CORAK TAFSIR AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Ayat Al-Quran seperti
berlian.
Semakin banyak sudut pandang, semakin banyak sinar yang
ditampilkan.
Rasulullah adalah
mubayin.
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad dari Allah melalui
malaikat Jibril.
Rasulullah berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan).
Nabi Muhammad menjelaskan kepada para sahabat tentang arti dan
kandungan Al-Quran, terutama ayat yang tidak dipahami para sahabat.
Keadaan ini berlangsung sampai Rasulullah wafat.
Meskipun penjelasan itu tidak semua kita ketahui.
Karena riwayatnya tidak sampai kepada kita.
Atau memang Nabi Muhammad tidak menjelaskan semua kandungan
Al-Quran.
Pada zaman Nabi Muhammad, para sahabat langsung menanyakan
masalah yang tidak jelas kepada beliau.
Setelah Rasulullah wafat, para sahabat terpaksa
melakukan ijtihad, terutama yang punya kemampuan.
Beberapa corak tafsir
Al-Quran.
1) Corak sastra bahasa.
2) Corak filsafat dan teologi.
3) Corak penafsiran ilmiah.
4) Corak fiqih atau hukum.
5) Corak tasawuf.
6) Corak sastra budaya kemasyarakatan.
Corak sastra bahasa.
1) Corak ini timbul
akibat banyaknya orang non-Arab yang memeluk Islam.
2) Akibat kelemahan orang
Arab dalam bidang sastra.
3) Sehingga dirasakan perlu
menjelaskan keistimewaan dan kedalaman arti kandungan Al-Quran dalam bidang
sastra.
Corak filsafat dan teologi.
1) Corak ini akibat
penerjemahan kitab filsafat yang mempengaruhi dan masuk Islamnya penganut agama
lain.
2) Dengan sadar atau
tidak umat Islam masih meyakini beberapa hal kepercayaan lama dan menimbulkan
pendapat berbeda dalam penafsiran mereka.
Corak penafsiran ilmiah.
1) Dengan kemajuan sains
dan teknologi yang terjadi.
2) Para penafsir berusaha
memahami ayat Al-Quran sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi.
Corak fiqih atau hukum.
1) Karena berkembangnya
ilmu fiqih dan terbentuknya mazhab fiqih.
2) Setiap mazhab berusaha
membuktikan kebenaran pendapatnya berdasarkan penafsiran mereka terhadap
ayat-ayat hukum.
Corak tasawuf.
1) Sebagai reaksi timbulnya
gerakan sufi sebagai reaksi kecenderungan berbagai pihak terhadap
materi.
2) Atau sebagai
kompensasi terhadap kelemahan yang dirasakan.
Corak sastra budaya kemasyarakatan.
1) Bermula pada masa
Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905 M).
2) Aneka corak mulai
berkurang.
3) Perhatian lebih banyak
tertuju kepada satu corak tafsir yang menjelaskan petunjuk ayat
Al-Quran berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat.
4) Berusaha mengatasi
masalah berdasarkan petunjuk ayat Al-Quran.
5) Dengan menampilkan
pedoman ayat Al-Quran dalam bahasa yang mudah dipahami dan indah didengarkan.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish.
Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish
Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit
Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish.
E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital,
Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
5. Tafsirq.com
online.

0 comments:
Post a Comment