Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Monday, December 31, 2018

1782. NIAT SALAT


NIAT SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang niat dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.    
1.    Umat Islam yang mengerjakan salat tanpa berniat hukumnya tidah sah alias salatnya batal, dan harus mengulang salat lagi.
2.    Dalam Islam, semua amal perbuatan harus diawali dengan niat.
3.    Umar bin Khattab berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan itu hanya dengan niat, seseorang akan mendapatkan hasil amal perbuatannya sesuai dengan niatnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
َ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

      Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya berniat karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai tujuan ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam ahli hadis)

4.    Para ulama menjelaskan bahwa niat itu terletak dalam hati seseorang.
5.    Ucapan lidah bukanlah niat, tetapi ucapan lidah dapat membantu mengingatkan hatinya.
6.    Kekeliruan pada lidah tidak memudaratkan, asalkan niat dalam hatinya benar.
a.    Hukum niat ini disepakati oleh kalangan mazhab Syafii dan mazhab Hambali.
b.    Mazhab Maliki dan mazhab Hanafi berpendapat bahwa melafazkan niat dengan lidah tidak disyariatkan dalam salat, kecuali apabila orang yang salat  ragu-ragu.
7.    Menurut mazhab Hanafi melafazkan niat dalam salat adalah perbuatan bid’ah, tetapi dianggap baik apabila orang yang akan mengerjakan salat melafazkan niatnya dengan lidah bertujuan untuk menghilangkan perasaan ragu-ragu.
8.    Waktu berniat untuk mengerjakan salat.
a.    Menurut mazhab Maliki, mazhab Hanafi, dan mazhab Hambali bersepakat bahwa sah hukumnya apabila berniat salat SEBELUM mengangkat tangan ketika takbiratul ihram.
b.    Menurut mazhab Syafii bahwa berniat salat adalah BERSAMAAN dengan mengangkat tangan ketika takbiratul ihram.

9.    Contoh niat salat Subuh.


اُصَلّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
"Ushalli fardhal shubhi rak'ataini mustaqbilall qiblati adaa-an lillaahi ta'aala"
      Aku berniat melakukan salat fardu Subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, karena Allah.
10. Contoh lafaz niat salat Zuhur.

اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

"Ushalli fardhal  zhuhri arba'a rak'aatin mustaqbilall qiblati adaa-an lillaahi ta'aala"
      Aku berniat melakukan salat fardu Zuhur 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, karena Allah ta'ala.

11. Contoh lafaz niat alat Asar.


اُصَلِّيْ فَرْضَ اْلَعَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

"Ushalli fardhal 'ashri arba'a rak'aatin mustaqbilall qiblati adaa-an lillaahi ta'aala"
     Aku berniat melakukan salat fardu Asar 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, karena Allah ta'ala.

12. Contoh lafaz niat salat Magrib.

اُصَلِّيْ فَرْضَ اْلْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
"Usholli fardhal maghribi tsalatsa raka'aatim mustaqbilall qiblati adaa-an lillaahi ta'aala"
     Aku berniat melakukan salat fardu Magrib 3 rakaat, sambil menghadap qiblat, karena Allah ta'ala.

13. Contoh lafaz niat salat Isya.


اُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

      Aku berniat melakukan salat fardu Isya 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, karena Allah ta'ala.

14.  Contoh niat salat Jumat.

اُصَلِّيْ فَرْضَ الجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً مَاْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
      "Usholli fardhal jum'ati rak'ataini mustaqbilall qiblati adaa-an ma`muuman lillaahi ta'aala"
Artinya :
      Aku berniat melakukan salat Jumat 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, menjadi makmum, karena Allah ta'ala.

Daftar Pustaka
1.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online



1781. MEMBENTUK FI'IL MAJHUL DARI FI'IL MAKLUM


MEMBENTUK FI’IL MAJHUL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
    
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara membentuk fi’il majhul  dari fi’il maklum dalam bahasa Arab?” Tim Badar Online menjelaskannya.
1.    Fi’il adalah kata yang menunjukkan suatu makna dan terikat dengan waktu.
2.    Fi’il disebut juga “kata kerja”.
3.    Fi’il (kata kerja) ditinjau menurut waktu terjadinya, dibagi dalam tiga kelompok.
a.    Fi’il madhi (waktu lampau)
b.    Fi’il mudharik (waktu sekarang/akan datang).
c.    Fi’il amar (perintah)
4.    Fi’il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan kejadian pada waktu lampau.
5.    Fi’il mudharik adalah kata yang menunjukkan kejadian pada waktu sekarang atau akan datang.
6.    Fi’il amar (kata kerja perintah) adalah kata kerja yang digunakan untuk menuntut terjadinya sesuatu setelah pengucapan.
7.    Fi’il (kata kerja) ditinjau menurut pelakunya, تَقْسِيْمُ الفِعْلِ بِالنَّظَرِ إِلَى فَاعِلِهِ dibagi dalam dua kelompok.
a.    Fi’il maklum (kata kerja aktif).
b.    Fi’il majhul (kata kerja pasif).
8.     Fi’il maklum adalah fi’il (kata kerja) yang disebutkan pelakunya yang disebut juga “kata kerja aktif”.
9.    Fi’il majhul adalah fi’il (kata kerja) yang yang tidak disebutkan pelakunya yang  disebut juga “kata kerja pasif”.

10. Cara mengubah fi’il madhi (waktu lampau) dari bentuk fi’il maklum (aktif) menjadi fi’il majhul (pasif).
1)    Huruf sebelum huruf terakhir diberi tanda “kasrah”.
2)    Semua huruf sebelum dua huruf terakhir diberi tanda “dammah”.
a.    ضَرَبَ –> ضُرِبَ
Dha-ra-ba (aktif/fi’il maklum) menjadi dhu-ri-ba (pasif/fi’il majhul)
b.    قَتَلَ –> قُتِلَ
Qa-ta-la (aktif/fi’il maklum) menjadi qu-ti-la (pasif/fi’il majhul)
c.    تَعَلَّمَ –> تُعُلِّمَ
Ta-‘a-lla-ma (aktif/fi’il maklum) menjadi tu-‘ul-lli-ma (pasif/fi’il majhul

11. Cara mengubah fi’il mudharik (waktu sekarang/akan datang) dari bentuk fi’il maklum (aktif) menjadi fi’il majhul (pasif).
1)    Huruf pertama diberi tanda “dammah”.
2)    Huruf sebelum huruf terakhir diberi tanda “fathah”.
a.    يَكْتُبُ –> يُكْتَبُ
Yak-tu-bu (aktif/fi’il maklum) menjadi yukta-bu (pasif/fi’il majhul)
b.    يَفْتَحُ –> يُفْتَحُ
Yaf-ta-hu (aktif/fi’il maklum) menjadi yuf-ta-hu (pasif/fi’il majhul)
c.    يَسْتَمِعُ –> يُسْتَمَعُ
Yas-ta-ma-mi-‘u (aktif/fi’il maklum) menjadi yus-ta-ma-‘u (pasif/fi’il majhul)

12. Jika pada fi’il madhi (waktu lampau) terdapat huruf yang disukun, maka pada saat membentuk fi’il majhul (kata kerja pasif) dari fi’il maklum (kata kerja aktif) tidak boleh dijadikan “dammah” dan tetap harus “disukun”.
a.    اِسْتَمَعَ –> اُسْتُمِعَ
is-ta-ma-a (aktif/fi’il maklum) menjadi us-tu-mi-a (pasif/fi’il majhul)
Huruf “sin” yang disukun dalam fi’il maklum (kata kerja aktif), tetap disukun dalam fi’il majhul (kata kerja pasif).

Daftar Pustaka
1.    Tim Badar Online Wisma Misfallah Thalabul Ilmi (MTI), Pogung Kidul 8C, RT 01/RW 49, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
2.    E-mail: onlinebadar@yahoo.com

1781. MEMBENTUK FI'IL MAJHUL DARI FI'IL MAKLUM


MEMBENTUK FI’IL MAJHUL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
    
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara membentuk fi’il majhul  dari fi’il maklum dalam bahasa Arab?” Tim Badar Online menjelaskannya.
1.    Fi’il adalah kata yang menunjukkan suatu makna dan terikat dengan waktu.
2.    Fi’il disebut juga “kata kerja”.
3.    Fi’il (kata kerja) ditinjau menurut waktu terjadinya, dibagi dalam tiga kelompok.
a.    Fi’il madhi (waktu lampau)
b.    Fi’il mudharik (waktu sekarang/akan datang).
c.    Fi’il amar (perintah)
4.    Fi’il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan kejadian pada waktu lampau.
5.    Fi’il mudharik adalah kata yang menunjukkan kejadian pada waktu sekarang atau akan datang.
6.    Fi’il amar (kata kerja perintah) adalah kata kerja yang digunakan untuk menuntut terjadinya sesuatu setelah pengucapan.
7.    Fi’il (kata kerja) ditinjau menurut pelakunya, تَقْسِيْمُ الفِعْلِ بِالنَّظَرِ إِلَى فَاعِلِهِ dibagi dalam dua kelompok.
a.    Fi’il maklum (kata kerja aktif).
b.    Fi’il majhul (kata kerja pasif).
8.     Fi’il maklum adalah fi’il (kata kerja) yang disebutkan pelakunya yang disebut juga “kata kerja aktif”.
9.    Fi’il majhul adalah fi’il (kata kerja) yang yang tidak disebutkan pelakunya yang  disebut juga “kata kerja pasif”.

10. Cara mengubah fi’il madhi (waktu lampau) dari bentuk fi’il maklum (aktif) menjadi fi’il majhul (pasif).
1)    Huruf sebelum huruf terakhir diberi tanda “kasrah”.
2)    Semua huruf sebelum dua huruf terakhir diberi tanda “dammah”.
a.    ضَرَبَ –> ضُرِبَ
Dha-ra-ba (aktif/fi’il maklum) menjadi dhu-ri-ba (pasif/fi’il majhul)
b.    قَتَلَ –> قُتِلَ
Qa-ta-la (aktif/fi’il maklum) menjadi qu-ti-la (pasif/fi’il majhul)
c.    تَعَلَّمَ –> تُعُلِّمَ
Ta-‘a-lla-ma (aktif/fi’il maklum) menjadi tu-‘ul-lli-ma (pasif/fi’il majhul

11. Cara mengubah fi’il mudharik (waktu sekarang/akan datang) dari bentuk fi’il maklum (aktif) menjadi fi’il majhul (pasif).
1)    Huruf pertama diberi tanda “dammah”.
2)    Huruf sebelum huruf terakhir diberi tanda “fathah”.
a.    يَكْتُبُ –> يُكْتَبُ
Yak-tu-bu (aktif/fi’il maklum) menjadi yukta-bu (pasif/fi’il majhul)
b.    يَفْتَحُ –> يُفْتَحُ
Yaf-ta-hu (aktif/fi’il maklum) menjadi yuf-ta-hu (pasif/fi’il majhul)
c.    يَسْتَمِعُ –> يُسْتَمَعُ
Yas-ta-ma-mi-‘u (aktif/fi’il maklum) menjadi yus-ta-ma-‘u (pasif/fi’il majhul)

12. Jika pada fi’il madhi (waktu lampau) terdapat huruf yang disukun, maka pada saat membentuk fi’il majhul (kata kerja pasif) dari fi’il maklum (kata kerja aktif) tidak boleh dijadikan “dammah” dan tetap harus “disukun”.
a.    اِسْتَمَعَ –> اُسْتُمِعَ
is-ta-ma-a (aktif/fi’il maklum) menjadi us-tu-mi-a (pasif/fi’il majhul)
Huruf “sin” yang disukun dalam fi’il maklum (kata kerja aktif), tetap disukun dalam fi’il majhul (kata kerja pasif).

Daftar Pustaka
1.    Tim Badar Online Wisma Misfallah Thalabul Ilmi (MTI), Pogung Kidul 8C, RT 01/RW 49, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
2.    E-mail: onlinebadar@yahoo.com