Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Monday, July 31, 2017

159. SEWIDAK

UMUR SEWIDAK, SEKARATE WIS CEDAK
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Orang yang sudah berumur 50 tahun, dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Seket”. Kata “Seket” bisa bermakna “seneng kethuan”, artinya “senang memakai kopiah”. Kopiah adalah peci yang biasa dipakai orang Islam waktu salat. Di Turki penutup kepala semacam “kopiah” disebut Stambul Turki atau Terbus.
        Kopiah dikenakan pada bagian tubuh di atas leher, yaitu di kepala.  Kepala bagian terpenting tubuh manusia. Hal ini bisa diartikan orang yang mengenakan kopiah di kepalanya sudah merasa mencapai usia tertinggi dalam hidupnya. Sudah mendekati “babak final” dalam hidupnya.
      Orang yang berumur 60 tahun dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Sewidak”. Kata “Sewidak” bisa bermakna “Sekarate wis cedak”. Artinya  “ajalnya sudah dekat”. Hampir mendekati “game over.” Kisah perjalanan hidupnya hampir “Tamat”.
     Para ulama memberikan saran kepada semua orang yang sudah berumur 50 tahun, apalagi yang sudah mencapai 60 tahun.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 37. “Mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkan kami niscaya kami akan mengerjakan amal saleh, berbeda dengan yang sudah kami kerjakan”. Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir, bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakan (azab Kami) dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim”.
      Nabi bersabda,“Allah tidak menerima alasan apa pun, untuk orang yang dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun.”
     Para ulama berkata,”Orang yg dipanjangkan umurnya oleh Allah sampai mencapai  50 tahun, tidak diterima lagi alasan atau dalih apa pun. Karena 50 tahun usia yang dekat dengan kematian. Merupakan kesempatan terakhir memperbanyak tobat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap kembali kepada Allah.”
     Para ulama berkata,”Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu. Sekarang hampir sampai ke tujuan, kerjakan yang terbaik dalam sisa umurmu, semoga Allah akan mengampuni semua dosa yang lampau. Tetapi, jika engkau masih berbuat dosa di umur tuamu, kamu pasti dihukum berat akibat dosa masa lalu sampai sekarang.
     Gus Dur melontarkan humor,”Semua orang yang sudah berumur 63 tahun, sudah sah untuk mati.” Nabi Muhammad meninggal dalam usia 63 tahun. Oleh karena itu, mari kita anggap umur yang panjang adalah bonus dan kesempatan dari Allah untuk berbuat kebaikan.
     Pesan para ulama untuk semua orang yang berumur 50 tahun ke atas. Agar memperbanyak doa mengharap keridaan Allah semoga hidup kita berakhir  “husnulkhatimah”. Husnulkhatimah artinya akhir hayat yang baik dari seseorang.
    Selalu berusaha menambah ilmu agama, berdakwah, memperbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.
    Menyiapkan pesan dan wasiat serta melakukan pembagian harta kekayaan untuk semua anaknya.
    Memperbanyak menjalin hubungan silaturahmi dan merekatkan hubungan yang pernah renggang.
    Mohon maaf dan berbuat baik kepada semua orang yang pernah dizalimi.
   Meningkatkan amal kebaikan, terutama amal jariah yang dapat terus memberikan pahala setelah kita meninggal.
  Memaafkan kesalahan, kekhilafan, dan kekeliruan orang lain kepada kita, sebesar apa pun kesalahan itu.
    Selesaikan semua utang piutang yang masih ada dan jangan membuat utang baru meskipun untuk menolong orang lain.
     Jangan banyak bersenda gurau, bercanda, berkelakar, berolok-olok, berdebat, dan terjebak dalam hal yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
    Jangan berlebihan dalam berhias, bersolek, dan berpakaian. Berpakaian sederhana saja.
     Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja sesuatu yg kurang diperlukan untuk mendukung amal kebaikan.
    Jangan berteman dan berkumpul dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal kebaikan.
  Jangan banyak berjalan, melancong, dan berkeliling yang tidak bermanfaat untuk  mendekatkan diri kepada kehidupan akhirat.
    Jangan mudah gelisah, berkeluh kesah, kecewa, sebal, mendongkol, dan kesal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
     Selalu bersyukur dan sabar dalam menghadapi masalah apa pun. Selalu berpikiran positif dalam menjalani kehidupan.
  Berhenti dari semua perbuatan maksiat, sekarang juga!
   Berhenti memandang yg sesuatu tidak halal dan tidak baik.
   Berhenti dari mengambil barang atau sesuatu yg bukan hak.
      Berhenti mengosumsi makanan yg tidak baik dan yg tidak halal.
Berhenti dari ghibah, membicarakan keburukan orang lain, bergunjing, menfitnah, dan menyakiti hati orang lain.
Berhenti dari mendengarkan sesuatu yang haram, dan yang tidak bermanfaat.
Selalu berbaik sangka kepada Allah atas segala yg terjadi dan menimpa kita.
  Selalu beristigfar, mohon ampun kepada Allah, bertobat atas semua kesalahan yang pernah dilakukan.
   Selalu berdoa untuk diri sendiri, keluarga, orang tua, dan semua orang beriman dalam setiap saat dan waktu.
     Semoga kita semua diberi kemampuan untuk menutup hidup ini dengan husnulkhatimah,  yaitu akhir kehidupan yang baik.
  Mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.

159. SEWIDAK

UMUR SEWIDAK, SEKARATE WIS CEDAK
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Orang yang sudah berumur 50 tahun, dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Seket”. Kata “Seket” bisa bermakna “seneng kethuan”, artinya “senang memakai kopiah”. Kopiah adalah peci yang biasa dipakai orang Islam waktu salat. Di Turki penutup kepala semacam “kopiah” disebut Stambul Turki atau Terbus.
        Kopiah dikenakan pada bagian tubuh di atas leher, yaitu di kepala.  Kepala bagian terpenting tubuh manusia. Hal ini bisa diartikan orang yang mengenakan kopiah di kepalanya sudah merasa mencapai usia tertinggi dalam hidupnya. Sudah mendekati “babak final” dalam hidupnya.
      Orang yang berumur 60 tahun dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Sewidak”. Kata “Sewidak” bisa bermakna “Sekarate wis cedak”. Artinya  “ajalnya sudah dekat”. Hampir mendekati “game over.” Kisah perjalanan hidupnya hampir “Tamat”.
     Para ulama memberikan saran kepada semua orang yang sudah berumur 50 tahun, apalagi yang sudah mencapai 60 tahun.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 37. “Mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkan kami niscaya kami akan mengerjakan amal saleh, berbeda dengan yang sudah kami kerjakan”. Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir, bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakan (azab Kami) dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim”.
      Nabi bersabda,“Allah tidak menerima alasan apa pun, untuk orang yang dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun.”
     Para ulama berkata,”Orang yg dipanjangkan umurnya oleh Allah sampai mencapai  50 tahun, tidak diterima lagi alasan atau dalih apa pun. Karena 50 tahun usia yang dekat dengan kematian. Merupakan kesempatan terakhir memperbanyak tobat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap kembali kepada Allah.”
     Para ulama berkata,”Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu. Sekarang hampir sampai ke tujuan, kerjakan yang terbaik dalam sisa umurmu, semoga Allah akan mengampuni semua dosa yang lampau. Tetapi, jika engkau masih berbuat dosa di umur tuamu, kamu pasti dihukum berat akibat dosa masa lalu sampai sekarang.
     Gus Dur melontarkan humor,”Semua orang yang sudah berumur 63 tahun, sudah sah untuk mati.” Nabi Muhammad meninggal dalam usia 63 tahun. Oleh karena itu, mari kita anggap umur yang panjang adalah bonus dan kesempatan dari Allah untuk berbuat kebaikan.
     Pesan para ulama untuk semua orang yang berumur 50 tahun ke atas. Agar memperbanyak doa mengharap keridaan Allah semoga hidup kita berakhir  “husnulkhatimah”. Husnulkhatimah artinya akhir hayat yang baik dari seseorang.
    Selalu berusaha menambah ilmu agama, berdakwah, memperbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.
    Menyiapkan pesan dan wasiat serta melakukan pembagian harta kekayaan untuk semua anaknya.
    Memperbanyak menjalin hubungan silaturahmi dan merekatkan hubungan yang pernah renggang.
    Mohon maaf dan berbuat baik kepada semua orang yang pernah dizalimi.
   Meningkatkan amal kebaikan, terutama amal jariah yang dapat terus memberikan pahala setelah kita meninggal.
  Memaafkan kesalahan, kekhilafan, dan kekeliruan orang lain kepada kita, sebesar apa pun kesalahan itu.
    Selesaikan semua utang piutang yang masih ada dan jangan membuat utang baru meskipun untuk menolong orang lain.
     Jangan banyak bersenda gurau, bercanda, berkelakar, berolok-olok, berdebat, dan terjebak dalam hal yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
    Jangan berlebihan dalam berhias, bersolek, dan berpakaian. Berpakaian sederhana saja.
     Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja sesuatu yg kurang diperlukan untuk mendukung amal kebaikan.
    Jangan berteman dan berkumpul dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal kebaikan.
  Jangan banyak berjalan, melancong, dan berkeliling yang tidak bermanfaat untuk  mendekatkan diri kepada kehidupan akhirat.
    Jangan mudah gelisah, berkeluh kesah, kecewa, sebal, mendongkol, dan kesal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
     Selalu bersyukur dan sabar dalam menghadapi masalah apa pun. Selalu berpikiran positif dalam menjalani kehidupan.
  Berhenti dari semua perbuatan maksiat, sekarang juga!
   Berhenti memandang yg sesuatu tidak halal dan tidak baik.
   Berhenti dari mengambil barang atau sesuatu yg bukan hak.
      Berhenti mengosumsi makanan yg tidak baik dan yg tidak halal.
Berhenti dari ghibah, membicarakan keburukan orang lain, bergunjing, menfitnah, dan menyakiti hati orang lain.
Berhenti dari mendengarkan sesuatu yang haram, dan yang tidak bermanfaat.
Selalu berbaik sangka kepada Allah atas segala yg terjadi dan menimpa kita.
  Selalu beristigfar, mohon ampun kepada Allah, bertobat atas semua kesalahan yang pernah dilakukan.
   Selalu berdoa untuk diri sendiri, keluarga, orang tua, dan semua orang beriman dalam setiap saat dan waktu.
     Semoga kita semua diberi kemampuan untuk menutup hidup ini dengan husnulkhatimah,  yaitu akhir kehidupan yang baik.
  Mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.

159. SEWIDAK

UMUR SEWIDAK, SEKARATE WIS CEDAK
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Orang yang sudah berumur 50 tahun, dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Seket”. Kata “Seket” bisa bermakna “seneng kethuan”, artinya “senang memakai kopiah”. Kopiah adalah peci yang biasa dipakai orang Islam waktu salat. Di Turki penutup kepala semacam “kopiah” disebut Stambul Turki atau Terbus.
        Kopiah dikenakan pada bagian tubuh di atas leher, yaitu di kepala.  Kepala bagian terpenting tubuh manusia. Hal ini bisa diartikan orang yang mengenakan kopiah di kepalanya sudah merasa mencapai usia tertinggi dalam hidupnya. Sudah mendekati “babak final” dalam hidupnya.
      Orang yang berumur 60 tahun dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Sewidak”. Kata “Sewidak” bisa bermakna “Sekarate wis cedak”. Artinya  “ajalnya sudah dekat”. Hampir mendekati “game over.” Kisah perjalanan hidupnya hampir “Tamat”.
     Para ulama memberikan saran kepada semua orang yang sudah berumur 50 tahun, apalagi yang sudah mencapai 60 tahun.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 37. “Mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkan kami niscaya kami akan mengerjakan amal saleh, berbeda dengan yang sudah kami kerjakan”. Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir, bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakan (azab Kami) dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim”.
      Nabi bersabda,“Allah tidak menerima alasan apa pun, untuk orang yang dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun.”
     Para ulama berkata,”Orang yg dipanjangkan umurnya oleh Allah sampai mencapai  50 tahun, tidak diterima lagi alasan atau dalih apa pun. Karena 50 tahun usia yang dekat dengan kematian. Merupakan kesempatan terakhir memperbanyak tobat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap kembali kepada Allah.”
     Para ulama berkata,”Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu. Sekarang hampir sampai ke tujuan, kerjakan yang terbaik dalam sisa umurmu, semoga Allah akan mengampuni semua dosa yang lampau. Tetapi, jika engkau masih berbuat dosa di umur tuamu, kamu pasti dihukum berat akibat dosa masa lalu sampai sekarang.
     Gus Dur melontarkan humor,”Semua orang yang sudah berumur 63 tahun, sudah sah untuk mati.” Nabi Muhammad meninggal dalam usia 63 tahun. Oleh karena itu, mari kita anggap umur yang panjang adalah bonus dan kesempatan dari Allah untuk berbuat kebaikan.
     Pesan para ulama untuk semua orang yang berumur 50 tahun ke atas. Agar memperbanyak doa mengharap keridaan Allah semoga hidup kita berakhir  “husnulkhatimah”. Husnulkhatimah artinya akhir hayat yang baik dari seseorang.
    Selalu berusaha menambah ilmu agama, berdakwah, memperbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.
    Menyiapkan pesan dan wasiat serta melakukan pembagian harta kekayaan untuk semua anaknya.
    Memperbanyak menjalin hubungan silaturahmi dan merekatkan hubungan yang pernah renggang.
    Mohon maaf dan berbuat baik kepada semua orang yang pernah dizalimi.
   Meningkatkan amal kebaikan, terutama amal jariah yang dapat terus memberikan pahala setelah kita meninggal.
  Memaafkan kesalahan, kekhilafan, dan kekeliruan orang lain kepada kita, sebesar apa pun kesalahan itu.
    Selesaikan semua utang piutang yang masih ada dan jangan membuat utang baru meskipun untuk menolong orang lain.
     Jangan banyak bersenda gurau, bercanda, berkelakar, berolok-olok, berdebat, dan terjebak dalam hal yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
    Jangan berlebihan dalam berhias, bersolek, dan berpakaian. Berpakaian sederhana saja.
     Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja sesuatu yg kurang diperlukan untuk mendukung amal kebaikan.
    Jangan berteman dan berkumpul dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal kebaikan.
  Jangan banyak berjalan, melancong, dan berkeliling yang tidak bermanfaat untuk  mendekatkan diri kepada kehidupan akhirat.
    Jangan mudah gelisah, berkeluh kesah, kecewa, sebal, mendongkol, dan kesal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
     Selalu bersyukur dan sabar dalam menghadapi masalah apa pun. Selalu berpikiran positif dalam menjalani kehidupan.
  Berhenti dari semua perbuatan maksiat, sekarang juga!
   Berhenti memandang yg sesuatu tidak halal dan tidak baik.
   Berhenti dari mengambil barang atau sesuatu yg bukan hak.
      Berhenti mengosumsi makanan yg tidak baik dan yg tidak halal.
Berhenti dari ghibah, membicarakan keburukan orang lain, bergunjing, menfitnah, dan menyakiti hati orang lain.
Berhenti dari mendengarkan sesuatu yang haram, dan yang tidak bermanfaat.
Selalu berbaik sangka kepada Allah atas segala yg terjadi dan menimpa kita.
  Selalu beristigfar, mohon ampun kepada Allah, bertobat atas semua kesalahan yang pernah dilakukan.
   Selalu berdoa untuk diri sendiri, keluarga, orang tua, dan semua orang beriman dalam setiap saat dan waktu.
     Semoga kita semua diberi kemampuan untuk menutup hidup ini dengan husnulkhatimah,  yaitu akhir kehidupan yang baik.
  Mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.

159. SEWIDAK

UMUR SEWIDAK, SEKARATE WIS CEDAK
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Orang yang sudah berumur 50 tahun, dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Seket”. Kata “Seket” bisa bermakna “seneng kethuan”, artinya “senang memakai kopiah”. Kopiah adalah peci yang biasa dipakai orang Islam waktu salat. Di Turki penutup kepala semacam “kopiah” disebut Stambul Turki atau Terbus.
        Kopiah dikenakan pada bagian tubuh di atas leher, yaitu di kepala.  Kepala bagian terpenting tubuh manusia. Hal ini bisa diartikan orang yang mengenakan kopiah di kepalanya sudah merasa mencapai usia tertinggi dalam hidupnya. Sudah mendekati “babak final” dalam hidupnya.
      Orang yang berumur 60 tahun dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Sewidak”. Kata “Sewidak” bisa bermakna “Sekarate wis cedak”. Artinya  “ajalnya sudah dekat”. Hampir mendekati “game over.” Kisah perjalanan hidupnya hampir “Tamat”.
     Para ulama memberikan saran kepada semua orang yang sudah berumur 50 tahun, apalagi yang sudah mencapai 60 tahun.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 37. “Mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkan kami niscaya kami akan mengerjakan amal saleh, berbeda dengan yang sudah kami kerjakan”. Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir, bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakan (azab Kami) dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim”.
      Nabi bersabda,“Allah tidak menerima alasan apa pun, untuk orang yang dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun.”
     Para ulama berkata,”Orang yg dipanjangkan umurnya oleh Allah sampai mencapai  50 tahun, tidak diterima lagi alasan atau dalih apa pun. Karena 50 tahun usia yang dekat dengan kematian. Merupakan kesempatan terakhir memperbanyak tobat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap kembali kepada Allah.”
     Para ulama berkata,”Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu. Sekarang hampir sampai ke tujuan, kerjakan yang terbaik dalam sisa umurmu, semoga Allah akan mengampuni semua dosa yang lampau. Tetapi, jika engkau masih berbuat dosa di umur tuamu, kamu pasti dihukum berat akibat dosa masa lalu sampai sekarang.
     Gus Dur melontarkan humor,”Semua orang yang sudah berumur 63 tahun, sudah sah untuk mati.” Nabi Muhammad meninggal dalam usia 63 tahun. Oleh karena itu, mari kita anggap umur yang panjang adalah bonus dan kesempatan dari Allah untuk berbuat kebaikan.
     Pesan para ulama untuk semua orang yang berumur 50 tahun ke atas. Agar memperbanyak doa mengharap keridaan Allah semoga hidup kita berakhir  “husnulkhatimah”. Husnulkhatimah artinya akhir hayat yang baik dari seseorang.
    Selalu berusaha menambah ilmu agama, berdakwah, memperbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.
    Menyiapkan pesan dan wasiat serta melakukan pembagian harta kekayaan untuk semua anaknya.
    Memperbanyak menjalin hubungan silaturahmi dan merekatkan hubungan yang pernah renggang.
    Mohon maaf dan berbuat baik kepada semua orang yang pernah dizalimi.
   Meningkatkan amal kebaikan, terutama amal jariah yang dapat terus memberikan pahala setelah kita meninggal.
  Memaafkan kesalahan, kekhilafan, dan kekeliruan orang lain kepada kita, sebesar apa pun kesalahan itu.
    Selesaikan semua utang piutang yang masih ada dan jangan membuat utang baru meskipun untuk menolong orang lain.
     Jangan banyak bersenda gurau, bercanda, berkelakar, berolok-olok, berdebat, dan terjebak dalam hal yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
    Jangan berlebihan dalam berhias, bersolek, dan berpakaian. Berpakaian sederhana saja.
     Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja sesuatu yg kurang diperlukan untuk mendukung amal kebaikan.
    Jangan berteman dan berkumpul dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal kebaikan.
  Jangan banyak berjalan, melancong, dan berkeliling yang tidak bermanfaat untuk  mendekatkan diri kepada kehidupan akhirat.
    Jangan mudah gelisah, berkeluh kesah, kecewa, sebal, mendongkol, dan kesal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
     Selalu bersyukur dan sabar dalam menghadapi masalah apa pun. Selalu berpikiran positif dalam menjalani kehidupan.
  Berhenti dari semua perbuatan maksiat, sekarang juga!
   Berhenti memandang yg sesuatu tidak halal dan tidak baik.
   Berhenti dari mengambil barang atau sesuatu yg bukan hak.
      Berhenti mengosumsi makanan yg tidak baik dan yg tidak halal.
Berhenti dari ghibah, membicarakan keburukan orang lain, bergunjing, menfitnah, dan menyakiti hati orang lain.
Berhenti dari mendengarkan sesuatu yang haram, dan yang tidak bermanfaat.
Selalu berbaik sangka kepada Allah atas segala yg terjadi dan menimpa kita.
  Selalu beristigfar, mohon ampun kepada Allah, bertobat atas semua kesalahan yang pernah dilakukan.
   Selalu berdoa untuk diri sendiri, keluarga, orang tua, dan semua orang beriman dalam setiap saat dan waktu.
     Semoga kita semua diberi kemampuan untuk menutup hidup ini dengan husnulkhatimah,  yaitu akhir kehidupan yang baik.
  Mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.

159. SEWIDAK

UMUR SEWIDAK, SEKARATE WIS CEDAK
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Orang yang sudah berumur 50 tahun, dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Seket”. Kata “Seket” bisa bermakna “seneng kethuan”, artinya “senang memakai kopiah”. Kopiah adalah peci yang biasa dipakai orang Islam waktu salat. Di Turki penutup kepala semacam “kopiah” disebut Stambul Turki atau Terbus.
        Kopiah dikenakan pada bagian tubuh di atas leher, yaitu di kepala.  Kepala bagian terpenting tubuh manusia. Hal ini bisa diartikan orang yang mengenakan kopiah di kepalanya sudah merasa mencapai usia tertinggi dalam hidupnya. Sudah mendekati “babak final” dalam hidupnya.
      Orang yang berumur 60 tahun dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Sewidak”. Kata “Sewidak” bisa bermakna “Sekarate wis cedak”. Artinya  “ajalnya sudah dekat”. Hampir mendekati “game over.” Kisah perjalanan hidupnya hampir “Tamat”.
     Para ulama memberikan saran kepada semua orang yang sudah berumur 50 tahun, apalagi yang sudah mencapai 60 tahun.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 37. “Mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkan kami niscaya kami akan mengerjakan amal saleh, berbeda dengan yang sudah kami kerjakan”. Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir, bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakan (azab Kami) dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim”.
      Nabi bersabda,“Allah tidak menerima alasan apa pun, untuk orang yang dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun.”
     Para ulama berkata,”Orang yg dipanjangkan umurnya oleh Allah sampai mencapai  50 tahun, tidak diterima lagi alasan atau dalih apa pun. Karena 50 tahun usia yang dekat dengan kematian. Merupakan kesempatan terakhir memperbanyak tobat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap kembali kepada Allah.”
     Para ulama berkata,”Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu. Sekarang hampir sampai ke tujuan, kerjakan yang terbaik dalam sisa umurmu, semoga Allah akan mengampuni semua dosa yang lampau. Tetapi, jika engkau masih berbuat dosa di umur tuamu, kamu pasti dihukum berat akibat dosa masa lalu sampai sekarang.
     Gus Dur melontarkan humor,”Semua orang yang sudah berumur 63 tahun, sudah sah untuk mati.” Nabi Muhammad meninggal dalam usia 63 tahun. Oleh karena itu, mari kita anggap umur yang panjang adalah bonus dan kesempatan dari Allah untuk berbuat kebaikan.
     Pesan para ulama untuk semua orang yang berumur 50 tahun ke atas. Agar memperbanyak doa mengharap keridaan Allah semoga hidup kita berakhir  “husnulkhatimah”. Husnulkhatimah artinya akhir hayat yang baik dari seseorang.
    Selalu berusaha menambah ilmu agama, berdakwah, memperbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.
    Menyiapkan pesan dan wasiat serta melakukan pembagian harta kekayaan untuk semua anaknya.
    Memperbanyak menjalin hubungan silaturahmi dan merekatkan hubungan yang pernah renggang.
    Mohon maaf dan berbuat baik kepada semua orang yang pernah dizalimi.
   Meningkatkan amal kebaikan, terutama amal jariah yang dapat terus memberikan pahala setelah kita meninggal.
  Memaafkan kesalahan, kekhilafan, dan kekeliruan orang lain kepada kita, sebesar apa pun kesalahan itu.
    Selesaikan semua utang piutang yang masih ada dan jangan membuat utang baru meskipun untuk menolong orang lain.
     Jangan banyak bersenda gurau, bercanda, berkelakar, berolok-olok, berdebat, dan terjebak dalam hal yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
    Jangan berlebihan dalam berhias, bersolek, dan berpakaian. Berpakaian sederhana saja.
     Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja sesuatu yg kurang diperlukan untuk mendukung amal kebaikan.
    Jangan berteman dan berkumpul dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal kebaikan.
  Jangan banyak berjalan, melancong, dan berkeliling yang tidak bermanfaat untuk  mendekatkan diri kepada kehidupan akhirat.
    Jangan mudah gelisah, berkeluh kesah, kecewa, sebal, mendongkol, dan kesal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
     Selalu bersyukur dan sabar dalam menghadapi masalah apa pun. Selalu berpikiran positif dalam menjalani kehidupan.
  Berhenti dari semua perbuatan maksiat, sekarang juga!
   Berhenti memandang yg sesuatu tidak halal dan tidak baik.
   Berhenti dari mengambil barang atau sesuatu yg bukan hak.
      Berhenti mengosumsi makanan yg tidak baik dan yg tidak halal.
Berhenti dari ghibah, membicarakan keburukan orang lain, bergunjing, menfitnah, dan menyakiti hati orang lain.
Berhenti dari mendengarkan sesuatu yang haram, dan yang tidak bermanfaat.
Selalu berbaik sangka kepada Allah atas segala yg terjadi dan menimpa kita.
  Selalu beristigfar, mohon ampun kepada Allah, bertobat atas semua kesalahan yang pernah dilakukan.
   Selalu berdoa untuk diri sendiri, keluarga, orang tua, dan semua orang beriman dalam setiap saat dan waktu.
     Semoga kita semua diberi kemampuan untuk menutup hidup ini dengan husnulkhatimah,  yaitu akhir kehidupan yang baik.
  Mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.

159. SEWIDAK

UMUR SEWIDAK, SEKARATE WIS CEDAK
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Orang yang sudah berumur 50 tahun, dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Seket”. Kata “Seket” bisa bermakna “seneng kethuan”, artinya “senang memakai kopiah”. Kopiah adalah peci yang biasa dipakai orang Islam waktu salat. Di Turki penutup kepala semacam “kopiah” disebut Stambul Turki atau Terbus.
        Kopiah dikenakan pada bagian tubuh di atas leher, yaitu di kepala.  Kepala bagian terpenting tubuh manusia. Hal ini bisa diartikan orang yang mengenakan kopiah di kepalanya sudah merasa mencapai usia tertinggi dalam hidupnya. Sudah mendekati “babak final” dalam hidupnya.
      Orang yang berumur 60 tahun dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Sewidak”. Kata “Sewidak” bisa bermakna “Sekarate wis cedak”. Artinya  “ajalnya sudah dekat”. Hampir mendekati “game over.” Kisah perjalanan hidupnya hampir “Tamat”.
     Para ulama memberikan saran kepada semua orang yang sudah berumur 50 tahun, apalagi yang sudah mencapai 60 tahun.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 37. “Mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkan kami niscaya kami akan mengerjakan amal saleh, berbeda dengan yang sudah kami kerjakan”. Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir, bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakan (azab Kami) dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim”.
      Nabi bersabda,“Allah tidak menerima alasan apa pun, untuk orang yang dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun.”
     Para ulama berkata,”Orang yg dipanjangkan umurnya oleh Allah sampai mencapai  50 tahun, tidak diterima lagi alasan atau dalih apa pun. Karena 50 tahun usia yang dekat dengan kematian. Merupakan kesempatan terakhir memperbanyak tobat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap kembali kepada Allah.”
     Para ulama berkata,”Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu. Sekarang hampir sampai ke tujuan, kerjakan yang terbaik dalam sisa umurmu, semoga Allah akan mengampuni semua dosa yang lampau. Tetapi, jika engkau masih berbuat dosa di umur tuamu, kamu pasti dihukum berat akibat dosa masa lalu sampai sekarang.
     Gus Dur melontarkan humor,”Semua orang yang sudah berumur 63 tahun, sudah sah untuk mati.” Nabi Muhammad meninggal dalam usia 63 tahun. Oleh karena itu, mari kita anggap umur yang panjang adalah bonus dan kesempatan dari Allah untuk berbuat kebaikan.
     Pesan para ulama untuk semua orang yang berumur 50 tahun ke atas. Agar memperbanyak doa mengharap keridaan Allah semoga hidup kita berakhir  “husnulkhatimah”. Husnulkhatimah artinya akhir hayat yang baik dari seseorang.
    Selalu berusaha menambah ilmu agama, berdakwah, memperbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.
    Menyiapkan pesan dan wasiat serta melakukan pembagian harta kekayaan untuk semua anaknya.
    Memperbanyak menjalin hubungan silaturahmi dan merekatkan hubungan yang pernah renggang.
    Mohon maaf dan berbuat baik kepada semua orang yang pernah dizalimi.
   Meningkatkan amal kebaikan, terutama amal jariah yang dapat terus memberikan pahala setelah kita meninggal.
  Memaafkan kesalahan, kekhilafan, dan kekeliruan orang lain kepada kita, sebesar apa pun kesalahan itu.
    Selesaikan semua utang piutang yang masih ada dan jangan membuat utang baru meskipun untuk menolong orang lain.
     Jangan banyak bersenda gurau, bercanda, berkelakar, berolok-olok, berdebat, dan terjebak dalam hal yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
    Jangan berlebihan dalam berhias, bersolek, dan berpakaian. Berpakaian sederhana saja.
     Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja sesuatu yg kurang diperlukan untuk mendukung amal kebaikan.
    Jangan berteman dan berkumpul dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal kebaikan.
  Jangan banyak berjalan, melancong, dan berkeliling yang tidak bermanfaat untuk  mendekatkan diri kepada kehidupan akhirat.
    Jangan mudah gelisah, berkeluh kesah, kecewa, sebal, mendongkol, dan kesal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
     Selalu bersyukur dan sabar dalam menghadapi masalah apa pun. Selalu berpikiran positif dalam menjalani kehidupan.
  Berhenti dari semua perbuatan maksiat, sekarang juga!
   Berhenti memandang yg sesuatu tidak halal dan tidak baik.
   Berhenti dari mengambil barang atau sesuatu yg bukan hak.
      Berhenti mengosumsi makanan yg tidak baik dan yg tidak halal.
Berhenti dari ghibah, membicarakan keburukan orang lain, bergunjing, menfitnah, dan menyakiti hati orang lain.
Berhenti dari mendengarkan sesuatu yang haram, dan yang tidak bermanfaat.
Selalu berbaik sangka kepada Allah atas segala yg terjadi dan menimpa kita.
  Selalu beristigfar, mohon ampun kepada Allah, bertobat atas semua kesalahan yang pernah dilakukan.
   Selalu berdoa untuk diri sendiri, keluarga, orang tua, dan semua orang beriman dalam setiap saat dan waktu.
     Semoga kita semua diberi kemampuan untuk menutup hidup ini dengan husnulkhatimah,  yaitu akhir kehidupan yang baik.
  Mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.

159. SEWIDAK

UMUR SEWIDAK, SEKARATE WIS CEDAK
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Orang yang sudah berumur 50 tahun, dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Seket”. Kata “Seket” bisa bermakna “seneng kethuan”, artinya “senang memakai kopiah”. Kopiah adalah peci yang biasa dipakai orang Islam waktu salat. Di Turki penutup kepala semacam “kopiah” disebut Stambul Turki atau Terbus.
        Kopiah dikenakan pada bagian tubuh di atas leher, yaitu di kepala.  Kepala bagian terpenting tubuh manusia. Hal ini bisa diartikan orang yang mengenakan kopiah di kepalanya sudah merasa mencapai usia tertinggi dalam hidupnya. Sudah mendekati “babak final” dalam hidupnya.
      Orang yang berumur 60 tahun dalam bahasa Jawa dikatakan umurnya “Sewidak”. Kata “Sewidak” bisa bermakna “Sekarate wis cedak”. Artinya  “ajalnya sudah dekat”. Hampir mendekati “game over.” Kisah perjalanan hidupnya hampir “Tamat”.
     Para ulama memberikan saran kepada semua orang yang sudah berumur 50 tahun, apalagi yang sudah mencapai 60 tahun.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 37. “Mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkan kami niscaya kami akan mengerjakan amal saleh, berbeda dengan yang sudah kami kerjakan”. Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir, bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakan (azab Kami) dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim”.
      Nabi bersabda,“Allah tidak menerima alasan apa pun, untuk orang yang dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun.”
     Para ulama berkata,”Orang yg dipanjangkan umurnya oleh Allah sampai mencapai  50 tahun, tidak diterima lagi alasan atau dalih apa pun. Karena 50 tahun usia yang dekat dengan kematian. Merupakan kesempatan terakhir memperbanyak tobat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap kembali kepada Allah.”
     Para ulama berkata,”Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu. Sekarang hampir sampai ke tujuan, kerjakan yang terbaik dalam sisa umurmu, semoga Allah akan mengampuni semua dosa yang lampau. Tetapi, jika engkau masih berbuat dosa di umur tuamu, kamu pasti dihukum berat akibat dosa masa lalu sampai sekarang.
     Gus Dur melontarkan humor,”Semua orang yang sudah berumur 63 tahun, sudah sah untuk mati.” Nabi Muhammad meninggal dalam usia 63 tahun. Oleh karena itu, mari kita anggap umur yang panjang adalah bonus dan kesempatan dari Allah untuk berbuat kebaikan.
     Pesan para ulama untuk semua orang yang berumur 50 tahun ke atas. Agar memperbanyak doa mengharap keridaan Allah semoga hidup kita berakhir  “husnulkhatimah”. Husnulkhatimah artinya akhir hayat yang baik dari seseorang.
    Selalu berusaha menambah ilmu agama, berdakwah, memperbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.
    Menyiapkan pesan dan wasiat serta melakukan pembagian harta kekayaan untuk semua anaknya.
    Memperbanyak menjalin hubungan silaturahmi dan merekatkan hubungan yang pernah renggang.
    Mohon maaf dan berbuat baik kepada semua orang yang pernah dizalimi.
   Meningkatkan amal kebaikan, terutama amal jariah yang dapat terus memberikan pahala setelah kita meninggal.
  Memaafkan kesalahan, kekhilafan, dan kekeliruan orang lain kepada kita, sebesar apa pun kesalahan itu.
    Selesaikan semua utang piutang yang masih ada dan jangan membuat utang baru meskipun untuk menolong orang lain.
     Jangan banyak bersenda gurau, bercanda, berkelakar, berolok-olok, berdebat, dan terjebak dalam hal yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
    Jangan berlebihan dalam berhias, bersolek, dan berpakaian. Berpakaian sederhana saja.
     Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja sesuatu yg kurang diperlukan untuk mendukung amal kebaikan.
    Jangan berteman dan berkumpul dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal kebaikan.
  Jangan banyak berjalan, melancong, dan berkeliling yang tidak bermanfaat untuk  mendekatkan diri kepada kehidupan akhirat.
    Jangan mudah gelisah, berkeluh kesah, kecewa, sebal, mendongkol, dan kesal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
     Selalu bersyukur dan sabar dalam menghadapi masalah apa pun. Selalu berpikiran positif dalam menjalani kehidupan.
  Berhenti dari semua perbuatan maksiat, sekarang juga!
   Berhenti memandang yg sesuatu tidak halal dan tidak baik.
   Berhenti dari mengambil barang atau sesuatu yg bukan hak.
      Berhenti mengosumsi makanan yg tidak baik dan yg tidak halal.
Berhenti dari ghibah, membicarakan keburukan orang lain, bergunjing, menfitnah, dan menyakiti hati orang lain.
Berhenti dari mendengarkan sesuatu yang haram, dan yang tidak bermanfaat.
Selalu berbaik sangka kepada Allah atas segala yg terjadi dan menimpa kita.
  Selalu beristigfar, mohon ampun kepada Allah, bertobat atas semua kesalahan yang pernah dilakukan.
   Selalu berdoa untuk diri sendiri, keluarga, orang tua, dan semua orang beriman dalam setiap saat dan waktu.
     Semoga kita semua diberi kemampuan untuk menutup hidup ini dengan husnulkhatimah,  yaitu akhir kehidupan yang baik.
  Mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.

158. PECAH

MENGAPA UMAT ISLAM TERPECAH BELAH?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Semua umat Islam mengikuti Al-Quran yang sama, tetapi mengapa terdapat aliran dan beberapa pemikiran yang berbeda? Dr. Zakir Naik mencoba menjelaskannya.
      Pertama, Al-Quran memerintahkan semua umat Islam bersatu. Jangan bercerai berai. Semua umat Islam wajib bersatu. Saat ini umat Islam terpecah-belah menjadi beberapa kelompok.
       Kejadian ini bukan disebabkan ajaran Islam. Karena Islam ingin menyatukan semua para pengikutnya. Islam melarang berpecah belah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3  ayat 103. “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangan kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, Allah mempersatukan hatimu, karena nikmat Allah kamu menjadi orang-orang yang bersaudara. Kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu. Allah menerangkan ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
      Ayat Al-Quran ini memerintahkan seluruh umat Islam bersatu di jalan Allah dan melarang berpecah belah.    
      Barangsiapa melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dia yang memisahkan diri dari jamaah umat Islam dan berarti dia yang menyebabkan terjadinya perpecahan.
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 59. “Wahai orang-orang yang beriman, taati Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
      Allah menyerukan kepada orang beriman untuk menaati Allah, Rasul, dan ulil amri. Ulil amri ialah pemegang kekuasaan atau pemimpin mereka sebagai wujud keimanan kepada Allah dan hari akhir. 
     Al-Quran surah Al-An’am. Surah ke-6 ayat 159. “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”
      Ketika ada orang bertanya kepada seorang Islam,“Siapakah Anda?”. Jawaban yang umum adalah “Saya seorang Suni,” atau “Saya seorang Syiah”. Beberapa orang menyebut diri sendiri sebagai pengkut 4 mazhab terbesar. “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
     Nabi Muhammad seorang muslim. “Muslim” bermakna “orang yang berserah diri kepada Allah”. Ketika ada yang bertanya,”Siapakah Nabi Muhammad? Apakah beliau seorang Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali?” Jawabnya, “Nabi Muhammad  seorang muslim”. Sebagaimana semua Nabi dan Rasul Allah sebelumnya.
      Al-Quran menyatakan Nabi Isa seorang muslim.  Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 52-53. “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia,”Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab,”Kami penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikan sesungguhnya kami orang-orang yang berserah diri (muslim).”
      “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, Masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
      Al-Quran menjelaskan Nabi Ibrahim seorang muslim. Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah. Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani.
     Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 67. “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
      Jika seseorang bertanya kepada orang Islam, maka dia harus menjawab “Saya orang Islam” atau “Saya seorang Muslim”. Bukan menjawab, “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
      Al-Quran surat Fusilat. Surah ke-41 ayat 33. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang muslim, yaitu orang yang berserah diri?"
         Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja non-Islam dan para penguasa mengajak mereka masuk Islam. Dalam surat tersebut, Nabi menyebutkan Al-Quran surah Ali Imran ayat 64.
      “Katakan, Wahai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka, “Saksikan, kami adalah orang muslim, yaitu orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
      Semua umat Islam harus menghormati semua ulama besar Islam. Umat Islam  harus menghormati semua kiai dan ulama besar Islam, termasuk empat Imam mazhab. Yaitu Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. Semoga Allah merahmati mereka.
      Mereka semuanya ulama besar. Semoga Allah membalas segala amal baik dan kerja keras penelitian mereka. Kita boleh mengikuti pendapat dan riset yang dilakukan Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. 
     Tetapi, jika dihadapkan pada pertanyaan,“Siapakah Anda?” Jawaban yang semestinya, “Saya seorang muslim” atau, “Saya orang Islam”.
      Nabi bersabda,”Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan”. Nabi memprediksi terpecahnya umat menjadi 73 golongan. Nabi tidak menyebutkan umat Islam harus membagi dirinya menjadi 73 golongan.
      Nabi bersabda, “Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, kesemuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan”. Sahabat bertanya, “Golongan manakah yang masuk surga?” Nabi menjawab, “Golongan yang mematuhi Allah dan Rasul-Nya”.
     Ulil Absar Abdalla berpendapat perpecahan dalam agama dimulai dari masalah politik. Para pemimpin politik berebut jumlah pemilih. Para tokoh politik ingin menambah jumlah anggotanya. Untuk kepentingan pemilihan umum.
      Para pemimpin politik ingin merebut “harta, tahta, dan wanita” menggunakan aneka cara. Kadang kala mereka “menghalalkan” segala cara.
      Sebaiknya para pemimpin kelompok Islam pada tingkatan apa pun. Para pemimpin umat Islam, di mana pun mereka berada. Mereka harus saling melengkapi untuk menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia.
     Sebaiknya sesama umat Islam jangan saling menyindir, menghina, dan merendahkan. Jangan saling “mengafirkan”, dan jangan “membid’ahkan” sesama Islam. Jangan gampang diadu domba. Sesama umat Islam harus rukun.
    Tidak ada manusia sempurna. Tidak ada kelompok yang sempurna. Tidak ada golongan yang sempurna. Mereka harus saling melengkapi.
      Semua umat Islam harus saling “menyempurnakan” dan menutupi “kekurangan” lainnya, guna menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia. Semoga kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

158. PECAH

MENGAPA UMAT ISLAM TERPECAH BELAH?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Semua umat Islam mengikuti Al-Quran yang sama, tetapi mengapa terdapat aliran dan beberapa pemikiran yang berbeda? Dr. Zakir Naik mencoba menjelaskannya.
      Pertama, Al-Quran memerintahkan semua umat Islam bersatu. Jangan bercerai berai. Semua umat Islam wajib bersatu. Saat ini umat Islam terpecah-belah menjadi beberapa kelompok.
       Kejadian ini bukan disebabkan ajaran Islam. Karena Islam ingin menyatukan semua para pengikutnya. Islam melarang berpecah belah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3  ayat 103. “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangan kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, Allah mempersatukan hatimu, karena nikmat Allah kamu menjadi orang-orang yang bersaudara. Kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu. Allah menerangkan ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
      Ayat Al-Quran ini memerintahkan seluruh umat Islam bersatu di jalan Allah dan melarang berpecah belah.    
      Barangsiapa melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dia yang memisahkan diri dari jamaah umat Islam dan berarti dia yang menyebabkan terjadinya perpecahan.
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 59. “Wahai orang-orang yang beriman, taati Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
      Allah menyerukan kepada orang beriman untuk menaati Allah, Rasul, dan ulil amri. Ulil amri ialah pemegang kekuasaan atau pemimpin mereka sebagai wujud keimanan kepada Allah dan hari akhir. 
     Al-Quran surah Al-An’am. Surah ke-6 ayat 159. “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”
      Ketika ada orang bertanya kepada seorang Islam,“Siapakah Anda?”. Jawaban yang umum adalah “Saya seorang Suni,” atau “Saya seorang Syiah”. Beberapa orang menyebut diri sendiri sebagai pengkut 4 mazhab terbesar. “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
     Nabi Muhammad seorang muslim. “Muslim” bermakna “orang yang berserah diri kepada Allah”. Ketika ada yang bertanya,”Siapakah Nabi Muhammad? Apakah beliau seorang Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali?” Jawabnya, “Nabi Muhammad  seorang muslim”. Sebagaimana semua Nabi dan Rasul Allah sebelumnya.
      Al-Quran menyatakan Nabi Isa seorang muslim.  Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 52-53. “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia,”Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab,”Kami penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikan sesungguhnya kami orang-orang yang berserah diri (muslim).”
      “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, Masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
      Al-Quran menjelaskan Nabi Ibrahim seorang muslim. Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah. Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani.
     Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 67. “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
      Jika seseorang bertanya kepada orang Islam, maka dia harus menjawab “Saya orang Islam” atau “Saya seorang Muslim”. Bukan menjawab, “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
      Al-Quran surat Fusilat. Surah ke-41 ayat 33. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang muslim, yaitu orang yang berserah diri?"
         Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja non-Islam dan para penguasa mengajak mereka masuk Islam. Dalam surat tersebut, Nabi menyebutkan Al-Quran surah Ali Imran ayat 64.
      “Katakan, Wahai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka, “Saksikan, kami adalah orang muslim, yaitu orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
      Semua umat Islam harus menghormati semua ulama besar Islam. Umat Islam  harus menghormati semua kiai dan ulama besar Islam, termasuk empat Imam mazhab. Yaitu Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. Semoga Allah merahmati mereka.
      Mereka semuanya ulama besar. Semoga Allah membalas segala amal baik dan kerja keras penelitian mereka. Kita boleh mengikuti pendapat dan riset yang dilakukan Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. 
     Tetapi, jika dihadapkan pada pertanyaan,“Siapakah Anda?” Jawaban yang semestinya, “Saya seorang muslim” atau, “Saya orang Islam”.
      Nabi bersabda,”Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan”. Nabi memprediksi terpecahnya umat menjadi 73 golongan. Nabi tidak menyebutkan umat Islam harus membagi dirinya menjadi 73 golongan.
      Nabi bersabda, “Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, kesemuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan”. Sahabat bertanya, “Golongan manakah yang masuk surga?” Nabi menjawab, “Golongan yang mematuhi Allah dan Rasul-Nya”.
     Ulil Absar Abdalla berpendapat perpecahan dalam agama dimulai dari masalah politik. Para pemimpin politik berebut jumlah pemilih. Para tokoh politik ingin menambah jumlah anggotanya. Untuk kepentingan pemilihan umum.
      Para pemimpin politik ingin merebut “harta, tahta, dan wanita” menggunakan aneka cara. Kadang kala mereka “menghalalkan” segala cara.
      Sebaiknya para pemimpin kelompok Islam pada tingkatan apa pun. Para pemimpin umat Islam, di mana pun mereka berada. Mereka harus saling melengkapi untuk menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia.
     Sebaiknya sesama umat Islam jangan saling menyindir, menghina, dan merendahkan. Jangan saling “mengafirkan”, dan jangan “membid’ahkan” sesama Islam. Jangan gampang diadu domba. Sesama umat Islam harus rukun.
    Tidak ada manusia sempurna. Tidak ada kelompok yang sempurna. Tidak ada golongan yang sempurna. Mereka harus saling melengkapi.
      Semua umat Islam harus saling “menyempurnakan” dan menutupi “kekurangan” lainnya, guna menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia. Semoga kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

158. PECAH

MENGAPA UMAT ISLAM TERPECAH BELAH?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Semua umat Islam mengikuti Al-Quran yang sama, tetapi mengapa terdapat aliran dan beberapa pemikiran yang berbeda? Dr. Zakir Naik mencoba menjelaskannya.
      Pertama, Al-Quran memerintahkan semua umat Islam bersatu. Jangan bercerai berai. Semua umat Islam wajib bersatu. Saat ini umat Islam terpecah-belah menjadi beberapa kelompok.
       Kejadian ini bukan disebabkan ajaran Islam. Karena Islam ingin menyatukan semua para pengikutnya. Islam melarang berpecah belah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3  ayat 103. “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangan kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, Allah mempersatukan hatimu, karena nikmat Allah kamu menjadi orang-orang yang bersaudara. Kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu. Allah menerangkan ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
      Ayat Al-Quran ini memerintahkan seluruh umat Islam bersatu di jalan Allah dan melarang berpecah belah.    
      Barangsiapa melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dia yang memisahkan diri dari jamaah umat Islam dan berarti dia yang menyebabkan terjadinya perpecahan.
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 59. “Wahai orang-orang yang beriman, taati Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
      Allah menyerukan kepada orang beriman untuk menaati Allah, Rasul, dan ulil amri. Ulil amri ialah pemegang kekuasaan atau pemimpin mereka sebagai wujud keimanan kepada Allah dan hari akhir. 
     Al-Quran surah Al-An’am. Surah ke-6 ayat 159. “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”
      Ketika ada orang bertanya kepada seorang Islam,“Siapakah Anda?”. Jawaban yang umum adalah “Saya seorang Suni,” atau “Saya seorang Syiah”. Beberapa orang menyebut diri sendiri sebagai pengkut 4 mazhab terbesar. “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
     Nabi Muhammad seorang muslim. “Muslim” bermakna “orang yang berserah diri kepada Allah”. Ketika ada yang bertanya,”Siapakah Nabi Muhammad? Apakah beliau seorang Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali?” Jawabnya, “Nabi Muhammad  seorang muslim”. Sebagaimana semua Nabi dan Rasul Allah sebelumnya.
      Al-Quran menyatakan Nabi Isa seorang muslim.  Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 52-53. “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia,”Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab,”Kami penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikan sesungguhnya kami orang-orang yang berserah diri (muslim).”
      “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, Masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
      Al-Quran menjelaskan Nabi Ibrahim seorang muslim. Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah. Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani.
     Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 67. “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
      Jika seseorang bertanya kepada orang Islam, maka dia harus menjawab “Saya orang Islam” atau “Saya seorang Muslim”. Bukan menjawab, “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
      Al-Quran surat Fusilat. Surah ke-41 ayat 33. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang muslim, yaitu orang yang berserah diri?"
         Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja non-Islam dan para penguasa mengajak mereka masuk Islam. Dalam surat tersebut, Nabi menyebutkan Al-Quran surah Ali Imran ayat 64.
      “Katakan, Wahai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka, “Saksikan, kami adalah orang muslim, yaitu orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
      Semua umat Islam harus menghormati semua ulama besar Islam. Umat Islam  harus menghormati semua kiai dan ulama besar Islam, termasuk empat Imam mazhab. Yaitu Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. Semoga Allah merahmati mereka.
      Mereka semuanya ulama besar. Semoga Allah membalas segala amal baik dan kerja keras penelitian mereka. Kita boleh mengikuti pendapat dan riset yang dilakukan Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. 
     Tetapi, jika dihadapkan pada pertanyaan,“Siapakah Anda?” Jawaban yang semestinya, “Saya seorang muslim” atau, “Saya orang Islam”.
      Nabi bersabda,”Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan”. Nabi memprediksi terpecahnya umat menjadi 73 golongan. Nabi tidak menyebutkan umat Islam harus membagi dirinya menjadi 73 golongan.
      Nabi bersabda, “Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, kesemuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan”. Sahabat bertanya, “Golongan manakah yang masuk surga?” Nabi menjawab, “Golongan yang mematuhi Allah dan Rasul-Nya”.
     Ulil Absar Abdalla berpendapat perpecahan dalam agama dimulai dari masalah politik. Para pemimpin politik berebut jumlah pemilih. Para tokoh politik ingin menambah jumlah anggotanya. Untuk kepentingan pemilihan umum.
      Para pemimpin politik ingin merebut “harta, tahta, dan wanita” menggunakan aneka cara. Kadang kala mereka “menghalalkan” segala cara.
      Sebaiknya para pemimpin kelompok Islam pada tingkatan apa pun. Para pemimpin umat Islam, di mana pun mereka berada. Mereka harus saling melengkapi untuk menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia.
     Sebaiknya sesama umat Islam jangan saling menyindir, menghina, dan merendahkan. Jangan saling “mengafirkan”, dan jangan “membid’ahkan” sesama Islam. Jangan gampang diadu domba. Sesama umat Islam harus rukun.
    Tidak ada manusia sempurna. Tidak ada kelompok yang sempurna. Tidak ada golongan yang sempurna. Mereka harus saling melengkapi.
      Semua umat Islam harus saling “menyempurnakan” dan menutupi “kekurangan” lainnya, guna menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia. Semoga kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

158. PECAH

MENGAPA UMAT ISLAM TERPECAH BELAH?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Semua umat Islam mengikuti Al-Quran yang sama, tetapi mengapa terdapat aliran dan beberapa pemikiran yang berbeda? Dr. Zakir Naik mencoba menjelaskannya.
      Pertama, Al-Quran memerintahkan semua umat Islam bersatu. Jangan bercerai berai. Semua umat Islam wajib bersatu. Saat ini umat Islam terpecah-belah menjadi beberapa kelompok.
       Kejadian ini bukan disebabkan ajaran Islam. Karena Islam ingin menyatukan semua para pengikutnya. Islam melarang berpecah belah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3  ayat 103. “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangan kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, Allah mempersatukan hatimu, karena nikmat Allah kamu menjadi orang-orang yang bersaudara. Kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu. Allah menerangkan ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
      Ayat Al-Quran ini memerintahkan seluruh umat Islam bersatu di jalan Allah dan melarang berpecah belah.    
      Barangsiapa melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dia yang memisahkan diri dari jamaah umat Islam dan berarti dia yang menyebabkan terjadinya perpecahan.
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 59. “Wahai orang-orang yang beriman, taati Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
      Allah menyerukan kepada orang beriman untuk menaati Allah, Rasul, dan ulil amri. Ulil amri ialah pemegang kekuasaan atau pemimpin mereka sebagai wujud keimanan kepada Allah dan hari akhir. 
     Al-Quran surah Al-An’am. Surah ke-6 ayat 159. “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”
      Ketika ada orang bertanya kepada seorang Islam,“Siapakah Anda?”. Jawaban yang umum adalah “Saya seorang Suni,” atau “Saya seorang Syiah”. Beberapa orang menyebut diri sendiri sebagai pengkut 4 mazhab terbesar. “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
     Nabi Muhammad seorang muslim. “Muslim” bermakna “orang yang berserah diri kepada Allah”. Ketika ada yang bertanya,”Siapakah Nabi Muhammad? Apakah beliau seorang Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali?” Jawabnya, “Nabi Muhammad  seorang muslim”. Sebagaimana semua Nabi dan Rasul Allah sebelumnya.
      Al-Quran menyatakan Nabi Isa seorang muslim.  Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 52-53. “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia,”Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab,”Kami penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikan sesungguhnya kami orang-orang yang berserah diri (muslim).”
      “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, Masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
      Al-Quran menjelaskan Nabi Ibrahim seorang muslim. Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah. Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani.
     Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 67. “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
      Jika seseorang bertanya kepada orang Islam, maka dia harus menjawab “Saya orang Islam” atau “Saya seorang Muslim”. Bukan menjawab, “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
      Al-Quran surat Fusilat. Surah ke-41 ayat 33. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang muslim, yaitu orang yang berserah diri?"
         Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja non-Islam dan para penguasa mengajak mereka masuk Islam. Dalam surat tersebut, Nabi menyebutkan Al-Quran surah Ali Imran ayat 64.
      “Katakan, Wahai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka, “Saksikan, kami adalah orang muslim, yaitu orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
      Semua umat Islam harus menghormati semua ulama besar Islam. Umat Islam  harus menghormati semua kiai dan ulama besar Islam, termasuk empat Imam mazhab. Yaitu Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. Semoga Allah merahmati mereka.
      Mereka semuanya ulama besar. Semoga Allah membalas segala amal baik dan kerja keras penelitian mereka. Kita boleh mengikuti pendapat dan riset yang dilakukan Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. 
     Tetapi, jika dihadapkan pada pertanyaan,“Siapakah Anda?” Jawaban yang semestinya, “Saya seorang muslim” atau, “Saya orang Islam”.
      Nabi bersabda,”Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan”. Nabi memprediksi terpecahnya umat menjadi 73 golongan. Nabi tidak menyebutkan umat Islam harus membagi dirinya menjadi 73 golongan.
      Nabi bersabda, “Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, kesemuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan”. Sahabat bertanya, “Golongan manakah yang masuk surga?” Nabi menjawab, “Golongan yang mematuhi Allah dan Rasul-Nya”.
     Ulil Absar Abdalla berpendapat perpecahan dalam agama dimulai dari masalah politik. Para pemimpin politik berebut jumlah pemilih. Para tokoh politik ingin menambah jumlah anggotanya. Untuk kepentingan pemilihan umum.
      Para pemimpin politik ingin merebut “harta, tahta, dan wanita” menggunakan aneka cara. Kadang kala mereka “menghalalkan” segala cara.
      Sebaiknya para pemimpin kelompok Islam pada tingkatan apa pun. Para pemimpin umat Islam, di mana pun mereka berada. Mereka harus saling melengkapi untuk menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia.
     Sebaiknya sesama umat Islam jangan saling menyindir, menghina, dan merendahkan. Jangan saling “mengafirkan”, dan jangan “membid’ahkan” sesama Islam. Jangan gampang diadu domba. Sesama umat Islam harus rukun.
    Tidak ada manusia sempurna. Tidak ada kelompok yang sempurna. Tidak ada golongan yang sempurna. Mereka harus saling melengkapi.
      Semua umat Islam harus saling “menyempurnakan” dan menutupi “kekurangan” lainnya, guna menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia. Semoga kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

158. PECAH

MENGAPA UMAT ISLAM TERPECAH BELAH?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Semua umat Islam mengikuti Al-Quran yang sama, tetapi mengapa terdapat aliran dan beberapa pemikiran yang berbeda? Dr. Zakir Naik mencoba menjelaskannya.
      Pertama, Al-Quran memerintahkan semua umat Islam bersatu. Jangan bercerai berai. Semua umat Islam wajib bersatu. Saat ini umat Islam terpecah-belah menjadi beberapa kelompok.
       Kejadian ini bukan disebabkan ajaran Islam. Karena Islam ingin menyatukan semua para pengikutnya. Islam melarang berpecah belah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3  ayat 103. “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangan kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, Allah mempersatukan hatimu, karena nikmat Allah kamu menjadi orang-orang yang bersaudara. Kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu. Allah menerangkan ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
      Ayat Al-Quran ini memerintahkan seluruh umat Islam bersatu di jalan Allah dan melarang berpecah belah.    
      Barangsiapa melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dia yang memisahkan diri dari jamaah umat Islam dan berarti dia yang menyebabkan terjadinya perpecahan.
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 59. “Wahai orang-orang yang beriman, taati Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
      Allah menyerukan kepada orang beriman untuk menaati Allah, Rasul, dan ulil amri. Ulil amri ialah pemegang kekuasaan atau pemimpin mereka sebagai wujud keimanan kepada Allah dan hari akhir. 
     Al-Quran surah Al-An’am. Surah ke-6 ayat 159. “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”
      Ketika ada orang bertanya kepada seorang Islam,“Siapakah Anda?”. Jawaban yang umum adalah “Saya seorang Suni,” atau “Saya seorang Syiah”. Beberapa orang menyebut diri sendiri sebagai pengkut 4 mazhab terbesar. “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
     Nabi Muhammad seorang muslim. “Muslim” bermakna “orang yang berserah diri kepada Allah”. Ketika ada yang bertanya,”Siapakah Nabi Muhammad? Apakah beliau seorang Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali?” Jawabnya, “Nabi Muhammad  seorang muslim”. Sebagaimana semua Nabi dan Rasul Allah sebelumnya.
      Al-Quran menyatakan Nabi Isa seorang muslim.  Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 52-53. “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia,”Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab,”Kami penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikan sesungguhnya kami orang-orang yang berserah diri (muslim).”
      “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, Masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
      Al-Quran menjelaskan Nabi Ibrahim seorang muslim. Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah. Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani.
     Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 67. “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
      Jika seseorang bertanya kepada orang Islam, maka dia harus menjawab “Saya orang Islam” atau “Saya seorang Muslim”. Bukan menjawab, “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
      Al-Quran surat Fusilat. Surah ke-41 ayat 33. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang muslim, yaitu orang yang berserah diri?"
         Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja non-Islam dan para penguasa mengajak mereka masuk Islam. Dalam surat tersebut, Nabi menyebutkan Al-Quran surah Ali Imran ayat 64.
      “Katakan, Wahai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka, “Saksikan, kami adalah orang muslim, yaitu orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
      Semua umat Islam harus menghormati semua ulama besar Islam. Umat Islam  harus menghormati semua kiai dan ulama besar Islam, termasuk empat Imam mazhab. Yaitu Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. Semoga Allah merahmati mereka.
      Mereka semuanya ulama besar. Semoga Allah membalas segala amal baik dan kerja keras penelitian mereka. Kita boleh mengikuti pendapat dan riset yang dilakukan Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. 
     Tetapi, jika dihadapkan pada pertanyaan,“Siapakah Anda?” Jawaban yang semestinya, “Saya seorang muslim” atau, “Saya orang Islam”.
      Nabi bersabda,”Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan”. Nabi memprediksi terpecahnya umat menjadi 73 golongan. Nabi tidak menyebutkan umat Islam harus membagi dirinya menjadi 73 golongan.
      Nabi bersabda, “Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, kesemuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan”. Sahabat bertanya, “Golongan manakah yang masuk surga?” Nabi menjawab, “Golongan yang mematuhi Allah dan Rasul-Nya”.
     Ulil Absar Abdalla berpendapat perpecahan dalam agama dimulai dari masalah politik. Para pemimpin politik berebut jumlah pemilih. Para tokoh politik ingin menambah jumlah anggotanya. Untuk kepentingan pemilihan umum.
      Para pemimpin politik ingin merebut “harta, tahta, dan wanita” menggunakan aneka cara. Kadang kala mereka “menghalalkan” segala cara.
      Sebaiknya para pemimpin kelompok Islam pada tingkatan apa pun. Para pemimpin umat Islam, di mana pun mereka berada. Mereka harus saling melengkapi untuk menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia.
     Sebaiknya sesama umat Islam jangan saling menyindir, menghina, dan merendahkan. Jangan saling “mengafirkan”, dan jangan “membid’ahkan” sesama Islam. Jangan gampang diadu domba. Sesama umat Islam harus rukun.
    Tidak ada manusia sempurna. Tidak ada kelompok yang sempurna. Tidak ada golongan yang sempurna. Mereka harus saling melengkapi.
      Semua umat Islam harus saling “menyempurnakan” dan menutupi “kekurangan” lainnya, guna menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia. Semoga kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

158. PECAH

MENGAPA UMAT ISLAM TERPECAH BELAH?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Semua umat Islam mengikuti Al-Quran yang sama, tetapi mengapa terdapat aliran dan beberapa pemikiran yang berbeda? Dr. Zakir Naik mencoba menjelaskannya.
      Pertama, Al-Quran memerintahkan semua umat Islam bersatu. Jangan bercerai berai. Semua umat Islam wajib bersatu. Saat ini umat Islam terpecah-belah menjadi beberapa kelompok.
       Kejadian ini bukan disebabkan ajaran Islam. Karena Islam ingin menyatukan semua para pengikutnya. Islam melarang berpecah belah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3  ayat 103. “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangan kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, Allah mempersatukan hatimu, karena nikmat Allah kamu menjadi orang-orang yang bersaudara. Kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu. Allah menerangkan ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
      Ayat Al-Quran ini memerintahkan seluruh umat Islam bersatu di jalan Allah dan melarang berpecah belah.    
      Barangsiapa melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dia yang memisahkan diri dari jamaah umat Islam dan berarti dia yang menyebabkan terjadinya perpecahan.
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 59. “Wahai orang-orang yang beriman, taati Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
      Allah menyerukan kepada orang beriman untuk menaati Allah, Rasul, dan ulil amri. Ulil amri ialah pemegang kekuasaan atau pemimpin mereka sebagai wujud keimanan kepada Allah dan hari akhir. 
     Al-Quran surah Al-An’am. Surah ke-6 ayat 159. “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”
      Ketika ada orang bertanya kepada seorang Islam,“Siapakah Anda?”. Jawaban yang umum adalah “Saya seorang Suni,” atau “Saya seorang Syiah”. Beberapa orang menyebut diri sendiri sebagai pengkut 4 mazhab terbesar. “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
     Nabi Muhammad seorang muslim. “Muslim” bermakna “orang yang berserah diri kepada Allah”. Ketika ada yang bertanya,”Siapakah Nabi Muhammad? Apakah beliau seorang Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali?” Jawabnya, “Nabi Muhammad  seorang muslim”. Sebagaimana semua Nabi dan Rasul Allah sebelumnya.
      Al-Quran menyatakan Nabi Isa seorang muslim.  Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 52-53. “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia,”Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab,”Kami penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikan sesungguhnya kami orang-orang yang berserah diri (muslim).”
      “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, Masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
      Al-Quran menjelaskan Nabi Ibrahim seorang muslim. Muslim artinya seorang yang berserah diri kepada Allah. Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani.
     Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 67. “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
      Jika seseorang bertanya kepada orang Islam, maka dia harus menjawab “Saya orang Islam” atau “Saya seorang Muslim”. Bukan menjawab, “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
      Al-Quran surat Fusilat. Surah ke-41 ayat 33. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang muslim, yaitu orang yang berserah diri?"
         Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja non-Islam dan para penguasa mengajak mereka masuk Islam. Dalam surat tersebut, Nabi menyebutkan Al-Quran surah Ali Imran ayat 64.
      “Katakan, Wahai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka, “Saksikan, kami adalah orang muslim, yaitu orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
      Semua umat Islam harus menghormati semua ulama besar Islam. Umat Islam  harus menghormati semua kiai dan ulama besar Islam, termasuk empat Imam mazhab. Yaitu Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. Semoga Allah merahmati mereka.
      Mereka semuanya ulama besar. Semoga Allah membalas segala amal baik dan kerja keras penelitian mereka. Kita boleh mengikuti pendapat dan riset yang dilakukan Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. 
     Tetapi, jika dihadapkan pada pertanyaan,“Siapakah Anda?” Jawaban yang semestinya, “Saya seorang muslim” atau, “Saya orang Islam”.
      Nabi bersabda,”Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan”. Nabi memprediksi terpecahnya umat menjadi 73 golongan. Nabi tidak menyebutkan umat Islam harus membagi dirinya menjadi 73 golongan.
      Nabi bersabda, “Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, kesemuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan”. Sahabat bertanya, “Golongan manakah yang masuk surga?” Nabi menjawab, “Golongan yang mematuhi Allah dan Rasul-Nya”.
     Ulil Absar Abdalla berpendapat perpecahan dalam agama dimulai dari masalah politik. Para pemimpin politik berebut jumlah pemilih. Para tokoh politik ingin menambah jumlah anggotanya. Untuk kepentingan pemilihan umum.
      Para pemimpin politik ingin merebut “harta, tahta, dan wanita” menggunakan aneka cara. Kadang kala mereka “menghalalkan” segala cara.
      Sebaiknya para pemimpin kelompok Islam pada tingkatan apa pun. Para pemimpin umat Islam, di mana pun mereka berada. Mereka harus saling melengkapi untuk menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia.
     Sebaiknya sesama umat Islam jangan saling menyindir, menghina, dan merendahkan. Jangan saling “mengafirkan”, dan jangan “membid’ahkan” sesama Islam. Jangan gampang diadu domba. Sesama umat Islam harus rukun.
    Tidak ada manusia sempurna. Tidak ada kelompok yang sempurna. Tidak ada golongan yang sempurna. Mereka harus saling melengkapi.
      Semua umat Islam harus saling “menyempurnakan” dan menutupi “kekurangan” lainnya, guna menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia. Semoga kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.