Wednesday, December 21, 2022

15895. BANK DUNIA HARGA BERAS INDONESIA 2 KALI VIETNAM

 

 


BANK DUNIA HARGA BERAS INDONESIA 2 KALI VIETNAM

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Bank Dunia:

Dalam 10 tahun terakhir.

 

Harga beras Indonesia.

 Paling mahal Se-ASEAN.

 

Bank Dunia melaporkan.

Harga beras di Indonesia.

Lebih tinggi daripada negara ASEAN lain.

Selama 10 tahun terakhir.

 

Berdasarkan laporan

Bank Dunia Indonesia Econic Prospect (IEP).

Desember 2022.

 

Harga beras di Indonesia.

Lebih tinggi 28 persen.

Dibanding harga di Filipina.

 

 Bahkan beras Indonesia.

Harganya 2 kali lipat.

 

Harga beras di:

1)        Vietnam.

2)        Kamboja.

 

3)        Myanmar.

4)        Thailand.

 

"Konsumen Indonesia.

Membayar harga beras.

 

Dan makanan pokok lainnya.

Lebih tinggi dibanding negara tetangga," tulis Bank Dunia.

Selasa (20/12/2022).

 

Penyebab harga beras Indonesia mahal.

Karena kebijakan pemerintah.

 

1.        Mendukung harga pasar bagi produsen di sektor pertanian.

 

2.        Kebijakan pembatasan perdagangan.

 

Seperti:

1)        Tarif impor.

2)        Monopoli impor BUMN.

 

3.        Kebijakan harga beli minimum di tingkat petani.

 

4.        Kurangnya investasi jangka Panjang.

Seperti :

1)        Riset.

2)        Pengembangan pertanian.

3)        Layanan penyuluhan.

4)        Pengembangan SDM pertanian.

 

Menghambat peningkatan produktivitas.

Yang bisa turunkan harga pangan.

Dalam jangka panjang.

 

5.        Rantai pasokan panjang.

6.        Biaya distribusi tinggi.

7.        Geografi negara yang kompleks.

 

Juga menaikkan harga pangan.

Bagi konsumen di negara itu," jelas Bank Dunia.

 

Harga beras tinggi.

Kontribusi ke inflasi.

 

Tambah kondisi global.

Beberapa waktu ini.

 

Khusus Indonesia.

Komoditas pangan.

 

Penyebab inflasi.

Tak hanya beras.

Tapi juga:

1)        Cabai.

2)        Bawang merah.

 

3)        Daging.

4)        Telur.

 

5)        Kedelai.

6)        Gandum.

7)        Minyak goreng.

 

Menurut Bank Dunia.

Hal ini dapat diatasi.

 

Dengan kebijakan tingkatkan produktivitas.

Dan kurangi hambatan impor pertanian dan pangan.

 

(Sumber Kompas)

0 comments:

Post a Comment