Thursday, April 15, 2021

9267. APAKAH PAHAM WAHABI ITU (2 dari 4)

 


APAKAH PAHAM WAHABI ITU (2 dari 4)

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

GERAKAN PEMURNIAN

 

Gerakan Wahabi atau predikat apa pun  yang dinisbahkan pada gerakan Muhammad bin Abdul Wahab.

 

Gerakan ini pada dasarnya “gerakan pemurnian Islam”.

 

 

Jargon gerakannya seperti tema gerakan pemurnian Islam, yaitu:

 

Pemurnian akidah Islam.

 

 

Pemurnian Islam yang diusung merujuk pada akidah “Salaf Shalih”.

 

 

Seperti dipelopori mazhab Hanbali dan Ibnu Taimiyah.

 

 

Yang menjadi kiblat pemikiran keagamaan Muhammad bin Abdul Wahab.

 

Serta gerakan pemurnian Islam lain di banyak dunia Islam kala itu dan sesudahnya.

 

 

Akidah Salaf merujuk pada yang diajarkan dan dipraktikkan Nabi Muhammad, generasi sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in.

 

 

Yakni era Nabi dan 3 generasi sesudahnya.

 

 

Muhammad bin Abdul Wahab pelanjut dari pemikiran Ibnu Taimiyah dalam hal pemurnian akidah.

 

 

Dan penganut mazhab Hanbali yang ketat.

 

 

Tapi di tangan Wahab, gerakan pemurnian dibumikan lebih konkret dan masif.

 

 

Dalam wujud pemberantasan “paganisme”.

 

 

Atau praktik agama yang cenderung syirik, bid’ah, tahayul, dan khurafat (TBC).

 

 

Wahab pelaksana gerakan pemurnian Islam yang dipelopori Taimiyah dalam corak lebih konkret, kaku,  dan keras.

 

 

Wahab bukan pemikir seperti Ibnu Taimiyah.

 

 

Tetapi pengamal atau mempraktikkan pemurnian Islam di dunia nyata.

 

 

Paganisme adalah praktik agama atau ritual religi yang melakukan sesembahan terhadap hal yang bersifat benda.

 

 

Tetapi dimaknai secara mitis atau mitologis.

 

 

Yang dalam terminologi Islam disebut musyrik, bid’ah,  tahayul, dan khurafat.

 

 

Bukan hanya soal praktik pemujaan terhadap kuburan yang disikapi Wahab.

 

 

Bahkan melukis atau membuat gambar manusia dipandang bertentangan dengan akidah Islam.

 

 

Bagi Wahab, jika manusia berkreasi atau membuat gambar, berarti ia menyerupai Allah.

 

 

Dan kreasi atau ciptaannya menyerupai ciptaan Allah.

 

 

Tindakan ini pengelabuan atau pemalsuan.

 

 

Bentuk pemberhalaan yang masuk kategori syirik dan kufur.

 

 (Adonis, 2009).

 

 

Pandangan ini banyak dianut  gerakan pemurnian Islam pasca Wahab di berbagai dunia muslim.

 

 

 

Gerakan Wahabi juga keras menolak sinkretisme kaum sufi dan tradisional.

 

 

Yang membawa praktik agama bersifat syirik atau politeistik.

 

 

Dan menggelorakan gerakan menegakkan tauhid.

 

 

Atau monoteisme yang membawa semangat transendensi Tuhan.

 

 

Demikian kerasnya.

 

 

Hingga gerakan Abdul Wahab memasukkan golongan muslim yang terlibat keyakinan.

 

 

Dan praktik keagamaan yang menempuh jalan sufi yang menjurus syirik.

 

 

Dianggap kafir dan boleh dibunuh karena meninggalkan ajaran Islam. 

 

 

Gerakan ini sangat tipikal.

 

 

Dan pengaruhnya meluas ke hampir seluruh dunia Islam pada abad ke-18.

 

 

Termasuk ke Indonesia.

 

 

Banyak guru yang ibadah haji dan menuntut ilmu ke Arab Saudi kala itu.

 

 

Setelah kembali ke tanah airnya membawa semangat Islam Wahabi.

 

(Obert, 1997).

 

 

Gerakan  Wahab menjadi kekuatan militan secara politik.

 

 

Setelah bergabung dengan Muhammad Ibnu Saud dari Dar’iyah.

 

 

Yang kemudian melahirkan kekuasaan baru di Semenanjung Arab Saudi.

 

 

Kerjasama Wahab dan Suud memadukan militansi agama dan kekuatan militer meluas di jazirah Arab.

 

 

Akhirnya membentuk Kerajaan Islam Saudi Arabia yang bercorak Wahabi.

 

 

Sejak itu gerakan pemurnian Islam dipelopori Wahab.

 

 

Mendapat dukungan politik kuat dan luas dari Muhammad lbnu Sa’ud dan penerusnya Aiz lbnu Sa’ud.

 

 

 Gerakan ini bukan hanya menegakkan tauhid murni seperti diyakini dan dipahaminya.

 

 

Sekaligus memberantas praktik syirik dan bid’ah.

 

 

Bahkan menghancurkan tempat yang dikeramatkan  sebagian umat Islam kala itu.

 

 

Dengan gerakan menegakkan tauhid yang murni.

 

Sebagai prinsip akidah monoteisme absolut yang menjadi doktrin utamanya.

 

 

Wahabi menghancurkan kuburan dan benda keramat yang ”diberhalakan”.

 

 

Sebagai ikhtiar mencegah umat Islam terjerumus ke jalan kemusyrikan.

 

 

 

Dengan cara radikal ke semua jazirah yang menjadi area pengaruhnya.

 

 

Bukan hanya di Mekah dan Madinah yang menjadi pusat kekuasaan Islam kala itu.

 

 

 

Wahabi menghancurkan benda dan kuburan yang dikeramatkan.

 

 

Hingga ke wilayah Irak di Karbala.

 

 

Sehingga menimbulkan konflik dengan Syi’ah.

 

(Esposito, 2003).

 

 

Karena karakternya keras, Wahabi dikenal gerakan Islam radikal.

 

 

Yang tidak kenal kompromi terhadap ajaran yang dipandang tidak Islami.

 

(Jainuri, 2002).

 

 

Gerakan penghancuran tempat keramat, seperti kuburan.

 

 

 

Dilakukan Wahab setelah terbentuk kekuasaan bersama Muhammad bin Sa’ud.

 

 

Terutama setelah berganti ke Aziz bin Muhammad Sa’ud.

 

 

Aziz ibnu Sa’ud tahun 1802 menyerang kota Karbala di Irak.

 

 

Tempat kuburan Hussein bin Ali.

 

 

 

Menurut sejarawan Tamim Ansari,  membunuh sekitar 2.000 penduduk Syi’ah setempat.

 

 

Pada tahun 1804, pasukan Aziz Sa’ud menaklukkan Madinah.

 

 

 

Dan menghancurkan kuburan para sahabat Nabi Muhammad.

 

 

Tahun 1811 aliansi Aziz-Wahabi memperluas kekuasaan ke Turki dan Asia kecil.

 

 

Tapi gerakannya terhenti.

 

 

Karena dipukul mundur oleh pasukan Turki Usmani di bawah pasukan Muhammad Ali.

 

 

Kemudian Aiz bin Sa’ud ditangkap dan dibawa ke Istanbul.

 

 

Kemudian dibunuh di ibukota kekuasaan Turki ini.

 

 

 

Seperti ayahnya, Muhammad bin Sa’ud dibunuh tahun 1792, Azis Sa’ud terbunuh pula.

 

 

Yang menandai berakhirnya generasi awal peletak dasar Kerajaan Arab Saudi secara tragis.

 

 

Tetapi dinasti kekuasaan Saudi berlangsung hingga saat ini.

 

 

 

Yang juga bercorak paham Wahabi.

 

 

Aliansi Wahabi-Saudi tetap berlangsung setelah Wahab, Sa’ud, dan Aziz Sa’ud meninggal.

 

 

Tetap monarki dinasti Kerajaan Saudi Arabia sampai saat ini.

 

(Anshary, 2006).

 

 

Bagi pengikut Wahabi, gerakan pemurnian Islam ini jalan lurus.

 

 

Yang diyakini wujud menegakkan tauhid murni.

 

 

Yaitu membersihkan syirik dan bid’ah yang menodainya.

 

 

Abdurrahman Ruwaisyidi dikutip Nashir Aqli membela ajaran Wahabi.

 

 

Wahabi bukan agama baru atau mazhab baru seperti isu yang dihembuskan orang tidak simpati kepadanya.

 

 

Tetapi, Wahabi hasil perjuangan murni yang menyerukan kembali kepada ajaran Islam sejati.

 

 

Yang bersumber dari tasyri’ murni.

 

 

Yang mengajak membersihkan total segala bentuk musyrik, bid’ah, dan penyimpangan.

 

 

Serta kesesatan yang menodai kesucian iman, merusak agama.

 

 

Dan menjauhkan kesetiaan  kaum muslimin terhadap nilai ajarannya, dalam segi keyakinan dan perilaku.

 

(Al-Aqli, hal. 4).

 

 

Menurut Stoddard gerakan Wahabi fenomena kebangkitan Islam awal abad ke-20.

 

 

Yang dinisbahkan pada gerakan pembaruan bercorak revivalisme Islam di Saudi Arabia.

 

 

Yakni pembaruan Islam dalam corak lebih kaku.

 

 

Untuk membangkitkan kesadaran umat Islam dari dalam.

 

 

Yang melahirkan kebangkitan dunia Islam.

 

 

Wahabi punya watak orientasi keagaman puritan-konservatif.

 

 

Yang cenderung keras  memberantas syirik dan bid’ah.

 

 

Revivalisme Islam adalah gerakan kebangkitan kembali Islam.

 

 

Pada umumnya, istilah ”kebangkitan Islam” dipakai untuk semua gerakan.

 

 

Yang bertujuan memperbarui cara berpikir dan cara hidup umat Islam.

 

 

Dalam pikiran Ibnu Taimiyah gerakan ini disebut ”muhyi atsari Salaf”.

 

 

Yakni membangkitkan kembali ajaran Islam generasi awal.

 

 

 Gerakan ini ingin mengembalikan umat Islam pada ajaran bersumber Al-Quran dan sunah Rasul yang murni.

 

 

Menentang praktik musyrik dan bid’ah.

 

 

Serta mempraktikkan ijtihad.

 

Sehingga disebut Gerakan Salaf.

 

 (Stoddard, 1966).

 

 

 

(Sumber Haidar Nashir)

 

0 comments:

Post a Comment