
100.               Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
101.               Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
102.               Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
103.               Surat Al 'Ashr (Masa)
104.               Surat Al Humazah (Pengumpat)
105.               Surat Al Fiil (Gajah)
106.               Surat Quraisy (Suku Quraisy)
107.               Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
108.               Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
109.               Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
110.               Surat An Nashr (Pertolongan)
111.               Surat Al Lahab (Gejolak Api)
112.               Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
113.               Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
114.               Surat An Naas (Manusia)


4. BANK ES-A-TE

“BANK ES-A-TE”
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

         Lima tahun lalu. Kepala SMP Negeri Sidoarjo. Sebanyak 44 orang. Dari sekolah masing-masing. Berangkat menuju ke Malang. Memakai kendaraan sendiri. Beberapa orang bergabung dengan temannya. Termasuk saya. Dengan satu tujuan. Hotel Purnama, Batu, Malang.  Dalam acara Program MKKS Bermutu. 
       Saya ikut menumpang mobil teman. Berangkat dari Bogi, Pademo Negoro, Sukodono. Pak Rodhi, sebagai joki yang mengendalikan “kuda”. Agar baik jalannya. Duduk di sebelah kiri Pak Rodhi adalah Pak Azhari. Si “Ahli Hisap”. Tentu saja, sambil kebul-kebul. Duduk dengan santai sambil merokok. Pak Azhari,  si “Kepala Suku”. Yang menentukan “abang ijonya” rombongan. Kapan berangkat. Jalur yang dilewati. Di mana mampir. Kapan berhenti untuk makan dan “pipis”. 
       Di belakang Pak Rodhi, duduk Pak Hariono. Si “Raja Lokal” yang memiliki IP tinggi. Makna IP di sini, bukan hanya berarti Indeks Prestasi waktu kuliah.   Juga bermakna “Ilmu Pendekatan”. Terbukti, selama bertugas sebagai kepala sekolah. Selalu berada di lokasi yang dekat tinggalnya.       Pak Ari, berada di sebelah kiri Pak Hariono. Pak Ari mendapatkan julukan si “Panglima Pinggiran”. Laksana sebuah peperangan. Mulai dari pinggiran, kemudian menguasai pusat kota. Artinya, Pak Ari merasa “senang” dan “nyaman” bertugas di sekolah pinggiran. Sedangkan saya, duduk di dekat pintu mobil. Sebagai “kernet” yang membuka dan menutup pintu mobil. Agak mirip dengan Pak Ari.
      Kami menunggang mobil Toyota Avanza. Warna silver. Toyota Avanza, jenis mobil yang “ditakuti” sopir bis. Mengapa? Tidak bisa disalip. Percuma mendahului mobil Toyota Avanza. Ketika berhasil mendahului satu mobil Avanza. Ternyata, di depan bis, masih ada mobil Avanza lagi. Menyalib lagi. Masih ada lagi. Begitu seterusnya. Saking banyaknya.
      Selama perjalananan. Kami membahas topik “ngalor ngidul”. Bicara “nggedabrus”. Juga “ngomong blek”.  Sambil mendengarkan radio SS, Radio Suara Surabaya. Saat itu, Yoyong Burhanuddin, penyiar SS  menyampaikan telah terjadi peristiwa kejahatan. Di suatu Bank Surabaya.   Si pelaku menggunakan semacam isolasi “double tape”. Berusaha menghambat lubang masuk dan keluar Kartu ATM.  Kemudian penjahat memanfaatkan kejadian tersebut. Untuk melaksanakan niat jahatnya.

      Saya mengawali pembicaraan, “Bank yang ditakuti pedagang adalah Bank Krut”. Karena  pedagang yang “bangkrut”, berarti barang dagangan habis. Tetapi, uangnya juga ludes. Tak bersisa. “Bank yang amat menjengkelkan adalah Bank ES-A-TE,” ujar Pak Azhari. “Bank apa itu?” tanya Pak Hariono. “Bangsat!”, seru Pak Azhari. Kami tertawa bersama. Tapi, Pak Ari diam saja. Mengapa? “Gak lucu”, teriak Pak Ari. Sambil tersenyum. Kami tertawa meledak. Ya,  sungguh lucu. Wong humor kok tidak lucu. Berarti kan lucu! 

3. Perkembangan Fisik dan Intelektual Siswa SMP dalam Pembelajaran Matematika

Perkembangan Fisik dan Intelektual Siswa SMP dalam Pembelajaran Matematika
Oleh : Drs. H. Yusron Hadi, MM
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Pendahuluan
      Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa setiap lulusan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap pengetahuan dan keterampilan. Dijelaskan bahwa kompetensi sikap lulusan SMP sederajat adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:1). beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2). berkarakter, jujur, dan peduli, 3). bertanggungjawab, 4). pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5). sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
      Adapun kompetensi pengetahuan lulusan SMP sederajat adalah memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan:1). ilmu pengetahuan, 2). teknologi, 3). seni, dan 4). budaya.Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
      Sedangkan kompetensi keterampilan lulusan SMP sederajat adalah Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1). kreatif, 2). produktif, 3). kritis, 4). mandiri, 5). kolaboratif, dan 6). Komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
            Masa pertumbuhan siswa di usia SMP sederajat  merupakan masa remaja, suatu peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada masa yang singkat ini, siswa mengalami perkembangan secara signifikan dalam hidupnya, bukan hanya pada fisik, namun juga emosi, sosial, perilaku, intelektual, dan moral. Banyak masalah dan benturan yang mungkin terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan ini. Agar remaja dapat tumbuh secara optimal maka dibutuhkan dukungan dan kesempatan pada dirinya untuk mengembangkan diri disertai pendampingan dari orang dewasa yang peduli terhadap dirinya (Santrock, 2011). Guru sebagai orang dewasa terdekat setelah keluarga diharapkan dapat mendukung siswa dalam melalui proses perkembangan ini.
      Di sisi lain, setiap siswa dilahirkan dengan membawa potensi masing-masing. Tanpa adanya potensi tersebut, maka mustahil manusia akan mampu menjalani kehidupan yang akan dilalui yang penuh dengan tantangan, cobaan, dan halangan. Selain potensi keimanan, setiap manusia dianugrahi potensi indrawi dan tubuh atau raga secara umum, lalu potensi akal pikiran serta potensi rasa. Terkait pendidikan matematika,merupakan tugas guru matematika untuk dapat menggali dan mengidentifikasi potensi siswa guna memperlancar terjadinya proses pembelajaran.
      Guru diharapkan memiliki wawasan mengenai karakteristik siswa, cara-cara menangani masalah, mengenali potensi siswa dalam belajar matematika, mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan cara mengatasinya, sehingga dapat dimanfaatkan dalam mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin “adolescere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat seorang anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum.
      Hurlock (1980) membagi masa remaja menjadi dua bagian yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal berlangsung sekitar usia 13 hingga 16 atau 17 tahun, dan masa remaja akhir bermula dari usia 16 atau 17 sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian masa remaja akhir merupakan periode yang sangat singkat. Umur 17 tahun dapat disebut sebagai garis batas antara masa remaja awal dan masa remaja akhir.
      Sementara itu, Santrock (2011) membatasi masa remaja sebagai periode transisi perkembangan yang dimulai sekitar usia 10 hingga 12 tahun, dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Berdasar dua pendapat di atas, secara umum siswa SMP dikelompokkan pada masa remaja, walaupun mungkin terdapat kasus-kasus siswa SMP tertentu yang masih berada pada masa puber atau justru telah memasuki masa dewasa awal. Perkembangan siswa yang sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran meliputi perkembangan fisik, emosi, dan intelektual . Dengan memahami ketiga jenis perkembangan ini, diharapkan guru bisa memanfaatkannya secara produktif dalam kegiatan belajar matematika yang diampu.
1.    Perkembangan Fisik Siswa SMP
      Perkembangan fisik siswa terjadi secara eksternal dan internal. .Secara eksternal meliputi perubahan tinggi badan, berat badan, komposisi tubuh, organ dan ciri-ciri seks sekunder. Secara internal meliputi sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan, endokrin, jaringan tubuh, dan jaringan otak. Hal menarik dari perkembangan otak pada usia remaja adalah terjadinya perubahan struktur yang signifikan. Corpus callosum, yakni serat optik yang menghubungkan hemisphere otak sebelah kiri dengan sebelah kanan, semakin tebal pada masa remaja sehingga meningkatkan kemampuan remaja dalam memroses informasi. Selain itu, Charles Nelson pada Santrock (2011) mengungkapkan amygdala berkembang lebih awal dari cortex prefrontal. Amygdala adalah bagian otak tempat emosi seperti rasa marah.  Sementara cortex prefrontal adalah bagian lobus depan yang bertugas penalaran, pengambilan keputusan, dan kendali diri. Hal ini diinterpretasikan bahwa sebagian remaja mampu mengalami emosi yang sangat kuat namun karena cortex prefrontal mereka belum cukup berkembang, seolah-olah mereka memiliki rem yang lemah untuk mengendalikannya.
2.    Perkembangan Intelektual Siswa SMP
      Perkembangan intelektual adalah proses perubahan kemampuan individu dalam berpikir. Membahas tentang perkembangan intelektual berarti membahas tentang perkembangan individu dalam berpikir atau proses kognisi atau proses mengetahui. Macam perkembangan intelektual siswa yang akan dikaji meliputi teori Piaget, SOLO, dan Van Hiele.
      Menurut Piaget (Slavin, 2006)dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian, yaitu struktur, isi, dan fungsi. Struktur atau skemata (schema) merupakan organisasi mental yang merupakan hasi interaksi seseorang dengan lingkungan. Isi merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya. Fungsi adalah cara yang digunakan seseorang untuk membuat kemajuan intelektual. Menurut Piaget, perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan. Adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
      Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidakseimbangan (disequilibrium). Akibat ketidakseimbangan itu maka terjadilah akomodasi dan struktur kognitif yang ada akan mengalami perubahan atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
      Piaget membagi perkembangan intelektual anak-anak dan remaja menjadi empat tahap, yaitu: sensori-motori, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Piaget meyakini bahwa semua anak melewati tahap-tahap tersebut sesuai dengan tahapannya. Walaupun anak-anak yang berbeda melewati tahap- tahap tersebut dengan kecepatan yang berbeda-beda. Siswa SMP berada pada akhir tahap operasional konkrit memasuki tahap operasional formal dengan karakteristik sebagai berikut.
a)    Tahap operasional konkrit, yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini, yaitu 1) anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan, 2) anak tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan karena anak sudah berfikir dengan “kemungkinan”, dan 3) anak telah melakukan pengklasifikasian dan pengaturan masalah.
b)    Tahap operasional formal, yakni perkembangan intelektual yang terjadi pada usia 11-15 tahun. Pada tahap ini kondisi berfikir anak, yaitu: 1) bekerja secara efektif dan inovatif, 2) menganalisi secara kombinasi, 3) berfikir secara proporsional, dan 4) menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi.
      Biggs dan Collins (1982) menemukan teori Structure of the Observed Learning Outcome (SOLO) yaitu struktur hasil belajar yang teramati. Taksonomi SOLO digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam merespon masalah yang diklasifikasikan menjadi lima level berbeda dan bersifat hirarkis yaitu: prestructural, unistructural, multistructural, relational, dan extended-abstract.
     Siswa pada level prestruktural tidak dapat melakukan tugas yang diberikan atau melaksanakan tugas dengan data yang tidak relevan. Siswa pada level unistruktural dapat menggunakan satu penggal informasi dalam merespons suatu tugas (membentuk suatu data tunggal). Siswa pada level multistruktural dapat menggunakan beberapa penggal informasi tetapi tidak dapat menghubungkannya secara bersamasama (mempelajari data pararel). Siswa pada level relational dapat memadukan penggalan-penggalan informasi yang terpisah untuk menghasilkan penyelesaian dari suatu tugas. Siswa pada level extended abstrak dapat menemukan prinsip umum dari data terpadu yang dapat diterapkan untuk situasi baru (mempelajari konsep tingkat tinggi).
      Perkembangan intelektual yang didasarkan pada teori Van Hiele menguraikan tahap-tahap perkembangan intelektual anak dalam geometri(Van de Walle, 2007). Berdasarkan hasil risetnya, Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri.Menurut Van Hiele tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan. Jika ketiga unsur tersebut dapat ditata secara terpadu, maka akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak kepada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar anak dalam belajar geometri, yaitu tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi, dan tahap akurasi.
Level 0: Visualisasi (visualization). Pada tahap ini siswa mulai belajar mengenal suatu bangun geometri secara keseluruhan namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bangun geometri yang dilihatnya.
Level 1: Analisis (analysis).Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun geometri yang diamatinya. Namun, siswa belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antar suatu benda geometri dengan benda geometri lainnya.
Level 2: Deduksi informal (informal deduction). Pada tahap ini siswa sudah mampu mengetahui hubungan keterkaitan antar bangun geometri. Anak yang berada pada tahap ini sudah memahami pengurutan bangun bangun geometri dan anak sudah dapat menarik kesimpulan secara deduktif. Tetapi belum mampu memberi alasan secara rinci.
Level 3: Deduksi (deduction). Pada tahap ini anak sudah dapat menarik kesimpulan secara deduktif. Dalam tahap ini siswa sudah mampu menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus.
Tahap Akurasi (rigor). Tahap akurasi merupakan tahap tertinggi dalam memahami geometri. Pada tahap ini anak sudah memahami betapa pentingnyaketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
Kesimpulan
      Pada masa remaja dengan energi fisik yang cukup berlimpah, tidak sedikit siswa SMP yang cenderung bosan dengan aktivitas yang hanya duduk atau melakukan aktivitas yang sama dalam periode waktu yang panjang. Jangan membendung energi mereka, lebih baik diarahkan ke aktivitas yang positif.
      Kurikulum pendidikan yang menyertakan jam olahraga secara teratur diharapkan dapat mendukung perkembangan remaja ke arah yang positif. Aktivitas lain yang mendukung perkembangan fisik remaja seperti kegiatan pramuka, ekstra kurikuler fisik, outbond, dan lain-lain dapat dijadwalkan secara teratur oleh sekolah.      Pembelajaran matematika dengan pendekatan active learning, ,game-based learning , atau aktivitas lain yang mengakomodasi kinestetik siswa dapat dikembangkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu, pembelajaran matematika di luar ruangan (mathematics outdoor) dapat menjadi pilihan guru matematika untuk menyisipkan aktivitas fisik.
      Guru diharapkan memiliki wawasan mengenai karakteristik fisik dan intelektual siswa, cara menangani masalah, mengenali potensi siswa dalam belajar matematika, mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa, dan cara mengatasinya. Dengan demikian, ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai lulusan SMP sederajat dapat dipenuhi dengan baik. Semoga.

Description: D:\2. data Yusronhd\4. data foto yusron\foto yusjas,warna\yus.jpg

2. ABU LAHAB DAN BUKTI KEBENARAN ALQURAN

ABU LAHAB DAN BUKTI KEBENARAN ALQURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Guru dan Kepala UPT SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Dr. Zakir Naik, ahli perbandingan agama. Berasal  dari India. Ia menuturkan, banyak bukti yang menunjukkan kebenaran Alquran. Salah satunya, surat Allahab. Surat Allahab, berisi lima ayat. Merupakan surat ke-111 dari 114 surat dalam Alquran. Menurut Ibnu Abbas, azbabunnuzul atau penyebab turunnya  ayat ini berkenaaan dengan sikap dan perilaku Abu Lahab.
      Abu Lahab, paman dan besan Nabi. Rumahnya berdempetan dengan rumah Nabi. Dua putri Nabi, Ruqaiyah dan Umi Kulsum, dinikahkan dengan Utbah dan Utaibah, dua putra Abu Lahab. Mereka dinikahkan sebelum Nabi Muhammad diangkat  menjadi rasul. Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama, di Gua Hira. Di puncak gunung Jabal Nur. Melalui malaikat Jibril. Sekitar umur 40 tahun.
      Disebut Jabal Nur bermakna “Gunung Bercahaya”. Juga dijuluki “Bukit Iluminasi”. Wahyu pertama turun, ketika Nabi menyendiri. Di Gua Hira. Yang berada di tebing teratas gunung Jabal Nur.  Gunung di dekat kota Mekah. Termasuk daerah Hejaz, Saudi Arabia. Sekitar 7 km dari Masjidilharam, Mekah. Arah Timur Laut dari Mekah. Merupakan titik awal cahaya Islam. Yang  menyinari seluruh dunia sepanjang masa.
      Memang, pada malam hari yang gelap gulita. Bebatuan gunung Jabal Nur seolah memancarkan sinar. Pemandangan wujud gunung yang mestinya gelap gulita, ternyata tampak  jelas. Hal ini, disebabkan tidak ada pepohonan. Ataukah bebatuan yang memang menyimpan atau memantulkan cahaya. Atau sebab lainnya. Entahlah, yang jelas saya sudah membuktikannya sendiri.
      Musim ibadah haji tahun 2005. Kuota jamaah haji Indonesia 205.000 orang. Kami, saya dan Haji Suherman guru matematika SMP Negeri 4 Sidoarjo, sepakat merencanakan naik ke Gua Hira di gunung Jabal Nur. Juga Gua Tsur di gunung Jabal Tsur. 
      Kenapa? Karena kami ingin mencoba merasakan dan mengenang perjuangan Nabi pada zaman dulu. Peta kota Mekah dan data profil gunung Jabal Nur sudah saya miliki. Ketinggian Jabal Nur sekitar 642 m dari permukaan air laut. Dengan jalan setapak bebatuan yang terjal. Kemiringan medan bisa mencapai 60 derajat.
      Suherman, sudah “bergelar” haji. Sudah pernah melaksanakan ibadah haji. Pada musim haji beberapa tahun sebelumnya. Dia dipanggil “Abah”. Namun, dia masih memiliki “dendam”. Belum sempat sowan dan berkunjung ke Gua Hira di gunung Jabal Nur dan Gua Tsur di Jabal Tsur. Dia juga merasakan hal yang sama. Ketika kami naik taksi berkeliling kota Mekah dan ke sekitarnya. Malam hari yang gelap gulita. Langit penuh bintang kemintang. Dari kejauhan, gunung Jabal Nur tampak seolah  “bercahaya”. Disebabkan gunung yang “botak”. Atau memang bahan bebatuan yang menyimpan panas matahari. Boleh jadi. Yang pasti, memancarkan pemandangan yang mengagumkan.
      Hari masih gelap.  Kami mulai melangkahkan kaki, keluar hotel. Tempat menginap selama di Mekah. Dengan bekal bahasa Arab ala kadarnya. Kami mencari mobil angkutan umum. Naik mobil taksi Toyota Camry dari pemondokan. Warga Afganistan sebagai sopirnya. Berangkat dari wilayah Al-Aziziyah, Mekah. Menuju arah gunung Jabal Nur. Selama perjalanan kami melihat pemandangan kota Mekah dan sekitarnya. Yang dipenuhi bangunan beton bertingkat. Sedikit pepohonan.  Dikelilingi gunung dengan bebatuan yang “gundul”. Pemandangan yang berbeda dan “aneh”. Jika dibandingkan  dengan pemandangan di Indonesia. Khususnya, di wilayah Sidoarjo, Jawa timur.
      Berangkat pagi hari. Mengapa?  Perubahan cuaca di Mekah amat ekstrem.  Tidak bersahabat. Malam hari, bulan Januari dan Februari suhu berkisar 5 sampai 20 derajat Celsius. Sedangkan siang hari melonjak 40 sampai 43 derajat Celcius. Siang hari matahari bersinar amat terik menyengat kulit dan menyilaukan mata.    
      Kami berjalan kaki bersandal jepit. Membawa bekal sedikit makanan dan minuman. Juga payung. Dengan seragam jamaah haji Indonesia yang khas. Jaket batik Sidoarjo, dan kopiah hitam. Kami berdoa memohon kepada Allah Yang Mahakuasa. Agar perjalanan lancar sampai puncak. Kemudian bisa kembali lagi ke bawah, ke pemondokan. Tetap sehat dan selamat. 
      Di kaki gunung, terdapat papan pengumuman. Semacam imbauan. Dalam berbagai bahasa. Berisi peringatan. Nabi Muhammad tidak pernah menyarankan atau memerintahkan umat Islam untuk ziarah atau mengunjungi Gua Hira. Yang terletak di puncak gunung Jabal Nur.  Tapi, juga tidak melarangnya. Oleh karena itu, Pemerintah Saudi tidak menyiapkan sarana dan prasarana apapun. Dibiarkan alami.  Asli apa adanya.
      Saya dan Haji Suherman mulai menyiapkan diri. Haji Suherman terpaksa menjadi “bujangan lokal”. Karena istrinya tidak ikut mendaki. Ditinggal di  kaki gunung. Kami mulai melangkahkan kaki. Bersama jamaah haji dari seluruh dunia. Yang berminat. Dengan tujuan yang sama. Menuju Gua Hira. Di belahan tertinggi gunung Jabal Nur. Tentu saja, yang kuat fisik. Terutama mentalnya. Beberapa jamaah dari Turki. Yang sudah berumur. Tampak semangat mendaki gunung. Mengikuti jalan setapak.
      Berderet-deret barisan manusia mengular berjalan kaki dari  bawah ke atas. Juga ada yang dari atas ke bawah.  Menuju Gua Hira, dan sebaliknya. Pemandangan yang menakjubkan. Selama di perjalanan kami sempat mengambil foto. Bergantian. Menggunakan kamera sederhana. Yang kami bawa.
      Beberapa kali kami menyaksikan jamaah yang “show of force”. Menunjukkan “kesaktian”. Mungkin jamaah haji lokal. Mereka berlompatan di antara bebatuan yang terjal dengan santai. Seolah memiliki ilmu terbang. Tidak melewati jalan setapak yang biasa. Tapi seolah “menclok” di tepi gunung. Berpindah dari ujung batu ke ujung yang lain. Pemandangan yang menarik sekaligus mendebarkan. Khawatir ada yang jatuh terpeleset.  Alhamdulillah. Selama kami berada di gunung Jabal Nur. Tidak terjadi musibah apa-apa.
      Beberapa kali kami berhenti. Di semacam pos pemberhentian yang beratap sekadarnya. Kami istirahat sejenak. Menikmati makanan dan minuman. Melihat pemandangan sekitar.  Saya berusaha mengingat, menelusuri, dan membayangkan jejak Nabi.  Sewaktu Nabi, beberapa abad lampau. Menyendiri di Gua Hira. Di tebing puncak gunung Jabal Nur.
      Dengan kondisi alam yang masih alami, keras, dan “liar”. Sungguh berat.  Amat melelahkan. Perlu mental yang kuat. Butuh motivasi hebat. Memerlukan keimanan  yang sangat kokoh. Berangkat dan pulang. Naik dan turun. Mendaki dan menuruni gunung. Hanya satu tujuan. Gua Hira. Di tebing “piramida” puncak gunung Jabal Nur. Tidak terasa, air mata menetes di pipi. Mengenangkan betapa berat tugas Nabi Muhammad, masa itu.
      Setelah berjalan sekitar dua jam, termasuk beberapa kali istirahat sejenak. Akhirnya, kami sampai di puncak gunung. Di atas Gua Hira. Gua yang bersejarah. Syaikh Syafiyyurrahman menguraikan dalam Sirah Nabawiyah: menjelang usia 40 tahun,  Nabi sering menyendiri di gua ini. Dengan bekal roti yang terbuat dari gandum dan air minum. Keluarga Nabi terkadang menyertai ke sana.
      Selama bulan Ramadan Nabi berada di gua ini. Juga memberikan sebagian bekal makanan kepada orang miskin yang berada di sekitar. Beliau menghabiskan waktunya. Untuk beribadah. Memikirkan keadaan alam sekitar. Kekuatan tidak terhingga di balik alam. Tidak puas dengan kondisi kaumnya yang penuh kemusyrikan.
      Alhamdulillah. Kami berhasil melaksanakan semacam “napak tilas” jejak perjalanan Nabi. Sewaktu Nabi menerima wahyu pertama. Di Gua Hira. Gua berukuran panjang sekitar 3,5 m dengan lebar 1,5 m. Berada sekitar 4 m di bawah puncak. Di tebing teratas gunung Jabal Nur, Mekah. Kami duduk di bebatuan. Melihat pemandangan kota Mekah yang indah. Pemandangan sekitar yang hebat.
      Saya membayangkan beberapa abad lalu. Nabi berada di puncak gunung melihat kota Mekah. Menyaksikan rumahnya dari kejauhan. Dengan bebatuan yang keras. “kenthing”, dan berkilat.  Tidak mustahil, bebatuan sekarang ini tetap sama. Tidak berubah.  Sewaktu dikunjungi Nabi beberapa abad silam. Subhanallah.  
      Ketika Nabi diangkat menjadi rasul. Abu Lahab amat murka. Kedua putranya diperintahkan dengan ancaman keras. Agar menceraikan dua putri Nabi. Hampir setiap hari, Abu Lahab dan istrinya mengganggu Nabi dengan kasar dan biadab. Tiada henti, mereka menyebarkan kabar bohong, memasang duri, melontarkan kotoran, melempari dengan batu, dan perbuatan jahat lainnya kepada Nabi. Ketika itu, Nabi diam saja, tidak membalasnya. Abu Lahab merupakan saudara kandung ayah Nabi sendiri.
      Ketika mendengar Abdullah, putra Nabi, wafat. Abu Lahab amat gembira. Seketika itu, Ia menjumpai teman-temannya. Berteriak dengan keras bahwa Muhammad telah terputus dari rahmat Allah. 
      Setelah turun surat Asy-Syuara. Surah ke-26 ayat 214.”Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang dekat.”  Perintah berdakwah secara terbuka.  Langkah pertama, Nabi mengundang keluarga Bani Hasyim. Yang hadir 45 orang. Sebelum Nabi bicara, Abu Lahab menyela, “Semua yang hadir di sini adalah paman-pamanmu sendiri dengan anak-anaknya. Segeralah bicara, jika ingin berbicara. Jangan bersikap kekanakan.”
      Kemudian Abu Lahab Melanjutkan, “Ketahuilah, tidak ada orang Arab yang berani mengernyitkan dahi kepada keluarga kami. Dengan begitu, aku berhak menghukummu. Biarkan urusan keluarga bapakmu. Jika kamu tetap bertahan pada urusanmu ini, maka itu lebih mudah bagi mereka daripada semua kabilah Quraisy menyerangmu.”
       “Jangan sampai semua bangsa Arab ikut campur tangan. Selama ini tidak ada seorang pun dari keluarga bapakmu yang berbuat macam-macam,” tegas Abu Lahab. Ketika itu, Nabi diam saja. Nabi tidak berbicara sepatahpun.
       Pada kesempatan lain. Nabi mengundang keluarga Bani Hasyim lagi. Kali ini Nabi bersabda,”Segala puji bagi Allah, dan aku memuji-Nya. Memohon pertolongan, percaya, dan tawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah semata, dan tiada sekutu bagi-Nya.”
      Kemudian beliau melanjutkan lagi, ”Sesungguhnya, seorang pemandu tidak akan mendustakan keluarganya. Demi Allah yang tiada tuhan selain Dia. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian secara khusus. Kepada manusia secara umum. Demi Allah, sungguh, kalian akan mati layaknya orang tidur nyenyak. Akan dibangkitkan lagi bagaikan bangun tidur. Kita akan dihisap terhadap apa saja yang kita perbuat. Kemudian, di sana ada surga yang abadi, dan neraka yang kekal pula.” urai Nabi.
     Abu Lahab berkata, “Demi Allah, ini kabar buruk. Ambil tindakan terhadapnya.  Sebelum orang lain yang melakukannya.” “Demi Allah, kami akan tetap melindunginya, selama kami masih hidup, “ jawab Abu Thalib, paman Nabi yang juga kepala suku Quraisy saat itu. 
      Menurut sejarah, Abu  Thalib, bapak asuh sejak Nabi usia 8 sampai 50 tahun. Ayah Nabi, Abdullah, wafat ketika Nabi belum lahir. Sedangkan Aminah, ibu Nabi,  meninggal saat usia Nabi 6 tahun. Kemudian Abdul Muththalib, kakek yang mengasuh Nabi selama 2 tahun. Umur 6 sampai 8 tahun.
      Mulai saat itu. Nabi merasa yakin terhadap janji Abu Thalib untuk melindunginya. Suatu hari Nabi mengundang semua suku berkumpul di Bukit Safa.  Nabi berdiri di atas batu besar dan berseru, ”Wahai semua suku kaum Quraisy. Bagaimana pendapat kalian, jika kukabarkan bahwa di sekitar lembah ini ada pasukan yang mengepung kalian. Apakah kalian percaya kepadaku?” “Ya, benar,” jawab mereka, “kami tidak pernah  menemukan engkau berbohong, pengalaman kami selama ini engkau selalu jujur.”
      Nabi melanjutkan,”Sesungguhnya, aku memberi peringatan kepada kalian, sebelum datangnya azab yang pedih.” Abu Lahab murka, “Celakalah kamu Muhammad, apakah kamu mengumpulkan kami hanya untuk ini!” Kemudian turunlah ayat, “Celakalah ke dua tangan Abu Lahab.” Inilah surat Allahab. Ayat ini turun pada tahun ke tiga kenabian. Ayat ini diterima Nabi. Melalui malaikat Jibril.  Sepuluh tahun sebelum Abu Lahab meninggal dunia. Yang menjelaskan dengan yakin dan gamblang. Abu Lahab dan isterinya pasti dilemparkan ke dalam neraka Jahanam.
      Ketika itu, Abu Lahab dan isterinya masih segar bugar. Ternyata benar, Abu Lahab masih hidup selama sepuluh tahun lagi. Semenjak ayat tersebut diturunkan. Berarti, selama sepuluh tahun, masih banyak peristiwa yang akan terjadi. Tapi, Alquran, dengan tegas dan jelas. Sudah memastikan hal yang akan terjadi. Menimpa Abu Lahab dan istrinya. Luar biasa.
      Abu Lahab dan istrinya memiliki kesempatan selama sepuluh tahun. Untuk membuktikan Alquran salah. Menunjukkan Alquran keliru. Amat mudah. Gampang sekali. Abu Lahab dan atau istrinya mengikrarkan Dua Kalimat Syahadat. Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi Nabi Muhammad utusan Allah. Tanda ucapan masuk Islam.
      Hanya itu saja. Cukup itu saja. Sudah membuktikan Alquran salah. Menunjukkan surat Allahab salah. Ayat dalam Allahab keliru. Jika Abu Lahab atau istrinya masuk Islam. Berarti, Alquran terbukti salah! Alquran keliru! Ternyata, hal Itu tidak pernah terjadi. Padahal, selama sepuluh tahun, banyak saudara dan teman Abu Lahab yang berikrar masuk Islam. Tetapi, kenyataannya sampai meninggal dunia Abu Lahab tetap kafir. Tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
      Mengapa? Karena Alquran kalam Allah. Bukan karangan Nabi Muhammad. Juga bukan hasil literasi Nabi Muhammad. Jadi, kisah Abu Lahab ini merupakan bukti. Menunjukkan salah satu bukti kebenaran Alquran. Maha Suci Allah. Subhanallah.
Daftar Pustaka.
1.    Sirah Nabawiyah. Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury. Penerjemah: Kastur Suhardi. Penerbit Pustaka Al-Kautsar. Jakarta 1997.
2.    Zakir Naik. Iklan buku dalam facebook.
3.    Peta Mekah dan Medinah.












Description: D:\2. data Yusronhd\4. data foto yusron\foto jas yus\12800337_1309380495743908_5729225639249223966_n.jpg

1. GURU SELEBRITI YANG MENGGEMASKAN

GURU SELEBRITI YANG MENGGEMASKAN
Oleh:  Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Guru dan Kepala UPT SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Aneh bin ajaib. Waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa, lebih  38 tahun saya menjadi seorang guru. Sebagai seorang pendidik sekaligus “amtenar”. Rasanya, baru kemarin lulus STM (Sekolah Teknik Menengah) Negeri 3 Surabaya di Sidoarjo Jurusan Teknik Mesin. Seangkatan dengan Joko Malis. Pemain sepak bola terkenal di Surabaya. Ternyata,  tidak lama lagi saya akan lepas tugas. Sesuai peraturan,  maka “Umar Bakri” harus pensiun dari guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) pada umur 60 tahun.
BUKAN MANTAN GURU     
      Tentu saja, selama puluhan tahun menjadi “betara guru”, banyak hal sudah terjadi. Sekarang ini, semua murid saya  berpencar. Menjadi apa saja, dan di mana saja.  Oleh karena itu, tidak heran ketika saya berada di suatu tempat. Sering berpapasan dengan “mantan” murid saya. “Pak Guru, bagaimana kabarnya?” kata seseorang. Atau, “Pak Yusron, kok kelihatan masih muda. Padahal saya sebagai murid Bapak. Sudah tua dan rambut sudah beruban,” timpal yang lain.
      “Pak Yusron, terima kasih sudah memberi inspirasi saya belajar elektronika waktu SMP. Alhamdulillah, saya sekarang bekerja di suatu perusahaan yang besar,” tulis seseorang dalam akun facebook saya. Bahkan ada yang menuliskan lewat twitter, “Pak Yusron, adalah guru matematika saya yang hebat.” Atau sapaan lainnya. Ketika berjumpa tatap muka langsung atau lewat media sosial marak terjadi. Biasanya saya menjawab, “Terima kasih, semoga kita tetap sehat lahir dan batin. Bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat sekitar.” Saya menganggap beberapa ucapan dan tulisan mereka hiperbol atau dibesar-besarkan.
      Tetapi, itulah komunikasi yang kerap terjadi antara murid dan “mantan” gurunya. Ya benar, meskipun sekarang sudah kelihatan hampir sama tuanya. Tetapi guru adalah tetap guru selamanya, bukan mantan guru! Juga, bukan bekas guru! Guru saya pribadi waktu SD, SMP, maupun SMA/STM adalah guru saya selamanya. Guru saya sepanjang hayat. Itu keyakinan saya pribadi, maka saya selalu menghormati dan mendoakan kebaikan buat semua guru saya. Selamanya.
      Semua interaksi antara saya dengan “mantan” murid, membuat saya merasa sebagai guru selebriti.  Mungkin saya berlebihan. Tapi, mohon dimaklumi, itulah yang saya rasakan.  Sering terjadi pertemuan saya dengan “mantan” murid di suatu tempat. Atau ketika reuni alumni, memaksa untuk mengingatkan suasana nostalgia yang menyenangkan dan  menggemaskan. Bagaimana tidak menggemaskan? Kami bercerita “gedabrus” dan “ngalor ngidul” tentang zaman tempo dulu yang masih imut, lucu, agak norak, menyenangkan sekaligus menyebalkan. Tetapi, semuanya terlalu indah untuk dikenangkan, dan sayang untuk dilupakan. Adakah hal lain yang lebih indah dan menggemaskan? Selain mengenang peristiwa masa lalu yang indah ketika masih remaja? Selain kisah kasih waktu lampau yang tidak akan terulang?
KECELAKAAN YANG MEMBAWA NIKMAT
      Bagaimana riwayat saya, yang lulusan STM Teknik Mesin bisa menjadi seorang guru? Kisahnya, dimulai ketika saya lulus STM tahun 1976. Saya mendaftar masuk ke ITS (Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya). Dengan sepeda motor. Beberapa kali saya membonceng ayah dari desa Panjunan, Sukodono, Sidoarjo mengunjungi tempat pendaftaran masuk ITS Surabaya. Untuk mencatat dan melengkapi syarat pendaftaran.
      Setelah sekian hari mengikuti bimbingan masuk ke ITS oleh para tentor. Tiba saatnya mengikuti tes masuk ITS. Hasilnya? Ternyata dalam pengumuman penerimaan mahasiswa baru, nama saya tidak muncul. Kecewa? Tentu saja, saya kecewa. Saya batal menjadi “tukang” insinyur. Saya gagal masuk ITS karena nilainya tidak mencukupi. Ataukah sebab ada aturan lulusan STM harus mengabdi selama dua tahun di perusahaan lebih dulu.  Entahlah. Yang pasti, itulah awal saya mengalami “kecelakaan yang membawa nikmat” menjadi calon seorang guru.      
      Setelah gagal masuk ITS, saya menjadi mahasiswa PGSLP YD (Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama Yang Disempurnakan) yang diselenggarakan oleh IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Negeri Surabaya di kampus Ketintang, Surabaya. PGSLP YD adalah sebuah program darurat untuk memenuhi kebutuhan guru di Indonesia. Bahkan dalam perjanjian tertulis yang saya tanda tangani. Setelah lulus kelak, harus bersedia menjadi guru di seluruh Indonesia atau negara lain yang ditunjuk pemerintah.
GURU PEMULA     
      Pada 1 Februari 1978, Alhamdulillah saya lulus dari PGSLP YD Jurusan Keterampilan Elektronika. Sejak 1 Maret 1978 saya resmi menjadi calon guru PNS di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Saya amat bersyukur ditempatkan di daerah asal, sedangkan banyak teman saya ditempatkan di luar Jawa. Misalnya, di Pulau Kalimantan dan Madura. Barangkali, salah satu kriteria menentukan lokasi menempatan adalah hasil nilai selama kuliah. Nilai saya termasuk bagus. Maka saya ditugaskan di sekolah terbaik di Sidoarjo. Alhamdulillah.
      Sebagai calon guru PNS golongan ruang II/a dengan pangkat Pengatur Muda.  Nomor Induk Pegawai 130684046. Saya menerima gaji Rp16.960,00 per bulan. Yakni sebesar 80 persen dari gaji pokok Rp21.200,00. Saya menerima gaji pertama saya dengan gembira. Belum memiliki sepeda motor. Setiap hari sekolah, berangkat dan pulang sekolah naik kendaran umum. Sering juga dibonceng sepeda motor bersama orang yang searah dengan saya.
      Masa ltu, hanya satu jenis kendaran umum yang melayani rute dari Sidoarjo ke Sukodono, dan sebaliknya. Yaitu mobil lin G warna merah.  Yang terbuka bagian belakangnya. Sehingga, penumpang naik dan turun lewat pintu belakang. Bukan lewat samping. Penumpang duduk saling berhadapan, beradu dengkul. Menghadap ke samping. Bukan ke depan atau ke belakang. “Bemo” tersebut berpangkalan di Pasar Dayu, Sidoarjo dan Pasar Sukodono. Saya biasanya menunggu kendaraan di depan rumah, lalu turun di Baba Layar, Sidoarjo. Kemudian berjalan kaki ke SMP Negeri 1 Sidoarjo. Melewati alun-alun Sidoarjo.
      Don’t judge a book by its cover. Jangan menilai sebuah buku hanya dengan melihat penampilan luarnya saja. Jangan suka menilai seseorang cuma dari penampilan “casing”nya, hanya dari “bungkus”nya. Pepatah tersebut cocok dengan pengalaman saya. Sewaktu pulang dari sekolah. Biasanya, saya menunggu antrean “bemo” di Pasar Dayu, Sidoarjo. Kendaraan akan berangkat, jika penumpang sudah penuh. Selama menunggu, saya menonton para “kru” dan calon penumpang bermain catur. Bergantian.
      Cak Mat, salah seorang pemain catur jalanan. Penampilannya sungguh tidak mengesankan. Rambut awut-awutan. Mengenakan pakaian “kebesaran”. Karena memang  berukuran amat besar dan “gelombyor”. Tetapi, jangan tertipu penampilan. Dia pemain catur ulung. Dia menggerakkan buah catur secepat kilat, sebelum musuhnya menempatkan buah catur dengan sempurna. Tingkahnya sungguh “menghenyek” lawannya. Tanpa berpikir. Dia memindahkan buah catur, tanpa konsentrasi melihat papan catur. Seolah dia bisa “membaca” pikiran lawannya.  Awalnya, saya memandangnya dengan “sebelah mata”. Saya menganggapnya sebagai pemain “ecek-ecek”. Pemain catur pemula. Tapi saya keliru! Ternyata, saya sulit mengalahkan dia dalam bermain catur.  Yang sering  hanya bermain seri. Hanya seimbang, tidak ada yang kalah. Bahkan, saya pernah kalah.
       Tahun 2010. Cak Mat mengunjungi saya. Di SMP Negeri 2 Buduran, Sidoarjo. Setelah 30-an tahun tidak berjumpa. Dengan penampilan yang rapi. Dia menyapa saya, megingatkan zaman tempo dulu. Kami bernostalgia. Dia mengingatkan, bahwa saya adalah lawan tanding bermain catur yang seimbang. Setelah beberapa saat, dia pamit dengan membawa uang transpor sekadarnya.
      Sekarang, saya merasa kehilangan. Pemuda berbadan kekar. Dia, seorang sopir perusahaan. Setiap pagi lewat di depan rumah. Dia naik sepeda motor butut. Tidak memakai jaket. Juga, tanpa helm. Menuju ke tempat kerjanya. Setiap pagi berangkat kerja, dia acap kali mengajak saya bersama. Saya membonceng ke Sidoarjo. Saya ikut “nebeng”. Naik sepeda motor “gundul”. Bisa pula disebut sepeda motor “miskin”. Tidak punya apa-apa. Hanya mampu “gelundung” saja. Kasihan. Namun, anehnya, meskipun “miskin”, tapi sangat berjasa. Terutama kepada saya. 
      Sayangnya, saya tidak tahu tempat tinggalnya. Sudah puluhan tahun, saya tidak pernah berjumpa lagi dengannya. Semoga Allah yang Mahakuasa membalas semua kebaikannya. Amin.
      Dengan penampilan anak muda 21 tahun, maaf, agak berambut gondrong. Rambut sedikit “gimbal”. Banyak teman sekolah yang tidak menyangka, saya telah menjadi seorang pendidik. Memang, seorang guru seharusnya bisa “digugu” dan “ditiru”. Artinya, seorang guru sepatutnya mampu menjadi panutan dan teladan.
       Sebagai guru pemula, saya menjadi asisten Pak Bin Anwar. Beliau guru agama Islam yang pintar servis elektronika. Misalnya, servis radio dan televisi. Beberapa teman guru menggoda saya, “Pak Yusron adalah guru yang aneh, sebab menjadi guru yang berhubungan dengan listrik, tetapi rumah pak guru sendiri belum ada listriknya,” kata mereka. Saya tertawa, mendengarkan  gurauan mereka. Mungkin mereka menganggap saya belum cukup ilmu untuk menjadi guru.
      Guyonan teman guru ada benarnya. Kegiatan perkuliahan PGSLP YD dilaksanakan sekitar delapan bulan. Dengan memperoleh beasiswa dari pemerintah dihitung selama setahun. Setelah lulus, langsung ditugaskan sebagai guru SMP. Padahal, dengan kuliah yang relatif singkat. Tentu saja, bekal ilmunya belum mumpuni. Saya berusaha mengatasi kekurangan tersebut. Mulai saat itu, saya sering mengunjungi Pasar Genteng, Surabaya untuk belajar lebih banyak dan mendalam tentang Teknik Elektronika.
PENYANYI KAMAR MANDI     
      Kami para guru muda. Sering tidur di sanggar sekolah. Ruangan tidak terpakai disulap menjadi ruang tidur.  Saya dengan Pak Andi guru kesenian dan Pak Putut guru bahasa Indonesia adalah penghuni tetap. Sedangkan beberapa guru lain, biasanya ikut menimbrung.
      Melihat dan mendengarkan Pak Andi memainkan gitar sambil bernyanyi. Hampir setiap hari. Saya terpengaruh kena “virus”nya. Tidak terasa, saya dan Pak Putut tertular ikut belajar bermain gitar. Juga belajar alat musik lainnya. Misalnya, piano dan drum. Kami memperoleh julukan sebagai “Penyanyi Kamar Mandi” dan “Artis Sanggar”.
      “Pindah kripnya besok saja!” teriak Pak Andi. Ketika kami memainkan sebuah lagu, tetapi  tangan saya terlambat memindahkan krip (accord) gitar dari posisi C ke Am misalnya. Kami tertawa bersama mendengar “ejekan” tersebut.
JAGO KANDANG BADMINTON
      Pada kesempatan lain. Saya berhasil “membalas dendam”. Mempermalukan Pak Andi. Pada sore hari yang cerah. Kami bermain badminton. Setelah saya mengalahkan Pak Putut. Saya bertanding single dengan Pak Andi. Yang amat mahir bermain gitar, tetapi “kedodoran” ketika memegang raket badminton. Pertandingan belum berakhir, Pak Andi sudah menyerah kalah. Pak Andi mengaku “keok”. “Gak badminton, gak patheen,” kata Pak Andi. Sambil meletakkan raket dan “ngeloyor” meninggalkan lapangan. Sungguh, kenangan yang lucu dan menggemaskan.
KHATIB SALAT JUMAT PEMULA
      “Pak Yusron bukan akar, tapi rotan,” kata Pak Subron, guru pelajaran agama Islam.  Memberikan semangat kepada saya, agar mau belajar menjadi khatib salat Jumat. Menjadi juru khotbah. Ketika itu, saya dipaksa menjadi khatib salat Jumat di masjid sekolah. Saya guru keterampilan. Bukan guru pelajaran agama Islam. Saya beralasan, “Tidak ada rotan, akar pun jadi.” Karena dipaksa, lalu terpaksa. Akhirnya, sekarang terbiasa menjadi khatib dan imam salat Jumat di masjid sekolah. Alhamdulillah.
JUARA CATUR LOKAL   
      Ketika itu, dalam kurikulum, muncul mata pelajaran Keterampilan Bebas. Siswa boleh memilih sesuai bakat dan minatnya. Misalnya: memasak, seni tari, bola voli, badminton, sepak bola, catur. Atau lainnya sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah. Sebagai guru keterampilan, tentu saja, saya mendapat giliran untuk mengampunya. Saya mendapatkan tugas memberikan pelajaran bermain catur kepada siswa. Beberapa buku teori bermain catur dan buku pertandingan antarmaster catur tingkat dunia, sudah saya miliki.     
      Beberapa guru senior, misalnya Pak Bin Anwar, Pak Imam Muljono, dan Pak Soedarsono sering penasaran dengan saya. Penyebabnya: mereka belum bisa mengalahkan saya dalam bermain catur. Di rumah, saya kerap bermain catur dengan ayah dan tiga saudara laki saya. Ayah saya, H.M.Tauchid Ismail, ketua takmir masjid Panjunan, Sukodono, Sidoarjo. Zaman itu, pengurus masjid menyiapkan beberapa papan catur dan papan lapangan tenis meja di teras masjid. Agar para pemuda betah berada di masjid. Terutama ketika bulan puasa. Lingkungan tersebut memengaruhi saya. Sejak kecil, saya sudah sering bermain catur. Saya pernah menyabet juara lomba catur tingkat kecamatan Sukodono. Jadi, mengajarkan teori bermain catur dan praktik bertanding catur melawan murid merupakan hal yang sudah biasa.
SEKOLAH KERAJAAN
       “Inilah bapak guru dari sekolah kerajaan,” ujar rekan guru SMP Negeri 2 Sidoarjo. Mereka menilai Kepala SMP Negeri 1 Sidoarjo, kala itu, Pak Tony Soebijanto, BA sebagai orang yang keras dan tegas dalam menegakkan disiplin kepada siswa maupun guru dan pegawai.  Memang, masa itu, SMP Negeri 1 Sidoarjo terkenal sebagai sekolah yang amat disiplin. Sehingga dijuluki “Sekolah Kerajaan”. “Apakah dia seorang guru?” tegur Pak Tony. Sambil menuding dengan jempol jari tangan kanan ke arah siswa di depan saya. Ketika itu saya, seorang guru muda,  sedang berbicara dengan siswa di luar kelas pada jam istirahat. Pak Tony menginginkan tetap ada “jarak” antara guru dengan siswa. Juga, harus terjaga semacam “kasta” antara guru senior dan pemula.
GURU TERBANG
      Setelah berjalan beberapa waktu. Saya ditugaskan menjadi “guru terbang”. Mengapa? Karena saya harus bergerak dari satu sekolah ke sekolah lain. Misalnya, Senin bertugas di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Selasa mengajar di SMP Negeri Juanda (sekarang SMP Negeri 1 Sedati). Rabu berada di SMP Negeri 1 Candi. Begitu selanjutnya, diatur sesuai dengan jadwal jam mengajar. Semua sekolah tersebut adalah filial atau cabang dari SMP Negeri 1 Sidoarjo.
      Khusus ke SMP Negeri Juanda, disediakan bis dinas TNI AL (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut). Semboyan TNI AL “Jalesveva Jayamahe”. Yang bermakna Di Lautan Kita Jaya. Tiap hari kerja, pukul lima pagi, bis sudah siap di depan gedung SMP Negeri 1 Sidoarjo. Hanya kendaraan TNI AL yang boleh  masuk kompleks Juanda. Naik bis bersama tentara dan mengajar di Kompleks SMP Negeri Juanda berpengaruh positif. Sikap disiplin dan saling hormat dengan mengangkat tangan kanan ketika bertemu, menjadi pemandangan harian.
PERTAMA KALI NAIK PESAWAT UDARA
      Anak desa naik pesawat udara, karena guru. Benar! Saya pertama kali naik pesawat terbang, karena berstatus guru di SMP Negeri  Juanda. Waktu itu, sekitar tahun 1980-an ada murid putera tentara menawarkan naik pesawat terbang gratis. Saat itu, peringatan Hari Armada. Ada pilot yang ingin menambah jam terbang. Tentu saja, tawaran itu kami terima dengan gembira.
      Duduk di dalam pesawat terbang menghadap ke samping. Bukan ke depan atau ke belakang. Terjadilah pengalaman luar biasa. Anak desa terbang pertama kali. Pesawat kecil  berisi empat orang, termasuk pilot dan copilot. Selama sekitar satu jam kami  berputar di sekitar langit Juanda. 
      Pertama kali berada di udara. Saya berusaha melihat pemandangan ke arah bawah. Lewat jendela kecil.  Saya mencari desa dan atap rumah saya dari udara. Menikmati pemandangan sekitar. Pemandangan yang menakjubkan. Selama di udara, bergejolak perasaan gembira dan takut sekaligus. Alhamdulillah, akhirnya pesawat dapat mendarat dengan mulus.  Semua gembira. Apalagi saya.
MENJADI KOMANDAN UPACARA
      Bertugas puluhan tahun. Menghadapi aneka model dan gaya murid, guru, dan pegawai.  Dengan karakter dan perilaku yang beragam. Membuat saya memperoleh banyak pengalaman. Suka dan duka. Berpindah tempat tugas: pembagian guru ke SMP Negeri Juanda, sejak 1 Desember 1981. Mendekati tempat tinggal, mulai 1 Agustus 1986 mutasi ke SMP Negeri 1  Sukodono.
     Suatu saat, saya bertanya bagaimana cara  seorang penari mampu diam. Tidak bergerak selama beberapa menit. “Gerak-gerakkan anggota tubuh yang tertutup, misalnya jempol dan jari kaki, agar peredaran darah tetap lancar,” jawab seorang guru seni tari. Saya mencoba menerapkan ilmu tersebut, ketika menjadi komandan upacara. Waktu itu, SMP Negeri 1 Sukodono mendapatkan giliran menjadi komandan upacara 17 Agustus, tingkat kecamatan. Tidak ada guru yang bersedia, termasuk guru olah raga. Akhirnya, saya mengajukan diri.  Menjadi komandan upacara. Di lapangan kecamatan Sukodono. Pak Camat sebagai inspektur upacara. Dengan pengalaman sebagai Pembina Mahir Pramuka. Saya berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Alhamdulillah.
GURU SELEBRITI
      Mendapatkan tugas baru. Sebagai guru dengan tugas tambahan kepala SMP Negeri 3 Porong, terhitung 5 Maret 2002. Ditugaskan di SMP Negeri 1 Jabon, sejak 17 Februari 2004. Pindah tugas ke SMP Negeri 2 Buduran, sejak 3 April 2007. Mulai 15 Januari 2014 mutasi ke SMP Negeri 1 Balongbendo, sampai sekarang. Sungguh, cakupan wilayah tempat tugas yang relatif luas.
      Saya tetap masuk kelas. Bertatap muka langsung dengan siswa. Sesuai dengan kewajiban guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Mengampu mata pelajaran matematika. Di semua sekolah tempat bertugas. Suasana berinteraksi dengan murid, tidak tergantikan. Sangat menggembirakan sekaligus menggemaskan.
      Kwangsan adalah nama sebuah desa di kecamatan Sedati, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Balai desa Kwangsan berhadapan dengan gedung BPMTV (Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan) yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hanya terpisah sebuah jalan desa.
      Sirojudin, nama kepala desa Kwangsan saat ini. Perangkat desa dan beberapa ibu  sedang berkumpul di balai desa. Para ibu menunggu putra-putrinya  yang belajar di TK (Taman Kanak-Kanak) Dharma Wanita. Gedung TK  berada di samping balai desa. Saya mampir ke balai desa, sewaktu mengikuti Workshop Penulisan Kreatif di BPMTV. “ Pak Yusron ini adalah guru saya waktu SMP,” kata Sirojudin. “Apakah benar Pak, kok kelihatan lebih tua muridnya dibandingkan dengan  gurunya?” kata seorang perangkat desa.  Saya mengangguk. Ibu-ibu tersenyum. Saya juga. Saat itu, saya merasa sebagai guru selebriti.