Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Monday, July 1, 2019

2523. PERGAULAN MASYARAKAT


PERGAULAN MASYARAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang pergaulan manusia dalam masyarakat?” Syekh Yusuf Qardhawi menjelaskannya. 

1.    Para ulama menjelaskan bahwa Islam memberikan prinsip dasar hubungan manusia dalam pergaulan masyarakat sehari-hari, yaitu:
1)    Saling melindungi persaudaraan sesama manusia dan anggota masyarakat.
2)    Saling menjaga dan menghormati hak dan kewajiban sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat.
3)    Saling menjaga, merawat lingkungannya, dan tidak merusaknya.
4)    Saling mengingatkan kebaikan dengan cara yang baik.

2.    Islam melarang setiap sikap, perilaku, dan perbuatan manusia yang bertentangan dengan prinsip di atas.
3.    Allah berfirman,”Orang-orang mukmin adalah bersaudara, jika terjadi perselisihan di antara mereka, harus didamaikan.”
4.    Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 10.

5.   إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

     Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikan antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

6.    Allah  berfirman,”Janganlah suatu kaum menghina dan mengolok-olok kaum yang lain, jangan menghina diri sendiri, dan jangan saling memanggil dengan panggilan yang jelek.”
7.    Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 11.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
      Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

8.    Allah berfirman,”Jangan berprasangka buruk, jangan mencari-cari kesalahan, dan jangan menggunjing orang lain.”
9.    Prasangka adalah pendapat (anggapan) yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui, menyaksikan, dan menyelidiki sendiri.
10. Menggunjing adalah membicarakan kekurangan orang lain, mengumpat, dan menfitnah.
11. Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 12.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

     Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

12. Para ulama menjelaskan bahwa manusia adalah bersaudara dengan yang lain menurut tingkatannya masing-masing:
1)    Saudara seiman (jika imannya sama).
2)    Saudara sebangsa dan setanah air (jika bangsa dan tanah airnya sama).
3)    Saudara sesama manusia (tanpa melihat iman, suku, bangsa, ras, dan tanah air mereka).
4)    Sesama makhluk Allah (manusia dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lingkungannya).

13. Al-Quran surah Al-Ashr (surah ke-103) ayat 1-3.
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
     إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

       Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.   

14. Rasulullah bersabda,”Janganlah kalian saling hasut-menghasut, jangan saling bertolak belakang, dan jangan saling membenci, tetapi jadilah kalian hamba Allah bersaudara."

Daftar Pustaka.
1.    Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal dan Haram dalam Islam. Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy. Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993.
2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3.    Tafsirq.com online.



2523. PERGAULAN MASYARAKAT


PERGAULAN MASYARAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang pergaulan manusia dalam masyarakat?” Syekh Yusuf Qardhawi menjelaskannya. 

1.    Para ulama menjelaskan bahwa Islam memberikan prinsip dasar hubungan manusia dalam pergaulan masyarakat sehari-hari, yaitu:
1)    Saling melindungi persaudaraan sesama manusia dan anggota masyarakat.
2)    Saling menjaga dan menghormati hak dan kewajiban sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat.
3)    Saling menjaga, merawat lingkungannya, dan tidak merusaknya.
4)    Saling mengingatkan kebaikan dengan cara yang baik.

2.    Islam melarang setiap sikap, perilaku, dan perbuatan manusia yang bertentangan dengan prinsip di atas.
3.    Allah berfirman,”Orang-orang mukmin adalah bersaudara, jika terjadi perselisihan di antara mereka, harus didamaikan.”
4.    Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 10.

5.   إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

     Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikan antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

6.    Allah  berfirman,”Janganlah suatu kaum menghina dan mengolok-olok kaum yang lain, jangan menghina diri sendiri, dan jangan saling memanggil dengan panggilan yang jelek.”
7.    Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 11.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
      Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

8.    Allah berfirman,”Jangan berprasangka buruk, jangan mencari-cari kesalahan, dan jangan menggunjing orang lain.”
9.    Prasangka adalah pendapat (anggapan) yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui, menyaksikan, dan menyelidiki sendiri.
10. Menggunjing adalah membicarakan kekurangan orang lain, mengumpat, dan menfitnah.
11. Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 12.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

     Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

12. Para ulama menjelaskan bahwa manusia adalah bersaudara dengan yang lain menurut tingkatannya masing-masing:
1)    Saudara seiman (jika imannya sama).
2)    Saudara sebangsa dan setanah air (jika bangsa dan tanah airnya sama).
3)    Saudara sesama manusia (tanpa melihat iman, suku, bangsa, ras, dan tanah air mereka).
4)    Sesama makhluk Allah (manusia dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lingkungannya).

13. Al-Quran surah Al-Ashr (surah ke-103) ayat 1-3.
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
     إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

       Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.   

14. Rasulullah bersabda,”Janganlah kalian saling hasut-menghasut, jangan saling bertolak belakang, dan jangan saling membenci, tetapi jadilah kalian hamba Allah bersaudara."

Daftar Pustaka.
1.    Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal dan Haram dalam Islam. Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy. Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993.
2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3.    Tafsirq.com online.



Sunday, June 30, 2019

2522. TAKDIR ALLAH


TAKDIR ALLAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang takdir Allah?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya. 
1.    Kata “taqdir” (takdir) berasal dari kata “qadar” yang artinya “ukuran, kadar, atau batas”.
2.    Misalnya matahari beredar di tempat peredarannya, itulah takdir, batas, atau ukuran untuk matahari. 
3.    Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 38-39.
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ

      Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikian takdir (ketetapan) Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami takdirkan (tetapkan) bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) dia kembali sebagai bentuk tandan yang tua.

4.    Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 1-2.
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
      Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menakdirkan (menetapkan) ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

5.    Segala sesuatu yang berada di alam semesta, mulai dari yang kecil hingga yang besar, semuanya berdasarkan takdir (ketetapan) Allah.

6.    Al-Quran surah At-Tallaq (surah ke-63) ayat 5.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

      Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan kebutuhannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

7.    Al-Quran surah Al-A’la (surah ke-87) ayat 1-5.
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَىٰ فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَىٰ
     
      Sucikan nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi. Yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya) dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.

8.    Segala sesuatu yang berada di alam semesta ini, semua ukurannya telah ditetapkan oleh Allah dengan sangat presisi, itulah takdir atau sunatulah.
9.    Para ilmuwan menyebutnya sebagai hukum alam (hukum Allah yang berlaku di alam semesta). 
10. Manusia mempunyai takdir sesuai dengan ketetapan Allah.
11. Misalnya manusia tidak dapat terbang seperti burung.
12. Manusia hidup berada dalam lingkungan takdir Allah, dan apa saja yang dilakukan oleh manusia semuanya terikat dalam takdir atau hukum Allah terhadap manusia. 
13. Takdir atau hukum Allah terhadap manusia berupa pilihan.
14. Allah menakdirkan manusia boleh, dapat, dan mampu memilih, bukan seperti matahari, bulan, dan bumi yang tidak dapat memilih, tetapi manusia boleh, dapat, dan mampu memilih takdir atau ukuran yang diambil.
15. Umar bin Khattab membatalkan kunjungan ke suatu daerah, karena mengetahui wilayah tersebut terkena wabah penyakit.
16. Para sahabat Nabi bertanya,”Apakah kamu menghindar dari takdir Allah?” Umar bin Khattab menjawab,”Saya menghindar dari takdir satu ke takdir lainnya.” 
17. Kadang kala manusia salah menilai takdir, misalnya ketika mendapatkan suatu bencana atau musibah, maka manusia berkata,”Semua bencana ini terjadi karena takdir Allah.”.
18. Tetapi ketika manusia mendapatkan kesuksesan, kenikmatan, dan anugerah, maka manusia berkata,”Semua keberhasilan ini adalah hasil kerja keras dan cerdas saya sendiri.” 
19. Hal ini bertentangan dengan firman Allah dalam Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 79.
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

      Apa saja nikmat yang kamu peroleh berasal dari Allah dan apa saja bencana yang menimpamu dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Cukup Allah yang menjadi saksi.

20. Allah Maha Mengetahui segalanya dan manusia diberi kemampuan untuk memilih dan menentukan nasibnya sendiri.
21. Ilmu Allah sungguh sangat luas, sehingga Allah Maha Mengetahui semua masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang. 
22. Dengan keluasan ilmu Allah, maka Allah mengetahui segala yang akan dipilih oleh setiap manusia untuk masa depannya sendiri.
23. Apakah seorang manusia memilih jalan yang mengantarkan dirinya ke surga atau terjemus ke dalam neraka? 
24. Manusia ditakdirkan dan diberi kemampuan oleh Allah untuk dapat dan mampu melakukan pilihannya sendiri dengan segala risiko dan akibatnya.
25. Artinya manusia bebas menentukan jalan hidupnya sendiri dan akan menanggung segala dampak, risiko, dan akibatnya dalam kehidupannya di dunia dan akhirat. 

Daftar Pustaka
  1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
  2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
  3. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
  4. Tafsirq.com online