Sunday, December 5, 2021

11928. NABI KHIDIR CERDAS RASIONAL DAN INTUISI

 



NABI KHIDIR CERDAS RASIONAL DAN INTUISI

Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM

 

 

Arti ilmu laduni

 

Ilmu laduni adalah ilmu yang diperoleh dengan mendekatkan diri kepada Allah.

 

Sehingga orang mampu menguasai suatu ilmu.

Tanpa harus belajar.

 

Ilmu laduni adalah ilmu yang diberikan langsung oleh Allah.

Kepada hamba-Nya.

 

Yang disayangi.

Tanpa lewat proses belajar

 

 

KISAH NABI MUSA DAN NABI KHIDIR

 

Nabi Musa ditanya umatnya,

 

“Wahai Nabi Musa.

Siapakah manusia paling pinter di dunia ini?”

 

Nabi Musa menjawab dengan yakin,

 

“Saya manusia paling pinter.

 

Tak ada lagi manusia lebih pinter dibanding saya.”

 

Kemudian, Nabi  Musa ditegur Allah.

 

 

Nabi Musa mengajak muridnya bernama Yusak bin Nun.

 

Mencari pertemuan 2 laut.

 

Karena hamba yang disayangi Allah menguasai 2 lautan.

 

Hal itu adalah isyarat.

 

Bahwa Nabi Khidir punya 2 kecerdasan, yaitu:

1.      Cerdas rasional.

2.      Cerdas intuisi.

 

Rasional adalah menurut pikiran yang sehat.

 

Intuisi adalah bisikan hati.

Atau kemampuan memahami sesuatu tanpa dipelajari.

 

 

Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-1) ayat 65-68.

 

فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا

 

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.

 

قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

 

Musa berkata kepada Khidir: "Bolehkah aku mengikutimu agar kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"

 

قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا

 

Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup sabar bersama aku.

 

وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا

 

Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum punya pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"

 

 

Ayat di atas bisa dipahami.

 

Bahwa cara mendapat ilmu laduni.

Yaitu dengan mengejar kasih sayang Allah.

 

Jika berhasil.

Maka orang bisa mendapat ilmu laduni.

 

Yaitu ilmu yang langsung diberikan oleh Allah.

Tanpa belajar.

 

 

Nabi Musa ingin berguru kepada Nabi Khidir.

Yang punya ilmu laduni.

 

Aslinya, Nabi Khidir menolaknya.

 

Nabi Khidir menilai Nabi Musa tak bisa sabar mengikutinya.

 

Karena Nabi Musa tak punya ilmunya.

 

Ilmu itu diberi oleh Allah.

 

Jika Nabi Musa tak diberi ilmu oleh Allah.

 

Maka bagaimana bisa sabar menghadapinya.

 

Jika manusia tak paham modus dan alasannya

 

Maka dia tak bisa sabar.

 

Dalam logika wajar.

Apa yang dilakukan Nabi Khidir tak masuk akal, yaitu:

 

1.      Dibolehkan menumpang perahu.

Tapi perahunya dirusak.

 

Hal itu tak punya rasa terima kasih.

 

2.      Di tengah jalan,  ketemu anak yang tak dikenal.

Tapi kecil itu langsung dibunuhnya.

 

Hal itu tindakan kriminal sangat kejam.

 

3.      Saat diusir oleh penduduk.

Ternyata malah membangun rumah milik penduduk.

Yang akan roboh.

 

Hal itu semuanya.

Tak bisa diterima akal yang normal.

 

Sehingga tak bisa diterima oleh Nabi Musa.

 

Orang biasa yang tak diberi tahu motif dan alasannya.

 

Akan menolaknya.

 

Tapi, Nabi Khidir diberi tahu  motif dan alasannya oleh Allah.

 

 

Maka jangan mudah menyalahkan orang lain.

 

Karena kita tak tahu motif dan alasannya.

 

Kisah Nabi Ayub diberi ilmu membuat baju dari beasi.

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 20.

 

 

 

 

 

 (Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)

0 comments:

Post a Comment