Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, March 1, 2020

4764. TAFSIR AL-QURAN MODERN


TAFSIR AL-QURAN MODERN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Al-Quran mengenalkan dirinya sebagai petunjuk bagi manusia.
2.    Al-Quran sebagai kitab suci yang diturunkan agar manusia keluar dari kegelapan menuju terang benderang.

3.    Al-Quran surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 1.


الر ۚ كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu agar kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

4.    Ayat Al-Quran menjelaskan manusia tadinya adalah satu kesatuan (ummatan wahidah).
5.    Akibat lajunya pertumbuhan penduduk dan pesatnya perkembangan masyarakat, maka timbul masalah yang memunculkan perbedaan pendapat.
6.    Allah mengutus para nabi dan menurunkan kitab suci, agar mereka dapat menyelesaikan perbedaan dan menemukan solusi untuk masalah mereka.

7.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 213.

سَلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ آتَيْنَاهُمْ مِنْ آيَةٍ بَيِّنَةٍ ۗ وَمَنْ يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri. Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

8.    Agar Al-Quran berguna sesuai dengan fungsi di atas, Al-Quran memerintahkan umat manusia mempelajari dan memahaminya.
9.    Sehingga manusia dapat menemukan solusi yang mengantarkan menuju jalan terang benderang.

10. Al-Quran surah Shad (surah ke-38) ayat 29.

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, agar mereka memperhatikan ayatnya dan  mendapatkan pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.

11. Al-Quran menggambarkan masyarakat ideal seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya.
12. Lalu tunas itu menjadikan tanaman menjadi kuat dan membesar berdiri tegak di atas pokoknya, serta tanaman itu menyenangkan hati.

13. Al-Quan surah Al-Fath (surah ke-48) ayat 29.

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tampak bekas sujud pada muka mereka. Demikian sifat mereka dalam Taurat dan Injil, seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu membuat tanaman kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ampunan dan pahala yang besar.
  
14. Ayat Al-Quran ini menggambarkan masyarakat ideal selalu berubah dan berkembang menuju kesempurnaan.
15. Masyarakat modern bercirikan dinamis dan selalu berubah.
16. Al-Quran menganjurkan pembaruan (tajdid), modernisasi, atau reaktualisasi.
17. Semua ulama mengakui dan menyadari perlunya tajdid (modernisasi), tetapi dalam pengertian dan pengalaman terjadi perbedaan.

18. Sebagian ulama menafsirkan kata “tajdid” artinya “mengembalikan ajaran agama seperti pada masa salaf pertama”.
19. Ulama yang lain menafsirkan “tajdid “ bermakna “menyebarluaskan ilmu”.
20. Salaf ialah sesuatu atau orang yang terdahulu.
21. Rumusan gabungan pengertian “tajdid” adalah “menyebarluaskan dan menghidupkan kembali ajaran agama seperti yang dipahami dan diterapkan pada masa awal”.
22. Ulama yang lain memahami “tajdid“ artinya “usaha menyesuaikan ajaran agama dengan kehidupan masa kini dengan takwil.
23. Takwil adalah menafsirkan ayat Al-Quran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kondisi sosial masyarakat.
24. Menafsirkan ayat Al-Quran seperti dipahami dan ditafsirkan seperti pada masa salaf pertama tidak sepenuhnya benar.
25. Al-Quran diyakini berdialog dengan setiap generasi dan memerintahkan manusia mempelajari dan memikirkannya.
26. Hasil pemikiran seseorang dipengaruhi pengalaman, pengetahuan, kecenderungan, dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
27. Memaksa suatu generasi  mengikuti keseluruhan hasil pemikiran generasi masa lampau mengakibatkan kesulitan.
28. Hakikat ciri dan masyarakat selalu berubah.
29. Melakukan tajdid dengan menghapus atau membatalkan ajarannya, pada hakikatnya menghilangkan ciri ajaran Al-Quran yang selalu sesuai dengan setiap zaman dan lokasi.
30. Menafsirkan ayat Al-Quran sejalan dengan perkembangan masyarakat atau penemuan ilmiah tanpa seleksi akan berbahaya.
31. Perkembangan masyarakat dapat berupa potensi positif atau sebaliknya, berupa potensi negatif.
32. Penemuan ilmiah selalu bersifat objektif.
33. Hasil penemuan ilmiah ada yang telah mapan, tetapi ada yang belum mapan.
34. Diperlukan beberapa catatan terhadap gagasan para pemikir dan ulama kontemporer atau masa kini.
35. Para ulama yang berbicara tajdid (modernisasi), berbeda pendapat tentang  batasnya.
1)    Sebagian ulama membatasinya, sehingga tidak mencapai hasil yang diharapkan.
2)    Sebagian ulama lain melampaui batas, sehingga berbahaya.
3)    Sebagian ulama berpandangan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan berkembang pula pemahaman makna ayat Al-Quran.
4)    Sebagian ulama lain berpendapat syariat Islam harus dipahami seperti zaman para sahabat Nabi.

36. Sebagian ulama memperluas penggunaan takwil, dengan menggunakan akal seluas-luasnya dalam memahami ajaran agama, dan mempersempit wilayah gaib.
37. Jika hal ini dilanjutkan tanpa batas, maka dapat mengakibatkan penolakan terhadap  hal-hal yang bersifat suprarasional.
38. Menggunakan akal sebagai tolok ukur satu-satunya dalam memahami teks ayat Al-Quran, peristiwa alam, sejarah kemanusiaan dan hal yang hal gaib, berarti menggunakan akal yang terbatas untuk menafsirkan perbuatan Allah Yang Maha Mutlak dan Tidak Terbatas.  
39. Jika redaksi ayat Al-Quran cukup jelas dan tidak bertentangan dengan akal, meskipun belum dipahami hakikatnya, maka ayat Al-Quran tersebut tidak perlu ditakwilkan dengan memaksakan suatu makna yang dianggap logis.
40. Perkembangan masyarakat yang positif dan hasil penemuan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, harus menjadi pegangan pokok dalam memahami dan menafsirkan ayat Al-Quran.
41. Jika teks ayat Al-Quran bertentangan dengan perkembangan dan penemuan ilmiah, maka harus ditakwilkan dalam batas yang dibenarkan.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
4.    TafsirWeb.online.


4764. TAFSIR AL-QURAN MODERN


TAFSIR AL-QURAN MODERN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Al-Quran mengenalkan dirinya sebagai petunjuk bagi manusia.
2.    Al-Quran sebagai kitab suci yang diturunkan agar manusia keluar dari kegelapan menuju terang benderang.

3.    Al-Quran surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 1.


الر ۚ كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu agar kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

4.    Ayat Al-Quran menjelaskan manusia tadinya adalah satu kesatuan (ummatan wahidah).
5.    Akibat lajunya pertumbuhan penduduk dan pesatnya perkembangan masyarakat, maka timbul masalah yang memunculkan perbedaan pendapat.
6.    Allah mengutus para nabi dan menurunkan kitab suci, agar mereka dapat menyelesaikan perbedaan dan menemukan solusi untuk masalah mereka.

7.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 213.

سَلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ آتَيْنَاهُمْ مِنْ آيَةٍ بَيِّنَةٍ ۗ وَمَنْ يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri. Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

8.    Agar Al-Quran berguna sesuai dengan fungsi di atas, Al-Quran memerintahkan umat manusia mempelajari dan memahaminya.
9.    Sehingga manusia dapat menemukan solusi yang mengantarkan menuju jalan terang benderang.

10. Al-Quran surah Shad (surah ke-38) ayat 29.

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, agar mereka memperhatikan ayatnya dan  mendapatkan pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.

11. Al-Quran menggambarkan masyarakat ideal seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya.
12. Lalu tunas itu menjadikan tanaman menjadi kuat dan membesar berdiri tegak di atas pokoknya, serta tanaman itu menyenangkan hati.

13. Al-Quan surah Al-Fath (surah ke-48) ayat 29.

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tampak bekas sujud pada muka mereka. Demikian sifat mereka dalam Taurat dan Injil, seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu membuat tanaman kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ampunan dan pahala yang besar.
  
14. Ayat Al-Quran ini menggambarkan masyarakat ideal selalu berubah dan berkembang menuju kesempurnaan.
15. Masyarakat modern bercirikan dinamis dan selalu berubah.
16. Al-Quran menganjurkan pembaruan (tajdid), modernisasi, atau reaktualisasi.
17. Semua ulama mengakui dan menyadari perlunya tajdid (modernisasi), tetapi dalam pengertian dan pengalaman terjadi perbedaan.

18. Sebagian ulama menafsirkan kata “tajdid” artinya “mengembalikan ajaran agama seperti pada masa salaf pertama”.
19. Ulama yang lain menafsirkan “tajdid “ bermakna “menyebarluaskan ilmu”.
20. Salaf ialah sesuatu atau orang yang terdahulu.
21. Rumusan gabungan pengertian “tajdid” adalah “menyebarluaskan dan menghidupkan kembali ajaran agama seperti yang dipahami dan diterapkan pada masa awal”.
22. Ulama yang lain memahami “tajdid“ artinya “usaha menyesuaikan ajaran agama dengan kehidupan masa kini dengan takwil.
23. Takwil adalah menafsirkan ayat Al-Quran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kondisi sosial masyarakat.
24. Menafsirkan ayat Al-Quran seperti dipahami dan ditafsirkan seperti pada masa salaf pertama tidak sepenuhnya benar.
25. Al-Quran diyakini berdialog dengan setiap generasi dan memerintahkan manusia mempelajari dan memikirkannya.
26. Hasil pemikiran seseorang dipengaruhi pengalaman, pengetahuan, kecenderungan, dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
27. Memaksa suatu generasi  mengikuti keseluruhan hasil pemikiran generasi masa lampau mengakibatkan kesulitan.
28. Hakikat ciri dan masyarakat selalu berubah.
29. Melakukan tajdid dengan menghapus atau membatalkan ajarannya, pada hakikatnya menghilangkan ciri ajaran Al-Quran yang selalu sesuai dengan setiap zaman dan lokasi.
30. Menafsirkan ayat Al-Quran sejalan dengan perkembangan masyarakat atau penemuan ilmiah tanpa seleksi akan berbahaya.
31. Perkembangan masyarakat dapat berupa potensi positif atau sebaliknya, berupa potensi negatif.
32. Penemuan ilmiah selalu bersifat objektif.
33. Hasil penemuan ilmiah ada yang telah mapan, tetapi ada yang belum mapan.
34. Diperlukan beberapa catatan terhadap gagasan para pemikir dan ulama kontemporer atau masa kini.
35. Para ulama yang berbicara tajdid (modernisasi), berbeda pendapat tentang  batasnya.
1)    Sebagian ulama membatasinya, sehingga tidak mencapai hasil yang diharapkan.
2)    Sebagian ulama lain melampaui batas, sehingga berbahaya.
3)    Sebagian ulama berpandangan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan berkembang pula pemahaman makna ayat Al-Quran.
4)    Sebagian ulama lain berpendapat syariat Islam harus dipahami seperti zaman para sahabat Nabi.

36. Sebagian ulama memperluas penggunaan takwil, dengan menggunakan akal seluas-luasnya dalam memahami ajaran agama, dan mempersempit wilayah gaib.
37. Jika hal ini dilanjutkan tanpa batas, maka dapat mengakibatkan penolakan terhadap  hal-hal yang bersifat suprarasional.
38. Menggunakan akal sebagai tolok ukur satu-satunya dalam memahami teks ayat Al-Quran, peristiwa alam, sejarah kemanusiaan dan hal yang hal gaib, berarti menggunakan akal yang terbatas untuk menafsirkan perbuatan Allah Yang Maha Mutlak dan Tidak Terbatas.  
39. Jika redaksi ayat Al-Quran cukup jelas dan tidak bertentangan dengan akal, meskipun belum dipahami hakikatnya, maka ayat Al-Quran tersebut tidak perlu ditakwilkan dengan memaksakan suatu makna yang dianggap logis.
40. Perkembangan masyarakat yang positif dan hasil penemuan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, harus menjadi pegangan pokok dalam memahami dan menafsirkan ayat Al-Quran.
41. Jika teks ayat Al-Quran bertentangan dengan perkembangan dan penemuan ilmiah, maka harus ditakwilkan dalam batas yang dibenarkan.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
4.    TafsirWeb.online.


4763. BERLOMBA DALAM KEBAIKAN

BERLOMBA DALAM KEBAIKAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Berlomba adalah beradu kecepatan, kecakapan, dan kemampuan, sedangkan kebaikan adalah sifat baik, dan perbuatan baik.
2.    Berlomba dalam kebaikan adalah beradu kemampuan, kecepatan, dan kecakapan dalam berperilaku dan perbuatan baik.

3.    Al-Quran surah Al-Mukminun (surah ke-23) ayat 96.

ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ ۚ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ

Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Allah lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.

1.    Al-Quran surah Al-Qashas (surah ke-28) ayat 54.

أُولَٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Mereka diberikan pahala 2 kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Allah rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan.

2.    Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 48.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain, maka putuskan perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan kamu jangan mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah, kamu semuanya kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

3.    Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 100.
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.

4.    Al-Quran surah At-Taaubah (surah ke-21) ayat 90.
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.

5.       Al-Quran surah Fathir (surah ke-35) ayat 32.
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ


Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri sendiri dan mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.


Daftar Pustaka
1.    Hatta, DR. Ahmad. Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Penerbit Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.
2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

3.    TafsirWeb.online.