Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, June 27, 2024

33871. ALLAH TEGUR RASUL AGAR BERBUAT ADIL

 





ALLAH TEGUR RASUL AGAR BERBUAT ADIL

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 135.

 

۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا

     

     

Wahai orang-orang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah meskipun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu kebaikannya. Maka kamu jangan mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala yang kamu kerjakan.

 

 

Asbabun nuzul (penyebab turunnya) surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 135.

 

1)        As-Suddi menjelaskan pada suatu hari 2 orang bersengketa menghadap  Rasulullah.

 

2)        Orang yang satu kaya harta, sedangkan yang lain orang miskin.

 

 

3)        Rasulullah membela orang miskin, karena beranggapan orang miskin tidak mungkin menzalimi orang kaya.

 

4)        Kemudian turun ayat 135 ini, yang memerintahkan Rasulullah berbuat adil.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.        Hatta, DR. Ahmad. Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Penerbit Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.

2.        Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

3.        Tafsirq.com online.

 

 

 

 

 

33869. JUDI ONLINE TERKAIT KONDISI EKONOMI POLITIK

 


JUDI ONLINE TERKAIT KONDISI EKONOMI POLITIK

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Kita sibuk berantas judi online.

Petinggi negeri sebut.

Judi penyakit kronis.

 

Data terbaru.

Pelaku judi online 6,3 juta orang.

 

Nilai transaksi Rp600 triliun.

Pada kuartal 1 tahun 2024.

 

Pemerintah salahkan warga.

Terjerat judi online.

 

Apakah para pejabat negeri.

Bersih dari judi dan taruhan?

 

Apakah kebijakan yang diambil.

Bebas dari bandar dan petaruh?

 

Larangan judi dalam segala bentuknya.

Sudah ada.

 

Seperti:

1)        Kitab UU Hukum Pidana.

2)        UU 7 Tahun 1974 tentang Perjudian.

 

3)        UU ITE larangan judi online. 

Negara tampaknya lupa.

Akar masalah judi.

 

Yaitu putus asa.

Pada kondisi ekonomi.

 

Warga ingin ubah nasib.

Dengan cepat dan instan.

 

Mereka rela bertaruh harta.

Dengan harapan dapat jackpot 

 

Terima limpahan harta.

Bisa penuhi segala keinginan.

 

Contohnya.

Calon bertaruh harta.

 

Demi meraih jabatan.

1)        Wakil rakyat.

2)        Eksekutif.

 

3)        Yudikatif.

4)        Dan lainnya.

 

Tak adil jika rakyat disalahkan.

Sebab cara instan dicontohkan.

Para pemimpin negeri.

 

Misalnya.

1)        Mengubah aturan.

2)        Mengubah syarat.

 

Jadi contoh instan.,

Bertaruh demi hasrat kuasa.

 

Judi online tak sekadar soal hukum.

Tapi juga masalah:

 

1)        Sosial.

2)        Ekonomi.

 

3)        Politik.

4)        Dan lainnya.

 

Ketika ekonomi terpuruk.

Dan lapangan kerja minim.

 

Warga cari jalan pintas.

Untuk ubah nasib.

 

Judi online.

Tawarkan harapan palsu.

 

Yang menggiurkan.

Bagi yang putus asa.

 

Pemimpin harus mawas diri.

Stop praktik instan.

 

Tanpa etika.

Mempertaruhkan martabat bangsa.

 

Demi angkat derajat keluarga.

Dan kroni pendukungnya.

 

Atau agar klop.

Ubah larangan judi.

 

Jadi UU tata cara:

1)        Berjudi.

2)        Bertaruh.

 

(Sumber kontan)

 

33868. PEMILU BAYAR AGAR JADI PEJABAT TERMASUK JUDI

 


PEMILU BAYAR AGAR JADI PEJABAT TERMASUK JUDI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Kita sibuk berantas judi online.

Petinggi negeri sebut.

Judi penyakit kronis.

 

Data terbaru.

Pelaku judi online 6,3 juta orang.

 

Nilai transaksi Rp600 triliun.

Pada kuartal 1 tahun 2024.

 

Pemerintah salahkan warga.

Terjerat judi online.

 

Apakah para pejabat negeri.

Bersih dari judi dan taruhan?

 

Apakah kebijakan yang diambil.

Bebas dari bandar dan petaruh?

 

Larangan judi dalam segala bentuknya.

Sudah ada.

 

Seperti:

1)        Kitab UU Hukum Pidana.

2)        UU 7 Tahun 1974 tentang Perjudian.

 

3)        UU ITE larangan judi online. 

Negara tampaknya lupa.

Akar masalah judi.

 

Yaitu putus asa.

Pada kondisi ekonomi.

 

Warga ingin ubah nasib.

Dengan cepat dan instan.

 

Mereka rela bertaruh harta.

Dengan harapan dapat jackpot 

 

Terima limpahan harta.

Bisa penuhi segala keinginan.

 

Contohnya.

Calon bertaruh harta.

 

Demi meraih jabatan.

1)        Wakil rakyat.

2)        Eksekutif.

 

3)        Yudikatif.

4)        Dan lainnya.

 

Tak adil jika rakyat disalahkan.

Sebab cara instan dicontohkan.

Para pemimpin negeri.

 

Misalnya.

1)        Mengubah aturan.

2)        Mengubah syarat.

 

Jadi contoh instan.,

Bertaruh demi hasrat kuasa.

 

Judi online tak sekadar soal hukum.

Tapi juga masalah:

 

1)        Sosial.

2)        Ekonomi.

 

3)        Politik.

4)        Dan lainnya.

 

Ketika ekonomi terpuruk.

Dan lapangan kerja minim.

 

Warga cari jalan pintas.

Untuk ubah nasib.

 

Judi online.

Tawarkan harapan palsu.

 

Yang menggiurkan.

Bagi yang putus asa.

 

Pemimpin harus mawas diri.

Stop praktik instan.

 

Tanpa etika.

Mempertaruhkan martabat bangsa.

 

Demi angkat derajat keluarga.

Dan kroni pendukungnya.

 

Atau agar klop.

Ubah larangan judi.

 

Jadi UU tata cara:

1)        Berjudi.

2)        Bertaruh.

 

(Sumber kontan)