Wednesday, June 16, 2021

9961. HUKUMNYA MENJUAL PADI YANG MASIH DI SAWAH


 





HUKUMNYA MENJUAL PADI YANG MASIH DI SAWAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Hukumnya Menjual Padi Yang Masih Di Sawah

 

 

Jual beli adalah kegiatan muamalah yang dibolehkan dalam Islam.

 

Tapi ada jual beli yang dilarang dalam lslam.

 

Termasuk dilarang adalah jual beli yang belum jelas (gharar).

 

Yaitu dilarang jual beli sesuatu bersifat spekulasi atau samar-samar.

 

Sesuatu yang samar-samar hukumnya haram  untuk jual beli.

 

Karena dapat merugikan salah satu pihak.

 

Yaitu merugikan pihak penjual atau pembeli.

 

 

Yang dimaksud samar-samar adalah:

 

1)     Tidak jelas barangnya.

2)     Tak jelas harganya.

 

3)     Tak jelas kadarnya.

4)     Tak jelas waktu bayarnya.

 

5)      Dan tak jelas lainnya.

 

 

Rasulullah melarang jual beli:

 

1)          Muhaqalah.

2)          Muzabanah.

 

3)          Mukhadarah.

 

 

4)          Mulamasah.

 

5)          Munabadzah.

 

 

MUHAQALAH

 

Muhaqalah adalah menjual tanaman yang masih di sawah atau di ladang yang belum siap dipanen.

 

 

MUZABANAH

 

Muzabanah ialah menjual atau menukar buah basah dengan buah kering.

 

Seperti menjual kurma kering dengan bayaran kurma basah.

 

 

MUKHADARAH

 

Mukhadarah adalah jual beli tetumbuhan yang masih hijau (belum pantas dipanen).

 

Seperti jual beli beli rambutan masih hijau atau mangga yang masih kecil-kecil.

 

 

MULAMASAH

 

Mulamasah yaitu jual beli dengan cara sentuh-menyentuh.

 

Misalnya, orang menyentuh sehelai kain.

 

 

Maka orang yang menyentuh berarti telah membeli kain itu.

 

 

MUNABAZAH

 

Munabazah adalah jual beli  dengan cara penjual dan pembeli melempar barangnya.

 

Setelah lempar-melempar terjadi jual beli.

 

Cukup dengan cara ini transaksi sudah terjadi.

 

Dan mengikat.

 

Tanpa adanya rasa saling suka di antara keduanya.

 

 

PENJELASAN

 

Jual beli tanaman di ladang dan jual beli tetumbuhan yang masih hijau dilarang.

 

Karena mengandung unsur samar-samar, tidak jelas, tipuan, dan spekulasi.

 

Ketika padi itu sudah waktunya panen.

 

Ternyata terkena hama wereng, atau terkena banjir, dan lainnya.

 

 

Atau justru panennya melimpah.

 

 

Dengan kondisi ini.

 

 

Maka ada pihak dirugikan dan ada pihak diuntungkan.

 

 

Tapi, jual beli menjadi boleh.

 

 

Jika padi di sawah sudah menguning dan siap dipanen.

 

Sehingga tidak ada unsur samar dan tipuan.

 

Rasulullah melarang jual beli buah-buahan di pohonnya sampai masak.

 

 

Diriwayatkan Ibnu Abbas.

 

 

 Rasulullah tiba di Madinah.

 

Penduduk Madinah terbiasa memesan buah kurma dalam waktu 2 atau 3 tahun.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

 

“Barang siapa memesan sesuatu.

 

Hendaknya memesan dalam jumlah takaran yang diketahui  kedua belah pihak.

 

Dan dalam waktu yang diketahui oleh kedua belah pihak.”

 

 

Rasulullah bersabda,

 

“Jual beli itu harus saling meridai.”

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 29.

 

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

 

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.

 

 

(Sumber suara.muhammadiyah)

0 comments:

Post a Comment